Kitab Takdir
1. Proses
penciptaan manusia dalam perut ibunya dan penentuan rezeki, ajal dan amalnya
serta nasibnya sengsara ataukah bahagia
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur
dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami
proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah).
Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging
selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke
dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan
rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah
orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah
seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak
antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului
takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam
neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan
ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja
namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga
maka masuklah dia ke dalam surga. (Shahih Muslim No.4781)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam
rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah
menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah
sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan
berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah
bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah
ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785)
-
Hadis riwayat Ali
ra., ia berkata:
Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad
(sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri
kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang
ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan
mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian
beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu
jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga
ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah
sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai
Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir
kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang
telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada
perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan
sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang
yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap
orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang
berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang
bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka
juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian
beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di
jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),
maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang
yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik,
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim
No.4786)
-
Hadis riwayat Imran
bin Hushain ra., ia berkata:
Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah!
Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang
akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau
ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw.
menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi
takdirnya. (Shahih Muslim No.4789)
2. Tentang
perdebatan antara Adam as. dan Musa as.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pernah Adam dan Musa
saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu
telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab:
Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan
Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan
aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia
menciptakan aku? Nabi saw. bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa,
akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa. (Shahih Muslim No.4793)
3. Ketentuan
nasib manusia terhadap zina dan lainnya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menentukan
kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan
tidak dapat dihindari. Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah
mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah (alat
kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. (Shahih Muslim
No.4801)
4. Pengertian
tentang setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah serta hukum anak-anak kafir
dan anak-anak muslim yang meninggal dunia
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Setiap anak itu
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi
seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor
binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat
yang terpotong hidungnya?. (Shahih Muslim No.4803)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya tentang anak orang-orang
musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka
kerjakan. (Shahih Muslim No.4808)