Kitab Kebajikan,
Silaturahmi Dan Adab Sopan Santun
1. Berbakti
terhadap kedua orang tua dan bahwa mereka adalah yang paling berhak menerima
kebaktian tersebut
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan
bertanya: Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?
Rasulullah saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah
saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah
saw. menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah
saw. menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw.
memohon izin untuk ikut berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu
masih hidup? Orang itu menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah
kamu berperang (dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim
No.4623)
2. Mengutamakan
kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat
lainnya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah
tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi`
pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij
memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu
dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke
arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu,
bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang
melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah
keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan
salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu
kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu,
bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan!
Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena
kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah
anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan
menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan
kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu
memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu
hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij.
Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah
penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak
lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu
menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu
berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka
berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di
tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya
mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar
menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini!
Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah
bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing.
Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun
kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak.
Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij
meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)
3. Silaturahmi
(menyambung hubungan kekeluargaan) dan haram memutuskannya.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah
menciptakan makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, bangkitlah
rahim (hubungan kekeluargaan) berkata: Ini adalah tempat bagi orang berlindung
(kepada-Mu) dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Allah menjawab: Ya. Apakah
kamu senang kalau Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan memutuskan orang
yang memutuskanmu? Ia berkata: Tentu saja. Allah berfirman: Itulah milikmu.
Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Bacalah ayat berikut ini kalau kalian mau:
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati
Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci. (Shahih Muslim No.4634)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Rahim (tali persaudaraan)
itu digantungkan pada arsy, ia berkata: Barang siapa yang menyambungku (berbuat
baik kepada kerabat), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang
memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya. (Shahih Muslim No.4635)
-
Hadis riwayat
Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Tidak akan
masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan. (Shahih Muslim
No.4636)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan
usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi).
(Shahih Muslim No.4638)
4. Pengharaman
saling mendengki, saling membenci dan saling bermusuhan
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling
membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak
menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim No.4641)
5. Haram
mendiamkan lebih dari tiga hari tanpa alasan syara
6. Haram
berburuk sangka, mencari-cari aib orang lain, saling bersaing dalam kehidupan
dunia, saling menjerumuskan dan sebagainya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian
berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah
kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib
yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu
saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling
bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim
No.4646)
7. Pahala yang
diterima seorang mukmin dari penyakit, kesedihan dan lainnya bahkan dari duri
yang menusuknya
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling
banyak menanggung penderitaan daripada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim
No.4662)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika
beliau sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku
dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam
yang sangat parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap
demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. Aku berkata: Itu,
karena engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw. bersabda: Benar. Kemudian
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa suatu
penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut
kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (Shahih
Muslim No.4663)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada
seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar
dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan
derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim
No.4664)
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra.:
Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Tidak ada satu kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai
perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang muslim kecuali akan dihapuskan dengan
penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya. (Shahih Muslim No.4670)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin
merasa sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu
sekalian terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap
musibah yang menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam
bencana kecil yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya. (Shahih
Muslim No.4671)
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra.:
Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah berkata
kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga? Aku
menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi saw.
dan berkata: Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka, maka
mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku. Nabi saw. bersabda: Kalau kamu mau
bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan
memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu berkata:
Baiklah aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya auratku selalu
terbuka, maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat. Lalu
Rasulullah berdoa untuknya. (Shahih Muslim No.4673)
8. Haram berbuat
zalim
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kezaliman itu
akan mendatangkan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim
No.4676)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara
muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa
yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya.
Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan
melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan
barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya
pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4677)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha
Mulia lagi Maha Agung akan mengulur-ulur waktu bagi orang yang zalim. Tetapi
ketika Allah akan menyiksanya, maka Dia tidak akan melepaskannya. Kemudian
beliau membaca firman Allah: Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab
penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah
sangat pedih lagi keras. (Shahih Muslim No.4680)
9. Menolong
saudara muslim yang zalim dan yang dizalimi
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Dua orang pemuda, yang satu dari golongan
Muhajirin dan yang lain dari kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari
kaum Muhajirin berteriak: Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga
berteriak: Wahai orang-orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah saw. dan
berkata: Ada apa ini? Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka
menjawab: Tidak ada apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang
berkelahi sehingga seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah
saw. bersabda: Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu
menolong saudaranya yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau ia
berbuat kezaliman hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan pertolongan
kepadanya dan apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya. (Shahih Muslim
No.4681)
10. Saling
kasih, saling menyayang dan saling membantu di antara orang-orang mukmin
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap
mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling
menguatkan bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)
-
Hadis riwayat
Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta
adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka
anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih
Muslim No.4685)
11. Membujuk
orang yang ditakuti kejahatannya
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa seorang lelaki minta izin menemui Nabi saw. lalu beliau
berkata: Persilakanlah dia masuk! Karena dia itu adalah anak paling buruk sebuah
keluarga atau lelaki paling buruk pada sebuah keluarga. Ketika lelaki itu masuk,
Nabi saw. melembutkan perkataan kepadanya. Aisyah lalu mengatakan: Wahai
Rasulullah! Engkau telah mengatakan tentangnya apa yang telah engkau katakan
tetapi kemudian engkau melembutkan perkataan kepadanya? Beliau bersabda: Wahai
Aisyah! Sesungguhnya orang yang kedudukannya paling buruk di sisi Allah pada
hari kiamat kelak ialah orang yang dijauhi atau ditinggalkan orang lain karena
mereka takut akan kejahatannya. (Shahih Muslim No.4693)
12. Keutamaan
bersikap lembut
13. Barang siapa
yang dikutuk atau dicaci-maki atau didoakan jelek oleh Nabi saw. sedang
sebenarnya dia tidak layak diperlakukan seperti itu, maka itu adalah suatu zakat
atau pahala serta rahmat
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ya Allah! Sesungguhnya
aku hanyalah manusia biasa, maka siapa dari kaum muslimin yang aku caci atau aku
laknat atau aku pukul, maka jadikanlah itu sebagai zakat dan rahmat baginya.
(Shahih Muslim No.4706)
14. Pengharaman
dusta dan dusta yang mubah
15. Haram
mengadu-domba di antara manusia
16. Keutamaan
orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah, dan cara meredahkan
kemarahan
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang kuat itu dengan
menang bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya
ketika marah. (Shahih Muslim No.4723)
-
Hadis riwayat
Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:
Dua orang pemuda saling mencaci di
hadapan Rasulullah saw. lalu mulailah mata salah seorang dari mereka memerah dan
urat lehernya membesar. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu
kalimat yang apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati
yaitu "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Lelaki itu
berkata: Apakah engkau menyangka aku orang gila?. (Shahih Muslim
No.4725)
17. Larangan
memukul wajah
18. Perintah
bagi orang yang lewat dengan membawa senjata di mesjid atau di pasar atau di
tempat-tempat umum lainnya, agar dia memegangi atau menutupi bagian yang
tajam
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang berlalu di mesjid dengan membawa
anak panah lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya: Peganglah mata panahnya.
(Shahih Muslim No.4736)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu lewat di
suatu majlis atau di sebuah pasar, sedang ia membawa anak panah, hendaklah dia
memegang mata panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu,
kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu. (Shahih Muslim
No.4739)
19. Larangan
menghunus senjata ke arah seorang muslim
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Abul Qasim saw. pernah bersabda: Barang siapa yang
menghunuskan senjata ke arah saudaranya, maka malaikat akan terus mengutuknya
sampai ia melepaskannya meskipun dia itu adalah saudara kandungnya sendiri.
(Shahih Muslim No.4741)
20. Wasiat
terhadap tetangga dan berbuat baik kepadanya
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Jibril senantiasa mewasiatkan aku tentang tetangga sampai aku menduga bahwa ia
akan menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4756)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa
mewasiatkan kepadaku mengenai tetangga sampai aku mengira bahwa dia akan
menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4757)
21. Anjuran
memberikan pertolongan dalam perkara yang tidak haram
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. didatangi seseorang untuk
suatu keperluan, maka beliau menghampiri para sahabat yang sedang berkumpul dan
berbincang-bincang lalu bersabda: Bantulah, niscaya kalian akan memperoleh
pahala dan Allah akan memenuhi apa yang Dia suka melalui lisan nabi-Nya. (Shahih
Muslim No.4761)
22. Anjuran
mempergauli orang-orang saleh dan menjauhi kawan-kawan yang jahat
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan berkawan
dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang
penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak
wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu
akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin
dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap. (Shahih
Muslim No.4762)
23. Keutamaan
berbuat baik kepada anak-anak perempuan
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Seorang perempuan bersama dua orang putrinya datang
kepadaku untuk meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu apapun dariku
kecuali satu buah kurma. Lalu aku pun memberikan buah korma itu kepadanya yang
segera ia ambil dan dibagikan kepada kedua orang putrinya sedangkan ia sendiri
tidak memakan sedikit pun dari buah korma itu. Kemudian dia pun bangkit dan
beranjak pergi bersama kedua putrinya. Lalu Rasulullah saw. datang menemuiku dan
aku ceritakan kepada beliau tentang perilaku wanita tadi. Lalu beliau bersabda:
Barang siapa mendapat suatu cobaan berupa anak-anak perempuan kemudian ia
berbuat baik terhadap mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari
api neraka. (Shahih Muslim No.4763)
24. Keutamaan
orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia bersabar mengharapkan keridaan
Allah
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang muslim yang ditinggal
mati oleh tiga orang anaknya tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali hanya
sekedar berlalu saja (sebentar). (Shahih Muslim No.4766)
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Seorang wanita datang menemui Rasulullah
saw. dan berkata: Wahai Rasulullah! Kaum lelaki dapat pergi mendengarkan
hadismu, maka berikanlah kami satu hari dari waktumu agar kami mendatangimu
untuk engkau ajarkan kepada kami dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu.
Rasulullah saw. bersabda: Berkumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini!
Kemudian mereka pun berkumpul pada hari itu lalu Rasulullah saw. mendatangi
mereka dan mengajarkan kepada mereka apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau.
Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Tidak seorang wanita pun dari kamu
sekalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya kecuali mereka akan menjadi
penghalang baginya dari api neraka. Lalu salah seorang wanita bertanya: Dan dua
orang anak, dan dua orang anak dan dua orang anak? Rasulullah saw. menjawab: Dan
dua orang anak, dan dua orang anak, dan dua orang anak. (Shahih Muslim
No.4768)
25. Apabila
Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan membuat hamba-hamba-Nya yang lain
mencintainya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila
Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata:
Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya.
Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si
polan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia
pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia
memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka bencilah
pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit:
Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni
langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi. (Shahih Muslim
No.4772)
26. Seseorang
itu bersama orang yang dicintai
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.:
Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah saw. bersabda: Apa yang telah kamu
persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai. (Shahih
Muslim No.4775)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah
saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang
mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah
saw. menjawab: Seorang akan bersama orang yang dicintai. (Shahih Muslim
No.4779)