Kitab Keutamaan
Sahabat
1. Di antara
keutamaan Abu Bakar Sidik ra.
-
Hadis riwayat Abu
Bakar Sidik ra., ia berkata:
Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas
kepala kami tatkala kami berada dalam gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau
saja salah seorang dari mereka melihat ke kedua kakinya sendiri, niscaya dia
akan melihat kita yang berada di bawahnya. Beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, apa
dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah.
(Shahih Muslim No.4389)
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas
mimbar lalu beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah
antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu yang ada di
sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya. Setelah itu
Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata: Kami bersedia menebus engkau dengan
bapak dan ibu kami. Abu Said Al-Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba
yang telah diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal
itu kepada kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang
paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam persahabatannya adalah
Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat seorang khalil (kekasih), niscaya aku
akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di
dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil
pun kecuali hal itu memang milik Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4390)
-
Hadis riwayat Amru
bin Ash ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya untuk memimpin pasukan
tentara Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya: Siapakah orang yang
paling Anda cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya: Dari kaum lelaki?
Beliau menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Umar.
Setelah itu beliau menyebutkan nama beberapa orang sahabat yang lain. (Shahih
Muslim No.4396)
-
Hadis riwayat
Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth`im dari ayahnya
bahwa seorang wanita pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. kemudian
beliau menyuruh wanita itu supaya kembali lagi kepada beliau di lain waktu. Lalu
wanita itu bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau kalau aku nanti
datang dan tidak menjumpaimu. Bapakku berkata: Tampaknya wanita itu bermaksud
kematian. Beliau bersabda: Jika kamu nanti tidak menjumpaiku, maka temuilah Abu
Bakar. (Shahih Muslim No.4398)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Sewaktu Rasulullah saw. sakit, beliau berkata
kepadaku: Tolong panggilkan Abu Bakar dan saudara lelakimu sehingga aku dapat
menulis surat (wasiat). Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap orang yang
ambisius yang mengatakan: Aku adalah orang yang lebih berhak sementara Allah dan
orang-orang mukmin enggan kecuali Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4399)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki
sedang menuntun seekor sapi miliknya yang sedang memikul beban, tiba-tiba sapi
tersebut menoleh kepadanya dan berkata: Sesungguhnya aku diciptakan bukan untuk
ini, melainkan untuk membajak tanah pertanian. Lalu para sahabat berseru: Maha
Suci Allah! Karena merasa terheran-heran dan terkejut seekor sapi dapat
berbicara. Rasulullah saw. bersabda: Tetapi sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar
mempercayainya. Seterusnya Abu Hurairah ra. mengatakan: Rasulullah saw.
bersabda: Ketika seorang penggembala sedang menggembalakan kambing-kambingnya,
tiba-tiba ada seekor srigala menerkam dan membawa lari salah satu kambingnya.
Lalu penggembala tadi mengejar srigala itu dan berhasil menyelamatkan
kambingnya. Tiba-tiba saja srigala menoleh kepadanya dan berkata: Siapakah yang
akan melindungi kambing-kambing itu pada hari binatang buas yaitu suatu hari
yang tidak terdapat seorang penggembalapun selain aku? Lalu para sahabat kembali
berseru: Maha Suci Allah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku, Abu Bakar
dan Umar mempercayainya. (Shahih Muslim No.4401)
2. Di antara
keutamaan Umar bin Khathab ra.
-
Hadis riwayat Ali
ra.:
Ibnu Abbas ra. berkata: Jasad Umar bin Khathab ra. dibaringkan di atas
tempat tidurnya kemudian orang-orang mengerumuninya, mereka mendoakan, memuji
dan menyalatkan sebelum diangkat (ke kuburnya) dan aku berada di antara mereka.
Kemudian dia melanjutkan: Tidak ada yang menarik perhatianku kecuali dengan
seorang lelaki yang menarik pundakku dari belakang, maka aku pun menoleh ke
arahnya, ternyata dia adalah Ali yang turut berduka cita atas meninggalnya Umar.
Kemudian dia berkata: Tidak ada orang yang lebih aku sukai ketika berjumpa
dengan Allah dengan seperti amal perbuatannya daripada engkau, mudah-mudahan
Allah menempatkanmu bersama dua orang sahabatmu. Dalam hal ini aku sering
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Saya datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku
masuk surga bersama Abu Bakar dan Umar. Dan aku pun keluar bersama Abu Bakar dan
Umar. Sungguh aku berharap semoga Allah berkenan mempertemukanmu dengan mereka.
(Shahih Muslim No.4402)
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang
tidur, aku bermimpi melihat banyak orang sedang berkumpul dengan mengenakan
pakaian yang beragam, ada yang menutupi sampai dada dan ada pula yang kurang
dari itu, lalu lewatlah Umar bin Khathab dengan pakaian yang ia seret. Mereka
bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau
menjawab: Agama. (Shahih Muslim No.4403)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika sedang tidur, aku
bermimpi melihat sebuah gelas besar berisi susu dihidangkan kepadaku. Lalu aku
meminumnya hingga aku dapat menyaksikannya mengalir ke dalam kuku-kukuku
kemudian sisa minumanku aku berikan kepada Umar bin Khathab. Para sahabat
bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau
menjawab: Itu adalah ilmu. (Shahih Muslim No.4404)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ketika
sedang tidur, aku bermimpi melihat diriku berada di dekat sebuah sumur tua di
mana terdapat sebuah timba. Kemudian aku mengambil air sumur itu sebanyak yang
Allah kehendaki. Kemudian dipegang oleh Ibnu Abu Quhafah yang segera mengambil
air sebanyak satu atau dua timba tetapi dalam pengambilan airnya terdapat
kelemahan dan semoga Allah mengampuninya. Lalu timba tersebut berubah menjadi
besar dan segera dipegang oleh Umar bin Khathab ra. dan aku tidak pernah melihat
seorang jenius pun dari umat manusia yang dapat mengambil air seperti
pengambilan Umar bin Khathab ra. hingga manusia dapat minum dengan puas beserta
unta-unta mereka. (Shahih Muslim No.4405)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku bermimpi melihat
diriku seakan-akan sedang mengambil air dengan timba yang berada di atas sebuah
sumur tua. Kemudian datang Abu Bakar dan segera mengambil air sebanyak satu atau
dua timba dengan pengambilan yang agak lemah, semoga Allah mengampuninya.
Kemudian datang Umar dan mengambil air namun tiba-tiba timba tersebut berubah
menjadi sebuah timba besar dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari
umat manusia yang dapat menekuni pekerjaan seperti Umar hingga manusia dapat
minum dengan puas dan menggiring unta-unta mereka ke kandang dalam keadaan puas
minum. (Shahih Muslim No.4407)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku masuk ke dalam
surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku
bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab.
Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar
itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang
seperti engkau dicemburui. (Shahih Muslim No.4408)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba
aku bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita
sedang berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya: Milik siapakah
istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Tiba-tiba saja aku teringat
akan kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut
Abu Hurairah ra. mengatakan: Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami
semua berada di majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata:
Demi Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih Muslim
No.4409)
-
Hadis riwayat Saad
bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Umar meminta izin untuk menjumpai
Rasulullah saw. di mana ketika itu ada beberapa orang wanita Quraisy bersama
beliau sedang mengajak beliau bicara dan menanyakan banyak (persoalan) dengan
suara keras. Ketika Umar minta izin masuk, mereka bergegas beranjak saling
mendahului ke arah tabir. Rasulullah saw. mengizinkan Umar untuk masuk sambil
tersenyum. Lalu Umar berkata: Semoga Allah selalu menyenangkanmu wahai
Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Aku terheran melihat perilaku
wanita-wanita yang tadi berada di sisiku, ketika mendengar suaramu, mereka
bergegas menuju ke balik tabir. Umar menyela: Engkaulah orang yang paling berhak
untuk ditakuti, wahai Rasulullah. Kepada wanita-wanita tadi Umar berkata: Wahai
wanita-wanita yang menjadi musuh dirinya sendiri, apakah kalian merasa takut
kepadaku dan tidak merasa takut kepada Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Ya,
karena kamu lebih kasar dan lebih keras daripada beliau. Rasulullah saw.
kemudian bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, setan tidak akan
pernah menemuimu sedang menelusuri suatu jalan kecuali ia akan menelusuri jalan
selain jalanmu. (Shahih Muslim No.4410)
-
Hadis riwayat Umar
ra., ia berkata:
Aku bertepatan dengan kehendak Tuhanku dalam tiga perkara;
dalam perkara makam Ibrahim, dalam perkara hijab dan dalam perkara tawanan
perang Badar. (Shahih Muslim No.4412)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia,
anaknya Abdullah bin Abdullah datang menemui Rasulullah saw. meminta agar
Rasulullah saw. berkenan memberikan pakaiannya untuk digunakan mengkafani
jenazah ayahnya. Beliau memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah juga meminta
agar beliau berkenan menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw. pun berdiri
hendak menyalatkan jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan menarik pakaian
Rasulullah saw. seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan
jenazah ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk menyalatkannya? Rasulullah
saw. bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku lalu beliau
membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak kamu mohonkan
ampunan bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi
mereka berulang sampai tujuh puluh kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh
puluh kali. Umar berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul itu orang munafik.
Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah bukan orang Islam tersebut. Saat
itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Dan
janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara
mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya. (Shahih Muslim
No.4413)
3. Di antara
keutamaan Usman Bin Affan ra.
-
Hadis riwayat Abu
Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
Tatkala Rasulullah saw. berada dalam salah
satu kebun Madinah sedang bersandar dengan menancapkan sebatang kayu antara air
dan tanah tiba-tiba datang seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. Beliau
bersabda kepada pelayan: Bukakanlah pintu dan sampaikan kepadanya kabar gembira
dengan memasuki surga. Orang tersebut ternyata adalah Abu Bakar. Aku pun
membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Tak lama kemudian
datang lagi seseorang minta dibukakan. Rasulullah saw. bersabda: Bukakanlah
pintu dan sampaikan kabar gembira kepadanya mengenai surga. Aku beranjak dan
ternyata orang tersebut adalah Umar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan
kabar gembira tentang surga. Kemudian datang lagi seseorang yang juga ingin
dibukakan. Kemudian Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Bukakanlah pintu dan
sampaikanlah kabar gembira tentang surga dengan musibah yang akan menimpa. Aku
pun pergi menemui orang itu, ternyata dia adalah Usman bin Affan. Aku bukakan
pintu untuknya dan menyampaikan kepadanya berita gembira tentang surga. Usman
lalu berkata: Ya Allah, (berilah) kesabaran atau Allah-lah Yang Maha Penolong.
(Shahih Muslim No.4416)
4. Di antara
keutamaan Ali Bin Abu Thalib ra.
-
Hadis riwayat Saad
bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu
Thalib: Sesungguhnya kedudukanmu terhadapku adalah seperti kedudukan Harun
terhadap Musa, hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim
No.4418)
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika menjelang perang
Khaibar: Sungguh akan aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang akan
Allah berikan kemenangan di bawah pimpinannya yang mencintai Allah dan Rasul-Nya
dan juga dicintai Allah dan Rasul-Nya. Pada malam hari orang-orang ramai
membicarakan tentang siapakah orang yang akan diberi bendera itu. Keesokan
paginya mereka menghadap Rasulullah saw. dan semua berharap agar diberi bendera
tersebut. Rasulullah saw. bertanya: Di manakah Ali bin Abu Thalib? Mereka
menjawab: Dia sedang mengeluhkan kedua matanya yang sakit, wahai Rasulullah.
Lalu mereka diutus untuk menemuinya dan mengajaknya ke hadapan beliau. Kemudian
Rasulullah saw. meludahi kedua matanya serta mendoakan sehingga sembuh
seakan-akan tidak merasakan sakit sebelumnya. Selanjutnya Rasulullah saw.
memberikan bendera itu kepadanya. Ali berkata: Wahai Rasulullah, aku akan
memerangi mereka sampai mereka seperti kita. Rasulullah saw. bersabda:
Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di daerah mereka, lalu ajaklah
mereka untuk memeluk Islam serta beritahukan kepada mereka hak Allah yang
diwajibkan atas mereka. Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seseorang
melalui kamu adalah lebih baik bagimu daripada memiliki unta merah (harta orang
arab yang paling berharga). (Shahih Muslim No.4423)
-
Hadis riwayat
Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Pada perang Khaibar, Ali bin Abu Thalib
ra. telah tertinggal dari pasukan Nabi saw. karena terserang penyakit mata. Dia
berkata: Aku tertinggal dari pasukan Rasulullah saw. Akhirnya Ali keluar
menyusul Rasulullah saw. Pada waktu sore di mana keesokan paginya Allah
memberikan kemenangan kepada pasukan Islam, Rasulullah saw. bersabda: Sungguh
akan aku berikan bendera ini atau bendera ini akan dipegang besok oleh seorang
yang dicintai Allah dan Rasul-Nya serta mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Mudah-mudahan saja Allah memberikan kemenangan padanya. Tiba-tiba kami bertemu
dengan Ali dan hilanglah harapan kami untuk diberi bendera tersebut. Para
sahabat berkata: Inilah Ali. Rasulullah saw. lalu memberikan bendera tersebut
kepada Ali. Dan akhirnya Allah memberikan kemenangan padanya. (Shahih Muslim
No.4424)
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mendatangi rumah Fatimah dan tidak
menjumpai Ali di dalamnya. Beliau lalu bertanya kepada Fatimah: Di mana putra
pamanmu? Fatimah menjawab: Telah terjadi sesuatu antara aku dan dia lalu
memarahiku dan keluar sehingga tidak tidur siang di sini. Rasulullah saw.
berkata kepada seorang sahabat: Carilah di mana dia! Kemudian dia datang lagi
dan berkata: Wahai Rasulullah, Ali sedang tidur di dalam mesjid. Rasulullah saw.
lalu mendatanginya sementara Ali tengah berbaring dengan sorban yang terjatuh
dari sisinya sehingga mengenai debu. Kemudian Rasulullah saw. membersihkan debu
darinya seraya berkata: Bangun wahai Abu Turab! Bangun wahai Abu Turab!. (Shahih
Muslim No.4426)
5. Di antara
keutamaan Saad bin Abu Waqqash ra.
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Pada suatu malam Rasulullah saw. merasa sulit tidur
lalu beliau berkata sendiri: Kalau saja pada malam hari ini ada seorang
sahabatku yang saleh sudi menjagaku. Aisyah berkata: Tiba-tiba kami mendengar
suara ayunan pedang. Rasulullah saw. bertanya: Siapa ini? Ia menjawab: Saad bin
Abu Waqqash wahai Rasulullah, aku datang untuk menjagamu. Aisyah berkata: Sesaat
kemudian Rasulullah saw. tertidur sampai Aku mendengar suara dengkurnya. (Shahih
Muslim No.4427)
-
Hadis riwayat Ali
bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan
menyebut kedua orang tuanya kepada seorang pun kecuali kepada Saad bin Malik
karena pada perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu
ayah dan ibuku, panahlah!. (Shahih Muslim No.4429)
-
Hadis riwayat Saad
bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku
dengan menyebut kedua orang tuanya pada hari pertempuran Uhud. (Shahih Muslim
No.4430)
6. Di antara
keutamaan Thalhah ra. dan Zubair ra.
-
Hadis riwayat
Thalhah ra. dan Saad ra.:
Dari Abu Usman ia berkata: Tidak ada yang tinggal
bersama Rasulullah saw. pada hari di mana beliau berperang selain Thalhah dan
Saad. Secara langsung keduanya menceritakan itu kepadaku. (Shahih Muslim
No.4435)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menganjurkan orang-orang untuk
ikut dalam perang Khandaq lalu Zubair langsung menyambut anjuran itu. Beliau
menganjurkan kepada mereka lagi lalu Zubair segera menyambutnya. Kemudian beliau
sekali lagi menganjurkan kepada mereka, dan Zubair pun menyambutnya. Nabi saw.
lalu bersabda: Setiap nabi itu memiliki seorang pembela, dan pembelaku ialah
Zubair. (Shahih Muslim No.4436)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Zubair ra., ia berkata:
Aku dan Umar bin Abu Salamah pada
perang Khandaq bersama dengan beberapa orang wanita sedang berada di bangunan
tinggi milik Hasan. Sesekali dia membungkukkan badannya supaya aku dapat melihat
(pasukan Islam) dan sesekali giliranku yang membungkukkan badanku supaya ia
dapat melihat mereka. Saat itu aku dapat melihat ayahku yang lewat dengan
menunggang kudanya menuju ke kaum Bani Quraizhah. Kata perawi: Abdullah bin
Urwah memberitahukanku dari Abdullah bin Zubair dan berkata: Aku lalu menuturkan
hal itu kepada ayahku. Ayahku bertanya: Dan engkau melihatku, wahai anakku? Aku
menjawab: Ya. Beliau berkata pula: Ingatlah, demi Allah! Pada waktu itu
Rasulullah saw. telah berkata kepadaku dengan menyebutkan kedua orang tuanya
kemudian ia berkata: Demi ayah dan ibuku sebagai jaminan. (Shahih Muslim
No.4437)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Dari Urwah bin Zubair ia berkata: Aisyah berkata kepadaku: Demi
Allah, kedua orang tuamu adalah termasuk: Orang-orang yang tetap memenuhi
perintah Allah dan Rasul, setelah mereka mendapatkan luka. (Shahih Muslim
No.4440)
7. Di antara
keutamaan Abu Ubaidah bin Jarrah ra.
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setiap
umat itu memiliki seorang kepercayaan dan sesungguhnya orang kepercayaan kita
wahai umatku ialah Abu Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4442)
-
Hadis riwayat
Hudzaifah bin Yaman ra., ia berkata:
Satu hari penduduk Najran datang kepada
Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Utuslah kepada kami
seseorang yang dapat dipercaya! Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mengutus
kepada kalian seseorang yang dapat dipercaya, benar-benar dapat dipercaya,
benar-benar bisa dipercaya. Orang-orang segera saling mengharapkan kedudukan
itu. Huzaifah bin Yaman berkata: Kemudian Rasulullah saw. akhirnya mengutus Abu
Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4444)
8. Di antara
keutamaan Hasan dan Husain ra.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa sesungguhnya beliau pernah berdoa untuk
Hasan: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat mencintainya, maka cintailah dia dan
cintailah orang yang mencintainya. (Shahih Muslim No.4445)
-
Hadis riwayat
Barra' bin Azib ra. dia berkata:
Aku pernah menyaksikan Hasan bin Ali berada
dalam pelukan Nabi saw., beliau berdoa: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat
mencintainya, maka cintailah dia. (Shahih Muslim No.4447)
9.
Keutamaan-keutamaan Zaid bin Haritsah ra. dan Usamah bin Zaid ra.
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Bahwa ia pernah berkata: Kami tidak memanggil Zaid bin Haritsah
kecuali dengan panggilan Zaid bin Muhammad sampai turun ayat Alquran berikut
ini: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak
mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah. (Shahih Muslim No.4451)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengirim satu pasukan tentara lalu
mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pemimpin mereka. Orang-orang kemudian banyak
yang mencela kepemimpinannya. Rasulullah saw. segera bangkit seraya bersabda:
Apabila kalian mencela kepemimpinannya berarti kalian juga telah mencela
kepemimpinan ayahnya sebelum ini. Demi Allah, dia adalah orang yang berhak
memegang kepemimpinan karena orang itu harus sebagai orang yang paling aku
cintai dan sesungguhnya orang ini adalah termasuk orang yang paling aku cintai
sesudahnya. (Shahih Muslim No.4452)
10. Di antara
keutamaan Abdullah bin Jakfar ra.
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Jakfar ra.:
Dari Abdullah bin Abu Mulaikah bahwa Abdullah bin
Jakfar berkata kepada Ibnu Zubair ra.: Ingatkah kamu ketika kita yaitu saya,
kamu dan Ibnu Abbas ra. bertemu dengan Rasulullah saw.? Ibnu Zubair menjawab:
Ya, beliau menggendong kami dan meninggalkanmu. (Shahih Muslim No.4454)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Jakfar ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. kembali dari
suatu perjalanan, beliau biasa disambut oleh anak-anak anggota keluarganya. Satu
hari beliau pulang dari bepergian dan aku lebih dahulu menyambut beliau, lalu
aku digendong beliau. Kemudian salah seorang anak Fatimah menyambutnya, dia pun
digendong di belakang. Kemudian kami bertiga memasuki kota Madinah di atas
binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4455)
11. Di antara
keutamaan Khadijah ra. ummul mukminin
-
Hadis riwayat Ali
bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah
Khadijah binti Khuwailid. (Shahih Muslim No.4458)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Jibril datang kepada Nabi saw. dan berkata: Wahai
Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk
pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam
kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan
kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat
dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (Shahih Muslim
No.4460)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Abu Aufa ra.:
Dari Ismail ia berkata: Aku bertanya kepada
Abdullah bin Abu Aufa: Apakah Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira
kepada Khadijah dengan sebuah rumah di surga? Dia menjawab: Betul. Beliau pernah
menyampaikan kabar gembira kepada istrinya itu dengan sebuah rumah di surga yang
terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada hiruk-pikuk dan kesusahan. (Shahih
Muslim No.4461)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira
kepada Khadijah binti Khuwailid tentang sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim
No.4462)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Khadijah,
meminta izin masuk menemui Rasulullah saw. tiba-tiba beliau teringat kembali
akan gaya Khadijah setiap kali ia meminta izin masuk. Maka beliau sangat senang
sekali dengan kedatangan saudara perempuan Khadijah tersebut. Beliau lalu berdoa
untuknya dan berkata: Mari silakan, wahai Halah binti Khuwailid. Lantas rasa
cemburuku timbul. Maka aku katakan kepada beliau: Apa yang membuatmu teringat
pada seorang wanita Quraisy yang sudah nenek-nenek dan sudah ompong yang telah
meninggal untuk selamanya? Bukankah Allah telah memberikan ganti yang lebih baik
darinya. (Shahih Muslim No.4467)
12. Di antara
keutamaan Aisyah ra.
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah bersabda: Tiga malam aku
bermimpi melihat kamu. Malaikat datang kepadaku mengantarkanmu dengan memakai
sepotong baju sutera seraya berkata: Inilah istrimu. Ketika aku buka wajahmu,
ternyata itu memang benar-benar kamu. Lalu aku katakan: Kalau itu memang datang
dari sisi Allah, maka Allah pasti akan menjadikannya kenyataan. (Shahih Muslim
No.4468)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku:
Sesungguhnya aku tahu saat kamu sedang senang kepadaku, dan saat kamu sedang
marah kepadaku. Aku bertanya: Dari mana engkau mengetahui hal itu? Rasulullah
saw. menjawab: Sebab kalau kamu sedang senang padaku, maka kamu akan mengatakan:
Tidak, demi Tuhan Muhammad tetapi kalau kamu sedang marah, maka kamu akan
mengatakan: Tidak, demi Tuhan Ibrahim. Aku katakan: Benar itu, wahai Rasulullah.
Demi Allah, aku hanya meninggalkan namamu. (Shahih Muslim No.4469)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa ia pernah bermain-main dengan beberapa kawan perempuannya
di hadapan Rasulullah saw. Aisyah berkata: Tiba-tiba kawan-kawanku mendekati aku
karena mereka ingin bersembunyi dari rasa malu kepada Rasulullah saw. Beliau
kemudian menyuruh mereka untuk menemuiku. (Shahih Muslim No.4470)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa orang-orang menanti-nantikan untuk memberikan hadiah pada
waktu Rasulullah saw. berada di rumah Aisyah. Mereka melakukan hal itu untuk
mendapatkan keridaan Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4471)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., istri Nabi saw., ia berkata:
Beberapa orang istri Nabi saw.
mengutus Fatimah binti Rasulullah saw. untuk menemui beliau. Lalu Fatimah
meminta izin masuk, sedang Rasulullah saw. masih bersamaku dalam selimut. Lalu
beliau mengizinkannya, kemudian Fatimah berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya
istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan
seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Saat itu aku hanya diam
saja. Rasulullah saw. berkata kepada Fatimah: Wahai putriku! Tidakkah kamu
menyukai apa yang aku sukas.i? Fatimah menjawab: Benar. Rasulullah saw. berkata
lagi: Maka cintailah istriku yang satu ini. Mendengar perkataan ayahnya
tersebut, Fatimah lalu segera beranjak meninggalkan Rasulullah untuk kembali
kepada para istri beliau yang lain dan mengabarkan kepada mereka apa yang telah
ia katakan dan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. kepadanya. Lalu
mereka berkata kepadanya: Kami merasa kamu belum berbuat sesuatu apapun untuk
kami, maka kembalilah menghadap Rasulullah saw. dan katakan kepada beliau:
Sesungguhnya istri-istrimu yang lain sangat mendambakan keadilan seperti yang
engkau perlihatkan kepada putri Abu Quhafah itu. Fatimah menjawab: Demi Allah
aku tidak mau mengajak bicara beliau tentang Aisyah selama-lamanya. Aisyah
berkata: Lalu istri-istri Nabi saw. itu menyuruh Zainab binti Jahsy ra., istri
Nabi dan dialah yang menandingiku di antara mereka untuk merebut kedudukan di
hati Rasulullah saw., dan aku tidak pernah melihat seorang wanita pun selain
Zainab yang lebih baik dalam beragama, lebih bertakwa kepada Allah, lebih jujur
bicaranya, paling kuat bersilaturahmi, paling banyak bersedekah dan paling
sering mengalami cobaan dalam dirinya dalam melakukan pekerjaan untuk bersedekah
dan mendekatkan diri kepada Allah kecuali perilaku mudah emosi dan marah yang
ada pada dirinya namun ia cepat kembali (tenang). Ia berkata: Lalu Zainab
meminta izin menemui Rasulullah saw. yang pada waktu itu beliau sedang (tidur)
bersama Aisyah dalam selimutnya seperti saat Fatimah menemuinya. Kemudian
Rasulullah saw. mempersilakannya, dan Zainab pun berkata: Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta
keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Aisyah berkata:
Kemudian ia menyinggung tentang diriku dan melampaui batas, namun aku tetap
memandang Rasulullah saw. dan melihat ke arah mata beliau apakah beliau
mengizinkan aku untuk ikut berbicara. Aisyah melanjutkan: Zaenab tetap tidak
beranjak sampai aku ketahui bahwa Rasulullah saw. sudah tidak merasa keberatan
kalau aku membela diri. Aisyah melanjutkan: Ketika aku menyinggungnya dan terus
tidak memberi kesempatan sedikitpun padanya sampai aku selesai membalasnya.
Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. tersenyum dan berkata: Ia memang
benar-benar putri Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4472)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Apabila Rasulullah saw. sedang merasa gundah, beliau akan
bertanya-tanya: Di manakah aku hari ini, di manakah aku esok hari, karena merasa
lama menunggu hari giliran Aisyah. Aisyah melanjutkan: Ketika pada hari
giliranku Allah mencabut nyawa beliau yang masih berada dalam pelukanku. (Shahih
Muslim No.4473)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. apabila hendak melakukan perjalanan,
beliau selalu mengadakan undian di antara istri-istrinya, lalu keluarlah undian
tersebut untuk Aisyah dan Hafshah sehingga mereka berdua berangkat bersama
Rasulullah saw. Dan pada malam hari, Rasulullah saw. berjalan bersama Aisyah
untuk bercakap-cakap dengannya. Suatu kali berkatalah Hafshah kepada Aisyah:
Maukah kamu malam ini menunggangi untaku dan aku menunggangi untamu sehingga
kamu dapat melihat begitu juga aku. Aisyah menjawab: Baiklah. Maka Aisyah lalu
menunggangi unta milik Hafshah dan Hafshah menunggangi unta Aisyah. Lalu
datanglah Rasulullah saw. menghampiri unta milik Aisyah yang ditunggangi oleh
Hafshah kemudian mengucapkan salam dan berjalan bersamanya sampai mereka turun
berhenti. Tiba-tiba Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan merasa cemburu.
Ketika mereka turun berhenti, mulailah Aisyah menendangkan kakinya ke
tumbuh-tumbuhan izkhir yang harum baunya sambil berkata: Ya Tuhanku! Semoga ada
kalajengking atau ular yang menggigitku sedang aku tidak dapat mengatakan
sesuatu apapun kepada rasul-Mu. (Shahih Muslim No.4477)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid (bubur
daging dan roti) atas makanan yang lainnya. (Shahih Muslim No.4478)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah berkata kepadanya: Sesungguhnya malaikat
Jibril mengucapkan salam kepadamu. Aisyah berkata: Lalu aku menjawab: Wa
alaihissalam wa rahmatullahi (Semoga keselamatan serta rahmat Allah selalu
terlimpahkan atasnya). (Shahih Muslim No.4479)
13. Cerita
tentang Ummu Zara` ra.
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Pernah sebelas orang wanita duduk berkumpul saling
berjanji dan bersepakat untuk tidak menutup-nutupi keadaan suami-suami mereka.
Wanita pertama mengatakan: Suamiku seperti daging unta yang kurus berada di
puncak gunung yang sukar didaki, tidak datar sehingga mudah dilalui dan tidak
juga gemuk sehingga dapat dipindah-pindahkan. Wanita kedua mengatakan: Suamiku,
aku terpaksa tidak dapat menuturkan mengenai keadaannya karena aku khawatir
tidak dapat meninggalkannya. Jika aku menyebutkan sama halnya aku mengungkapkan
rahasia aibnya. Wanita ketiga mengatakan: Suamiku berperawakan tinggi sekali.
Jika aku berbicara maka aku akan diceraikannya dan jika aku diam aku pun akan
dibiarkannya tanpa dicerai dan dikawinkan (muallaqah). Wanita keempat
mengatakan: Suamiku seperti suasana malam di wilayah Tihamah, tidak panas dan
tidak juga terlalu dingin, tidak menakutkan dan tidak juga membosankan. Wanita
kelima mengatakan: Suamiku apabila sudah memasuki rumah, maka dia langsung
tertidur nyenyak dan apabila keluar rumah dia seperti seekor singa tanpa
menanyakan sesuatu apapun yang bukan termasuk urusannya. Wanita keenam
mengatakan: Suamiku apabila makan, maka ia makan banyak sekali dengan bermacam
jenis lauk dan jika minum maka semua sisa minuman akan diteguknya. Dan jika
tidur dia akan berselimut tanpa mendekati diriku sehingga ia dapat merasakan
nikmatnya kebersamaan. Wanita ketujuh mengatakan: Suamiku adalah orang yang
tidak mengetahui kepentingan dirinya atau lemah syahwat serta tergagap-gagap
bicaranya, setiap obat yang diminum tidak dapat menyembuhkan. Di samping itu dia
juga orang yang mudah melukai dan memukul. Wanita kedelapan mengatakan: Suamiku
beraroma wangi seperti zarnab dan sentuhannya selembut sentuhan seekor kelinci.
Wanita kesembilan mengatakan: Suamiku adalah seorang terhormat, berpostur tinggi
dan sangat dermawan, berumah dekat dengan tempat pertemuan. Wanita kesepuluh
mengatakan: Suamiku adalah seorang pemilik unta yang banyak yang selalu menderum
dan jarang sekali bergembala di padang rumput. Unta-unta tersebut jika mendengar
suara alat musik kecapi, mereka merasa bahwa sebentar lagi mereka akan
disembelih. Dan wanita yang kesebelas mengatakan: Suamiku bernama Abu Zara`.
Tahukah kamu siapakah Abu Zara`? Dialah yang memberiku perhiasan anting-anting
dan memberiku makan sehingga aku kelihatan gemuk dan selalu membuatku gembira
sehingga aku merasa senang. Dia mendapati diriku dari keluarga tidak mampu yang
tinggal di lereng bukit lalu mengajakku tinggal di daerah peternakan kuda dan
unta dan dia juga seorang petani. Aku tidak pernah dicela bila berbicara di
sisinya dan bila tidur aku dapat tidur dengan nyenyak sampai pagi. Dan bila
minum aku dapat minum sampai puas. Lalu Ummu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah
Ummu Abu Zara`? Dia memiliki kantong-kantong bahan makanan yang besar-besar dan
rumahnya sangat luas. Ibnu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah Ibnu Abu Zara`? Dia
memiliki tempat tidur laksana pedang yang dicabut dari sarungnya. Dia sudah
merasa kenyang dengan hanya memakan sebelah kaki seekor anak kambing. Putri Abu
Zara`, tahukah kamu siapakah putri Abu Zara` itu? Ia adalah seorang yang amat
patuh terhadap kedua orang tuanya. Tubuhnya gemuk dan suka menimbulkan rasa iri
tetangganya. Budak perempuan Abu Zara`, tahukah kamu siapakah budak perempuan
Abu Zara`? Ia tidak pernah menyebarkan rahasia pembicaraan kami dan tidak
menyia-nyiakan persediaan makanan kami serta tidak pernah mengotori rumah kami
seperti sarang burung. Ia (sang istri) melanjutkan: Suatu hari Abu Zara` keluar
dengan membawa bejana-bejana susu yang akan dijadikan mentega lalu bertemu
dengan seorang wanita bersama kedua anaknya yang seperti dua ekor anak singa
bermain dengan dua buah delima di bawah pinggang ibunya. Setelah itu aku
diceraikannya demi untuk menikahi wanita tersebut. Lalu aku menikah lagi dengan
seorang lelaki terhormat serta dermawan. Ia menunggangi seekor kuda yang sangat
cepat larinya sambil membawa sebatang tombak dan memperlihatkan kepadaku kandang
ternak yang penuh dengan unta, sapi dan kambing serta memberikanku sepasang dari
setiap jenis binatang ternak tersebut. Dia berkata: Makanlah wahai Ummu Zara`
dan bawalah untuk keluargamu. Kalau kukumpulkan semua pemberiannya pasti tidak
akan mencapai harga tempat minum paling kecil milik Abu Zarra`. Aisyah berkata:
Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Aku terhadapmu adalah seperti Abu Zara`
terhadap Ummu Zara`. (Shahih Muslim No.4481)
14. Di antara
keutamaan Fatimah ra., putri Nabi saw.
-
Hadis riwayat
Miswar bin Makhramah ra.:
Bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda dari atas mimbar: Sesungguhnya keluarga Bani Hisyam bin Mughirah
meminta restu kalau mereka akan menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abu
Thalib. Tentu saja aku tidak merestui, aku tidak merestui, sekali lagi aku tidak
merestui kecuali jika Ali bin Abu Thalib berkenan menceraikan putriku terlebih
dahulu kemudian menikahi putri mereka tersebut. Karena putriku adalah bagian
dari diriku, apa yang menggangguku akan mengganggunya dan apa yang menyakitkan
aku akan menyakitkan dirinya. (Shahih Muslim No.4482)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. memanggil putrinya Fatimah ra., kemudian
beliau membisikkan sesuatu kepadanya sehingga ia pun menangis kemudian beliau
membisikkannya lagi sampai ia tertawa. Setelah itu Aisyah berkata: Aku bertanya
kepada Fatimah: Apakah yang dibisikkan Rasulullah saw. itu kepadamu sehingga
kamu menangis, kemudian apa lagi yang dibisikkan kepada kamu sehingga kamu
tertawa? Fatimah menjawab: Beliau membisikkan kepadaku untuk mengabarkan
kepadaku berita kemangkatannya lalu aku pun menangis kemudian beliau membisikkan
lagi kepadaku untuk mengabarkan kepadaku bahwa aku adalah orang yang pertama
kali menyusul beliau dari keluarganya lalu aku pun tertawa. (Shahih Muslim
No.4486)
15. Di antara
keutamaan Ummul Mukminin Ummu Salamah ra.
-
Hadis riwayat
Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Aku pernah diberitahukan bahwa malaikat
Jibril as. suatu kali mendatangi Nabi saw. ketika Ummu Salamah sedang berada di
sisi beliau. Ia berkata: Lalu mulailah ia bercakap-cakap kemudian beranjak
pergi. Lalu bertanyalah Rasulullah saw. kepada Ummu Salamah: Siapakah orang ini?
Ummu Salamah menjawab: Ini adalah Dihyah. Ia melanjutkan: Lalu Ummu Salamah
berkata: Demi Allah, aku sama sekali tidak menyangka dia kecuali sebagai dia
(Jibril) sampai aku mendengar khutbah Nabi saw. yang mengabarkan berita kami.
(Shahih Muslim No.4489)
16. Di antara
keutamaan Ummul Mukminin, Zainab ra.
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., Ummul Mukminin, ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang
paling cepat di antara kamu sekalian menyusul aku adalah orang yang paling
panjang tangannya di antara kamu. Aisyah melanjutkan: Lalu mereka berlomba
menjadi orang yang paling panjang tangan di antara mereka semua. Ternyata yang
paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab sebab ia suka bekerja
dengan tangannya sendiri dan suka memberikan sedekah. (Shahih Muslim
No.4490)
17. Di antara
keutamaan Ummu Sulaim ra., Ummu Anas bin Malik ra. dan Bilal ra.
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Nabi saw. tidak pernah memasuki (rumah) untuk
menemui seorang wanitapun selain istri-istri beliau kecuali Ummu Sulaim. Karena
beliau pernah masuk menemuinya, lalu hal itu ditanyakan kepada beliau kemudian
beliau menjawab: Sesungguhnya aku merasa kasihan kepadanya, karena saudaranya
terbunuh sewaktu bersamaku. (Shahih Muslim No.4493)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku pernah diperlihatkan
surga lalu aku melihat istri Abu Thalhah kemudian aku mendengar suara gesekan
benda-benda kering di hadapanku dan ternyata itu adalah (suara langkah) Bilal.
(Shahih Muslim No.4495)
18. Di antara
keutamaan Bilal ra.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Selesai salat Subuh, Rasulullah saw. bertanya
kepada Bilal: Wahai Bilal! Ceritakan kepadaku tentang perbuatan yang paling
bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena semalam aku
mendengar suara langkah sandalmu di depanku dalam surga. Bilal berkata: Aku
tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam
selain aku selalu berwudu dengan sempurna pada setiap waktu malam dan siang
kemudian melakukan salat sunat dengan wuduku itu sebanyak yang Allah kehendaki.
(Shahih Muslim No.4497)
19. Di antara
keutamaan-keutamaan Abdullah bin Masud ra. dan ibunya
-
Hadis riwayat Abu
musa ra., ia berkata:
Satu hari aku dan saudara lelakiku telah tiba dari
Yaman lalu kami tinggal bersama untuk beberapa waktu. Kami tidak melihat Ibnu
Masud dan ibunya kecuali sebagai termasuk anggota keluarga Rasulullah saw.
karena mereka sering masuk dan menemani beliau. (Shahih Muslim No.4499)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Berdasarkan bacaan siapakah kamu
menyuruhku membaca karena sesungguhnya aku pernah membacakan tujuh puluh sekian
surah di hadapan Rasulullah saw. dan para sahabat Rasulullah saw. pun sudah
mengetahui bahwa akulah yang lebih mengetahui daripada mereka tentang Alquran.
Seandainya aku mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih mengetahui daripada
aku, maka pasti aku akan pergi kepadanya. Selanjutnya Syaqiq mengatakan: Aku
kemudian duduk mengikuti pengajian para sahabat Nabi Muhammad saw. namun aku
tidak mendengar seorang pun yang menyangkal dan mencelanya. (Shahih Muslim
No.4502)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Amru ra.:
Dari Masruq ia berkata: Kami mendatangi Abdullah bin
Amru dan bercakap-cakap dengannya. Ia berkata lagi: Ibnu Numer juga sedang
bersamanya di sana. Lalu suatu hari kami membicarakan tentang Abdullah bin Masud
ra. Kemudian Abdullah bin Amru mengatakan: Sesungguhnya kamu telah membicarakan
tentang seorang lelaki yang selalu aku senangi setelah aku mendengar sesuatu
tentangnya dari Rasulullah saw. yaitu aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Ambillah (belajarlah) Alquran dari empat orang yaitu dari Ibnu Ummu Abid ra.,
beliau memulai dengan menyebutnya pertama kali, Muaz bin Jabal ra., Ubay bin
Kaab ra. serta dari Salim ra., budak Abu Hudzaifah bin Yaman ra.. (Shahih Muslim
No.4504)
20. Di antara
keutamaan Ubay bin Kaab ra. dan beberapa orang Ansar yang lain
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra. berkata:
Pada masa Rasulullah saw. Alquran telah dikumpulkan
oleh empat orang yang semuanya berasal dari kaum Ansar yaitu, Muaz bin Jabal
ra., Ubai bin Kaab ra., Zaid bin Tsabit ra. dan Abu Zaid ra.. (Shahih Muslim
No.4507)
21. Di antara
keutamaan Saad bin Muaz ra.
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ketika jenazah Saad
bin Muaz ra. masih berada di hadapan mereka berguncanglah arsy Tuhan Yang Maha
Pengasih karenanya. (Shahih Muslim No.4511)
-
Hadis riwayat
Barra' ia berkata:
Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong pakaian sutra
lalu mulailah para sahabat saling memegangnya dan terkagum akan kelembutannya.
Beliau lalu bersabda: Apakah kalian mengagumi kelembutan pakaian sutra ini,
sesungguhnya sapu tangan milik Saad bin Muaz ra. di surga adalah lebih baik dan
dan lebih lembut dari pakaian sutra ini. (Shahih Muslim No.4514)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong jubah
yang terbuat dari sutra tipis, beliau sebelumnya telah melarang memakai pakaian
sutra, lalu para sahabat mengagumi jubah itu. Beliau kemudian bersabda: Demi Zat
yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya sapu tangan
Muaz ra. di surga lebih bagus dari jubah ini. (Shahih Muslim
No.4515)
22. Di antara
keutamaan Abdullah bin Amru bin Hiram ra., orang tua Jabir bin Abdullah
ra.
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Setelah peristiwa perang Uhud, orang tuaku
didatangkan dalam keadaan terbungkus sekujur tubuhnya karena jasadnya telah
tercabik-cabik. Ketika aku bermaksud mengangkat kain yang membungkusnya,
orang-orang segera melarangku, kemudian aku hendak mengangkat kain pembungkus
itu lagi dan orang-orang kaumku tetap melarangku. Akhirnya Rasulullah saw.
sendiri yang mengangkat kain pembungkus itu atau beliau memerintahkan untuk
diangkat lalu diangkatlah kain itu. Tiba-tiba beliau mendengar suara tangisan
atau jeritan seorang wanita, lalu beliau bertanya: Siapakah itu? Mereka
menjawab: Putri Amru atau saudara perempuan Amru. Rasulullah saw. berkata:
Mengapa ia menangis, padahal para malaikat sedang menaungi dengan sayap-sayapnya
sampai dia diangkat. (Shahih Muslim No.4517)
23. Di antara
keutamaan Abu Zar ra.
-
Hadis riwayat Abu
Zar ra., ia berkata:
Kami meninggalkan kaum kami, Ghifar, karena mereka
menghalalkan bulan haram. Aku keluar bersama saudara lelakiku yang bernama Unais
dan ibuku kemudian kami singgah ke rumah paman kami. Dia sangat menghormati kami
dan memperlakukan kami dengan baik sekali sehingga kaum pamanku merasa dengki
dengan kami. Mereka berkata kepada pamanku: Sesungguhnya kamu jika keluar dari
keluargamu, maka Unais akan kembali kepada mereka. Pamanku datang dan mengatakan
apa yang telah dikatakan kepadanya. Aku katakan: Kamu sungguh telah merusak
kebaikanmu yang telah berlalu dan setelah ini tidak ada lagi kompromi denganmu.
Lalu kami menghampiri unta kami dan segera menungganginya sedang paman kami
dengan bertutupkan pakaian tampak mulai menangis. Kemudian kami berangkat pergi
sampai tiba di Mekah. Kemudian Unais segera menggadaikan beberapa ekor unta
milik kami dan beberapa ekor lain sejenisnya, keduanya datang menemui seorang
dukun yang memberikan pilihan kepada Unais. Unais kemudian menemui kami kembali
dengan beberapa ekor unta kami beserta yang sejenisnya. Kemudian katanya
melanjutkan: Wahai anak saudaraku, aku sungguh telah salat terlebih dahulu
selama tiga tahun sebelum menemui Rasulullah saw. Aku bertanya: Untuk siapa? Dia
menjawab: Untuk Allah. Aku bertanya lagi: Ke mana kamu menghadap? Dia menjawab:
Aku menghadap ke arah yang ditunjuki Tuhanku. Pernah aku salat Isyak sampai
akhir waktu malam, aku terlempar seolah-olah aku selembar kain hingga matahari
tepat berada di atasku. Saudaraku Unais berkata: Sesungguhnya aku mempunyai
keperluan di Mekah, maka lindungilah aku. Berangkatlah Unais sampai ia tiba di
Mekah dan telah lama tidak menemuiku. Kemudian dia datang dan aku langsung
bertanya: Apa yang telah kamu lakukan? Unais menjawab: Di Mekah, aku bertemu
seorang lelaki yang seagama denganmu, dia mengaku bahwa Allah telah
mengangkatnya sebagai rasul. Aku bertanya: Lantas apa yang dikatakan
orang-orang? Dia menjawab: Mereka mengatakan bahwa lelaki tersebut adalah
seorang penyair, dukun serta penyihir. Padahal Unais juga salah seorang penyair.
Selanjutnya Unais berkata: Sesungguhnya aku pernah mendengar ucapan para dukun,
namun dia bukan seperti ucapan mereka, dan aku telah membandingkan perkataannya
dengan bermacam-macam syair namun tidak ada yang sesuai dengan omongan seorang
pun sesudahku bahwa dia termasuk syair. Demi Allah, dia benar-benar seorang yang
jujur dan merekalah orang yang pendusta. Dia berkata melanjutkan: Aku berkata:
Maka lindungilah aku sehingga aku dapat pergi ke sana untuk melihat. Dia berkata
melanjutkan: Lalu aku pergi mengunjungi kota Mekah dan mencari-cari seorang
lelaki yang paling lemah di antara mereka untuk aku tanyakan: Di manakah orang
itu yang kamu tuduh sebagai yang telah keluar dari agama nenek-moyangnya
(shabii)? Lalu orang itu malah menunjuk ke arahku sambil berseru: Shabii! Maka
menyerbulah penduduk lembah itu ke arahku dengan melemparkan tanah kering dan
tulang-belulang sehingga aku jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Ia berkata
melanjutkan: Ketika aku bangkit, aku merasa seperti sebuah patung yang
berlumuran darah. Ia berkata lagi: Lalu aku mendatangi sumur zam-zam untuk
membersihkan darah dari segenap tubuhku serta meminum airnya. Dan di dekat sumur
itulah aku tinggal selama tiga puluh hari, wahai putra saudaraku, siang dan
malam hari aku tidak mempunyai makanan kecuali dari air Zamzam sampai aku
menjadi gemuk hingga terlihat lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) dan aku
tidak menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Ia berkata
lagi melanjutkan: Ketika penduduk Mekah berada di suatu malam purnama yang
terang-benderang, lalu mereka pun tertidur lelap. Tidak ada yang bertawaf di
Baitulharam kecuali seorang lelaki dan dua perempuan yang terlihat sedang berdoa
menyebut Isaf dan Nailah (nama berhala). Dia berkata: Kemudian keduanya datang
menghampiriku di dalam tawaf dan aku berkata: Kawinkanlah mereka berdua! Dia
berkata lagi: Mereka berdua tidak saling melarang ucapan mereka. Dia berkata:
Kemudian mereka berdua mendatangiku lagi dan aku berkata: Mereka itu seperti
kayu namun aku tidak menutup-nutupi maksudku. Setelah itu mereka berdua beranjak
pergi sambil meratap dan berkata: Kalau seandainya di sini ada salah seorang
dari kaum kita. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. dan Abu Bakar yang sedang
turun menjumpai mereka berdua serta segera menanyakan: Apa yang terjadi dengan
kalian? Mereka menjawab: Orang shabii itu berada di sekitar Kakbah dan tirai
penutupnya. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang dia katakan kepada kalian? Mereka
menjawab: Dia mengucapkan kata-kata kotor kepada kami. Rasulullah saw. dan Abu
Bakar kemudian datang untuk mencium Hajar Aswad dan bertawaf di Baitullah serta
diteruskan dengan salat. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan salatnya, Abu Zar
berkata: Akulah orang yang pertama mengucapkan salam Islam kepada beliau. Dia
melanjutkan: Lalu aku mengucapkan: Assalamu`alaika ya Rasulullah! Kemudian
beliau membalas: Wa `alaika wa rahmatullahi. Kemudian beliau bertanya: Siapakah
kamu? Aku menjawab: Aku adalah seorang dari suku Ghifar. Lalu Rasulullah menarik
tangannya lalu meletakkan jari-jarinya ke atas dahi. Aku pun berkata dalam
hatiku: Beliau tampaknya tidak senang aku mengaku dari suku Ghifar. Aku pun
bangkit hendak memegang tangan beliau, tetapi ditahan oleh Abu Bakar sedang ia
lebih mengetahui tentang itu daripadaku. Kemudian beliau mengangkat kepalanya
dan bertanya: Sejak kapan kamu berada di sini? Aku menjawab: Aku di sini sejak
tiga puluh hari yang lalu. Dia bertanya lagi: Siapakah yang memberimu makan? Aku
menjawab: Aku tidak mempunyai makanan lain kecuali air Zamzam hingga aku menjadi
gemuk dan tampak lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) serta tidak
menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Kemudian beliau
bersabda: Sesungguhnya (air Zamzam) itu penuh berkah dan sebaik-baik makanan.
Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah, izinkanlah aku menjamunya malam ini!
Rasulullah saw. dan Abu Bakar kemudian meninggalkan tempat tersebut dan aku pun
mengikuti mereka. Lalu Abu Bakar membuka sebuah pintu rumah untuk mengambilkan
kami kismis (anggur kering) Thaif. Itulah makanan yang pertama kali aku makan di
Mekah. Kemudian aku menetap beberapa lama dan datang menemui Rasulullah saw.
lalu beliau bersabda: Sesungguhnya sebuah negeri yang banyak menghasilkan korma
telah ditunjukkan kepadaku yang tidak lain adalah kota Yatsrib, maka bersediakah
kamu menyampaikan kepada kaummu tentang misi kerasulanku, semoga Allah
memberikan petunjuk kepada mereka melalui kamu serta memberikan pahala kepadamu
karena mereka? Aku kemudian pulang untuk menemui Unais. Dia bertanya padaku: Apa
yang telah kamu lakukan di sana? Aku menjawab: Aku telah memeluk Islam dan
beriman. Unais berkata: Aku tidak membenci agamamu dan aku pun telah memeluk
Islam serta beriman. Lalu kami berdua mendatangi ibu kami, ia pun berkata: Aku
tidak membenci agama kamu berdua dan aku pun telah memeluk Islam serta beriman.
Kami lalu menunggangi unta untuk mendatangi kaum kami Ghifar sehingga masuklah
setengah dari mereka ke dalam agama Islam di bawah pimpinan Aima` bin Rahadhah
Al-Ghifari, seorang kepala suku mereka. Sedangkan yang setengah lagi mengatakan:
Kalau Rasulullah saw. telah tiba di Madinah, maka kami akan masuk Islam. Lalu
tibalah Rasulullah saw. di Madinah, sehingga sisa mereka yang setengah pun masuk
Islam. Selanjutnya datanglah suku Aslam dan mereka berkata: Wahai Rasulullah!
Mereka itu adalah saudara-saudara kami, maka kami pun masuk Islam seperti
mereka. Akhirnya semua mereka memeluk Islam. Kemudian Rasulullah saw. bersabda:
Suku Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka dan suku Aslam, mudah-mudahan Allah
memberikan keselamatan bagi mereka. (Shahih Muslim No.4520)
24. Di antara
keutamaan Jarir bin Abdullah ra.
-
Hadis riwayat Jarir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw. tidak
pernah melarangku untuk menemuinya dan beliau tidak melihatku kecuali selalu
tersenyum. (Shahih Muslim No.4522)
25. Di antara
keutamaan Abdullah bin Abbas ra.
26. Di antara
keutamaan Abdullah bin Umar ra.
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Di dalam tidur aku bermimpi seakan-akan di tanganku
terdapat sehelai kain sutra dan tidak ada satu tempat pun di surga yang ingin
aku tuju kecuali kain sutra itu akan terbang ke sana. Lalu mimpi itu aku
ceritakan kepada Hafshah dan Hafshah segera menceritakannya lagi kepada Nabi
saw. Kemudian Nabi saw. berkata: Aku melihat Abdullah itu sebagai seorang yang
saleh. (Shahih Muslim No.4527)
27. Di antara
keutamaan Anas bin Malik ra.
-
Hadis riwayat Ummu
Sulaim ra. ia berkata:
Wahai Rasulullah! Tolonglah doakan Anas, pembantumu.
Rasulullah saw. pun berdoa: Ya Allah! Banyakkanlah harta dan anaknya serta
berkahilah apa yang Engkau berikan padanya. (Shahih Muslim No.4529)
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menghampiriku ketika aku sedang bermain
bersama beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami. Kemudian
beliau menyuruhku untuk suatu keperluan sehingga aku terlambat pulang menemui
ibuku. Ketika aku datang, ibuku bertanya: Apa yang membuatmu terlambat? Aku
menjawab: Aku diutus oleh Rasulullah saw. untuk suatu keperluan. Ibuku bertanya:
Apa keperluan beliau? Aku menjawab: Itu rahasia. Ibuku berkata: Kalau begitu
jangan kamu ceritakan rahasia Rasulullah saw. kepada siapa pun. (Shahih Muslim
No.4533)
28. Di antara
keutamaan Abdullah bin Salam ra.
-
Hadis riwayat Saad
bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw.
berkata kepada orang yang hidup dan masih berjalan di bumi ini bahwa dia akan
masuk surga kecuali kepada Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim No.4535)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Salam ra.:
Dari Qais bin Ubbad ia berkata: Aku berada di
Madinah dan berkumpul dengan banyak orang, di antara mereka terdapat beberapa
sahabat Nabi saw. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang dari raut wajahnya
terlihat tanda kekhusyuan. Lalu beberapa orang di antara mereka mengatakan:
Lelaki ini termasuk ahli surga, lelaki ini termasuk ahli surga. Kemudian lelaki
itu melakukan salat dua rakaat dengan membaca surat pendek dan segera keluar
lagi. Aku mengikutinya sampai dia memasuki rumahnya dan aku pun meminta izin
masuk menemuinya. Kami lalu saling bercakap-cakap. Ketika dia telah merasa lebih
akrab, aku katakan padanya: Sesungguhnya ketika kamu memasuki (mesjid) tadi, ada
orang yang berbicara begini begitu. Lelaki itu berkata: Maha Suci Allah, tidak
pantas seseorang mengatakan apa yang belum diketahuinya. Akan aku ceritakan
kepadamu mengapa begitu. Pada zaman Rasulullah saw. aku pernah bermimpi dan
telah aku ceritakan mimpiku itu kepada beliau. Dalam mimpi itu aku seperti
melihat diriku berada di sebuah taman yang luas, asri dan hijau. Di
tengah-tengah taman itu terdapat sebuah tiang dari besi di mana ujung bawahnya
menancap ke bumi dan ujung atasnya menjulang tinggi ke langit di sana terdapat
tali pegangan. Lalu dikatakan kepadaku: Naiklah! Aku jawab: Aku tidak bisa.
Tiba-tiba muncul seorang pelayan (minshaf). Berkata Ibnul Aun: Minshaf adalah
pelayan. Lalu ia menarik bajuku dari arah belakang untuk membantuku, sehingga
aku dapat naik ke atas tiang tersebut. Aku lalu memegang tali pegangan itu.
Dikatakan padaku: Peganglah erat-erat! Seketika aku terbangun dan tali itu
benar-benar berada di tanganku. Aku pun menceritakan hal itu kepada Nabi saw.,
beliau bersabda: Taman itu adalah Islam, tiang itu juga tiang Islam dan tali
pegangan itu ialah urwatul wutsqa kuat. Kamu akan tetap memeluk Islam sampai
mati. Kata perawi: Lelaki itu adalah Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim
No.4536)
29. Di antara
keutamaan Hassan bin Tsabit ra.
-
Hadis riwayat
Hassan bin Tsabit ra.:
Dari Said bin Musayyab dari Abu Hurairah bahwa Umar
pernah lewat di hadapan Hassan ketika ia sedang melantunkan syair di dalam
mesjid. Lalu Umar memperhatikan (menegur) kepadanya sehingga berkatalah Hassan:
Aku pernah melantunkan syair di dalam mesjid ketika di dalamnya terdapat orang
yang lebih baik dari kamu (Rasulullah). Kemudian dia menoleh ke arah Abu
Hurairah dan berkata: Demi Allah, apakah Anda pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Balaslah untuk membelaku! Ya Allah, kuatkanlah dia dengan Roh Kudus!
Abu Hurairah ra. menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.4539)
-
Hadis riwayat
Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw.
bersabda kepada Hassan bin Tsabit: Sindirlah mereka (dengan syair) semoga Jibril
senantiasa bersamamu. (Shahih Muslim No.4541)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
dari Urwah bahwa Hassan bin Tsabit adalah salah seorang yang
berlebih-lebihan mencela Aisyah sehingga aku lalu mencacinya. Aisyah menegurku:
Wahai keponakanku, biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah orang yang
pernah membela Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4542)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Hassan berkata: Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk
menyindir Abu Sufyan. Beliau bertanya: Bagaimana dengan hubungan kekerabatanku
dengannya? Hassan berkata: Demi Zat yang telah memuliakanmu, aku tidak akan
menyindir mereka dengan nasab kamu seperti sehelai rambut yang disisihkan dari
adonan roti. Selanjutnya Hassan melantunkan bait syairnya: Dan sesungguhnya
puncak keluhuran adalah dari keluarga Hasyim, sedangkan orang-orang keturunan
Bani Makhzum dan ayahmu adalah budak. (Shahih Muslim No.4544)
30. Di antara
keutamaan Abu Hurairah Ad-Dausi ra.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Kamu sekalian menganggap bahwa Abu Hurairah ra.
banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. sedangkan kita semua akan menemui
Allah. Aku adalah orang miskin yang melayani Rasulullah saw. agar aku dapat
mengisi perutku. Orang-orang Muhajirin sibuk melakukan transaksi jual beli di
pasar dan orang-orang Ansar sibuk dengan usaha mengembangkan harta mereka. Lalu
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membentangkan pakaiannya, maka dia
tidak akan lupa sedikitpun apa yang dia dengar dariku. Aku lalu membentangkan
pakaianku sampai beliau menyelesaikan hadisnya. Kemudian aku mendekap pakaian
itu sehingga aku tidak pernah lupa sesuatu yang aku pernah dengar dari beliau.
(Shahih Muslim No.4547)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa ia berkata kepada Urwah bin Zubair: Tidakkah kamu terkagum
dengan Abu Hurairah ketika ia datang lalu duduk di sebelah kamarku menyampaikan
hadis dari Rasulullah saw. dan memperdengarkannya kepadaku, dan saat itu aku
sedang bertasbih, lalu ia bangkit beranjak pergi sebelum aku menyelesaikan
tasbihku. Kalau seandainya aku bisa menyusulnya pasti akan aku katakan kepadanya
bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. tidak pernah memberikan hadis dengan
tergesa-gesa seperti yang kamu sekalian lakukan. (Shahih Muslim
No.4548)
31. Di antara
keutamaan prajurit perang Badar dan kisah Hathib bin Abu Baltaah ra.
-
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengutus aku, Zubair dan Miqdad lalu beliau bersabda:
Pergilah kalian ke daerah Raudhah Khakh di mana terdapat seorang wanita yang
sedang dalam perjalanan membawa sepucuk surat dan ambillah surat itu darinya!
Kemudian kami berangkat, kuda kami pun berlari cepat membawa kami. Lalu
tiba-tiba kami bertemu dengan wanita tersebut dan kami katakan kepadanya:
Keluarkanlah surat itu! Perempuan tersebut berkata: Aku tidak membawa surat.
Kami berkata lagi: Keluarkanlah surat itu kalau tidak kamu harus menanggalkan
pakaianmu! Akhirnya ia mengeluarkan surat itu dari sela-sela kepangan rambutnya.
Lalu kami pun segera membawa surat itu kepada Rasulullah saw. yang ternyata
berasal dari Hathib bin Abu Baltaah untuk orang-orang musyrik di kota Mekah
memberitahukan beberapa rencana Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw.
bertanya kepada Hathib: Wahai Hathib apa ini? Hathib menjawab: Jangan cepat
menuduhku, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku dahulu adalah seorang yang akrab
dengan orang-orang Quraisy. Sufyan berkata: Ia pernah bersekutu dengan mereka
meskipun tidak memiliki nasab dengan Quraisy. Para Muhajirin yang ikut bersamamu
mempunyai kerabat yang dapat melindungi keluarga mereka (di Mekah). Dan aku
ingin, karena aku tidak mempunyai nasab di tengah-tengah mereka, berbuat jasa
untuk mereka sehingga mereka mau melindungi keluargaku. Dan aku melakukan ini
bukan karena kekufuran dan bukan juga karena murtad bahkan tidak juga karena aku
rela dengan kekufuran setelah memeluk Islam. Kemudian Nabi saw. bersabda: Dia
telah berkata benar. Lalu Umar berkata: Wahai Rasulullah, biarkanlah aku
memenggal leher orang munafik ini! Beliau menjawab: Sesungguhnya dia telah ikut
serta dalam perang Badar dan siapa tahu Allah telah memberikan keistimewaan
kepada para prajurit Badar lalu berfirman: Perbuatlah sesuka kamu sekalian
karena sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian! Kemudian Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia. (Shahih Muslim
No.4550)
32. Di antara
keutamaan Abu Musa Al-Asy`ari ra. dan Abu Amir Al-Asy`ari ra.
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Aku sedang bersama Nabi saw. ketika beliau dan Bilal
singgah di Ji`ranah antara Mekah dan Madinah. Kemudian Rasulullah saw. didatangi
seorang lelaki badui dan berkata: Apakah kamu tidak akan memenuhi apa yang
pernah kamu janjikan kepadaku, wahai Muhammad? Rasulullah saw. berkata
kepadanya: Bergembiralah! Lelaki badui itu menjawab: Kamu telah sering
mengatakan kepadaku "bergembiralah!" Kemudian Rasulullah saw. menghampiri Abu
Musa dan Bilal dalam keadaan marah lalu berkata: Orang ini telah menolak kabar
gembira, maka terimalah kalian berdua kabar gembira itu. Kedua sahabat itu
berkata: Kami telah menerimanya, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw.
meminta supaya diambilkan bejana berisikan air lalu membasuh kedua tangan dan
wajahnya serta meludahkan air ke dalamnya lalu berkata: Minumlah kamu berdua dan
basuhkanlah ke muka serta leher kamu dan bergembiralah! Kedua sahabat itu segera
mengambil bejana tersebut kemudian melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah
saw. kepada mereka. Tiba-tiba Ummu Sulamah berseru kepada mereka dari balik
tirai: Sisakan untuk ibu kalian air yang ada dalam bejana itu. Lalu mereka
menyisakan sebagiannya. (Shahih Muslim No.4553)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Ketika selesai perang Hunain Nabi saw. mengutus Abu
Amir untuk memimpin pasukan tentara ke negeri Authas. Di tengah perjalanan
mereka bertemu dengan pasukan Duraid bin Shimmah. Lalu Duraid berhasil
dibunuhnya dan Allah mengalahkan kawan-kawannya. Kata Abu Musa: Rasulullah saw.
juga pernah mengutusku bersama Abu Amir. Saat itu lutut Abu Amir dipanah oleh
seorang dari Bani Jusyam sehingga terlukalah lututnya itu. Aku menghampiri dia
dan bertanya: Wahai paman, siapakah yang telah membidikkan anak panah itu ke
arahmu? Abu Amir memberikan isyarat kepada Abu Musa seraya berkata: Orang itulah
yang hendak membunuhku. Kamu melihat sendiri dialah orang yang membidikkan anak
panah ke arahku. Abu Musa berkata: Lalu aku memandang dan menghampiri lelaki
Bani Jusyam itu hingga berada di dekatnya. Ketika melihatku dia segera berpaling
menghindar dariku tetapi aku terus mengikutinya dan bertanya: Apakah kamu tidak
merasa malu, bukankah kamu orang Arab? Mengapa kamu tak berhenti? Akhirnya dia
pun berhenti. Aku dan dia lalu berkelahi dan saling memukul. Akhirnya aku
menikamnya dengan pedang hingga mati terbunuh. Kemudian aku kembali kepada Abu
Amir. Aku katakan kepadanya: Sesungguhnya Allah telah membunuh orang itu. Abu
Amir berkata: Cabutlah anak panah ini! Aku pun mencabutnya sehingga mengalirlah
darah dari luka tersebut. Abu Amir kemudian berkata: Wahai keponakanku! Temuilah
Rasulullah saw. dan sampaikan salamku kepada beliau serta katakan bahwa Abu Amir
berpesan kepada baginda: Mohonkanlah pengampunan Allah untukku! Abu Amir
kemudian mengangkat diriku sebagai kepala pasukan dan tidak beberapa lama
kemudian dia pun meninggal dunia. Ketika kembali ke Nabi saw. aku menjumpai
beliau di dalam rumah sedang berbaring di atas ranjang berlapis tikar dari sabuk
korma dan kasur yang meninggalkan bekas pada punggung dan kedua sisi beliau. Aku
laporkan kepada beliau mengenai kabar kami dan juga kabar Abu Amir sekaligus
menyampaikan pesannya kepada beliau supaya berkenan memohonkan ampunan kepada
Allah untuknya. Kemudian Rasulullah saw. meminta diambilkan air lalu berwudu
dengannya kemudian beliau mengangkat kedua tangan seraya berdoa: Ya Allah!
Berikanlah ampunan kepada Ubaid Abu Amir. Saat itulah aku sempat melihat
putihnya kedua ketiak beliau. Kemudian beliau melanjutkan berdoa: Ya Allah! Pada
hari kiamat nanti jadikanlah dia berada di atas derajat kebanyakan makhluk-Mu
atau manusia. Aku beranikan diri untuk menyela: Dan untukku, wahai Rasulullah,
mohonkanlah ampunan! Nabi saw. saw. pun berdoa: Ya Allah! Ampunilah dosa
Abdullah bin Qais. Dan masukkanlah dia ke sebuah tempat yang mulia pada hari
kiamat kelak. (Shahih Muslim No.4554)
33. Di antara
keutamaan orang-orang Asy`ari ra.
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku sangat
mengenali suara orang-orang Asy`ari lewat bacaan Alquran di saat mereka memasuki
waktu malam. Dan aku mengetahui rumah-rumah mereka melalui suara-suara Alquran
pada malam hari, meskipun aku tidak melihat rumah-rumah mereka ketika mereka
pulang pada siang hari, dan di antara mereka adalah Hakim. Setiap kali bertemu
dengan musuh, dia akan berkata kepada musuh: Sesungguhnya sahabat-sahabatku
menyuruh kalian untuk melihat mereka. (Shahih Muslim No.4555)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang
Asy`ari apabila mereka kehabisan bekal dalam suatu peperangan atau bekal makanan
keluarga mereka di Madinah hanya sedikit, maka mereka akan mengumpulkan apa yang
masih ada pada mereka dalam selembar kain. Kemudian mereka bagikan di antara
mereka dalam satu bejana secara rata dan aku adalah bagian dari mereka dan
mereka adalah bagian dariku. (Shahih Muslim No.4556)
34. Di antara
keutamaan Jakfar bin Abu Thalib ra. dan Asma Binti Umais ra. beserta penumpang
perahu mereka
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Kami mendengar berita keberangkatan Rasulullah saw.
ketika kami sedang berada di Yaman. Lalu aku dan kedua orang kakakku yaitu Abu
Burdah dan Abu Ruhem segera berhijrah untuk bergabung dengan beliau. Sedikitnya
kami berhijrah dalam jumlah lima puluh tiga atau lima puluh dua orang yang
terdiri dari kaumku sendiri. Kami menumpangi sebuah perahu yang akhirnya
mendamparkan kami ke hadapan Najasyi Raja Habasyah (Abessina). Dan di sana kami
bertemu dengan Jakfar bin Abu Thalib ra. beserta para sahabatnya. Lalu Jakfar
berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. mengirim kami ke sini dan menyuruh kami
agar tinggal di sini, karena itu tinggallah kalian semua di sini bersama kami!
Kami pun menetap bersamanya hingga kami tiba bersama-sama (ke tempat Rasulullah)
dan bertemu Rasulullah saw. ketika beliau berhasil menaklukan Khaibar kemudian
memberikan kami sebagian dari harta rampasan. Dan beliau tidak membagikan kepada
seorang pun yang tidak ikut serta dalam perang Khaibar kecuali kepada
orang-orang yang ikut dalam perahu kami bersama Jakfar serta sahabatnya.
Rasulullah saw. memberikan kepada mereka bersama orang-orang yang ikut perang.
Sehingga ada sebagian orang yang mengatakan kepada kami: Kami lebih dahulu
berhijrah daripada kalian. Lalu datanglah Asma binti Umais, salah seorang yang
ikut tiba bersama kami, mengunjungi Hafshah, istri Nabi saw. yang juga termasuk
orang-orang yang berhijrah ke Najasyi. Kemudian masuklah Umar menemui Hafshah
sedangkan Asma masih bersamanya. Dan bertanyalah Umar ketika melihat Asma:
Siapakah ini? Hafshah menjawab: Dia adalah Asma binti Umais. Umar bertanya:
Apakah yang pernah ikut berhijrah ke Habasyah dan termasuk rombongan perahu laut
itu? Asma menjawab: Benar. Umar berkata: Kami lebih dahulu berhijrah daripada
kalian, jadi kami lebih berhak atas Rasulullah saw. daripada kamu sekalian.
Mendengar itu Asma menjadi marah dan mengucapkan kata kasar: Kamu berdusta wahai
Umar, jangan begitu! Demi Allah, (aku mengetahui) kamu bersama Rasulullah saw.
yang selalu memberikan makan kepada orang yang lapar dan mengajar orang yang
bodoh di antara kamu sementara kami berada di negeri yang jauh dan asing di
Habasyah. Itu kami lakukan demi Allah dan Rasul-Nya. Dan demi Allah, aku tidak
akan makan dan minum kecuali setelah aku laporkan apa yang kamu katakan kepada
Rasulullah saw. Kami disiksa dan juga ditakut-takuti dan akan aku ceritakan hal
itu kepada Rasulullah saw. dan juga akan aku tanyakan kepada beliau. Demi Allah,
aku tidak akan berdusta, tidak akan menyimpang dan juga tidak akan menambahi.
Tatkala Nabi saw. datang, Asma berkata: Wahai Nabi Allah, sesungguhnya Umar tadi
berkata begini dan begitu. Rasulullah saw. lalu bersabda: Tidak ada yang paling
berhak terhadap diriku daripada kamu sekalian. Umar dan para sahabatnya hanya
berhijrah satu kali saja, sedangkan kamu sekalian para penumpang perahu
berhijrah dua kali. Asma lalu berkata lagi: Aku melihat Abu Musa dan para
penumpang perahu mendatangiku berbondong-bondong untuk menanyakan kepadaku
mengenai hadis ini. Tidak ada sesuatu pun dari kekayaan dunia yang lebih
menggembirakan dan berharga di hati mereka dari apa yang telah dikatakan
Rasulullah saw. kepada mereka. Abu Burdah berkata: Asma berkata: Aku benar-benar
telah bertemu dengan Abu Musa, dia meminta kembali hadis ini dariku. (Shahih
Muslim No.4558)
35. Di antara
keutamaan kaum Ansar ra.
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Menyinggung tentang kamilah ayat ini turun:
Ketika dua golongan daripadamu ingin mundur karena takut, padahal Allah adalah
penolong bagi kedua golongan itu. Mereka adalah Bani Salimah dan Bani Haritsah
dan kami menyukai ayat itu turun karena firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Agung: Padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. (Shahih Muslim
No.4560)
-
Hadis riwayat Zaid
bin Arqam ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berdoa: Ya Allah! Ampunilah
orang-orang Ansar, anak-anak kaum Ansar, dan cucu-cucu kaum Ansar. (Shahih
Muslim No.4561)
-
Hadis riwayat Anas
ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat beberapa anak lelaki dan perempuan datang dari
perayaan pernikahan lalu beliau berdiri dan bersabda: Ya Allah, kalianlah
termasuk orang yang paling aku cintai, ya Allah, kalianlah termasuk orang yang
paling aku cintai, yang beliau maksudkan adalah kaum Ansar. (Shahih Muslim
No.4563)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Seorang wanita dari kaum Ansar datang kepada
Rasulullah saw. lalu beliau menemuinya dan bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada
dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kamu adalah golongan manusia yang paling aku
cintai sebanyak tiga kali. (Shahih Muslim No.4564)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang
Ansar adalah pengikut khususku dan orang-orang kepercayaanku dan sesungguhnya
manusia nanti akan bertambah banyak dan menjadi sedikit, maka terimalah yang
berperilaku baik dan maafkanlah yang berperilaku buruk di antara mereka. (Shahih
Muslim No.4565)
36. Tentang
kabilah Ansar yang terbaik
-
Hadis riwayat Abu
Usaid ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik kabilah Ansar
ialah Bani Najjar, kemudian Bani Abdul Asyhal, kemudian Bani Harits bin Khazraj,
kemudian Bani Saidah dan dalam setiap kabilah Ansar terdapat kebaikan. Saad
berkata: Aku tidak melihat Rasulullah saw. kecuali beliau telah mengutamakan
kabilah lain atas kami. Ada yang mengatakan: Beliau mengutamakan kabilah kalian
atas banyak kabilah yang lain. (Shahih Muslim No.4566)
37. Baiknya
persahabatan orang-orang Ansar ra.
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Aku berangkat bersama Jarir bin Abdullah
Al-Bajali dalam suatu perjalanan di mana dia ingin menjadi pelayanku. Aku
berkata kepadanya: Jangan kamu lakukan itu! Lalu dia menjawab: Sesungguhnya aku
melihat orang-orang Ansar berbuat sesuatu kepada Rasulullah saw. sehingga aku
bersumpah bahwa tidak seorang pun dari mereka yang aku temani kecuali aku akan
melayaninya. (Shahih Muslim No.4570)
38. Doa Nabi
saw. untuk suku Ghifar dan suku Aslam
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Suku Aslam, semoga Allah
melimpahkan keselamatan kepada mereka, suku Ghifar, semoga Allah mengampuni
mereka. Bukan aku yang mengatakan itu tetapi Allah Yang Maha Mulia lagi Maha
Agunglah yang memfirmankannya. (Shahih Muslim No.4574)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ghifar, semoga Allah
mengampuni mereka, Aslam, semoga Allah memberikan keselamatan kepada mereka,
sedangkan suku Ushayyat telah berlaku durhaka kepada Allah serta Rasul-Nya.
(Shahih Muslim No.4576)
39. Di antara
keutamaan suku Ghifar, Aslam, Juhainah, Asyja`, Muzainah, Tamim, Daus dan
Thayi
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy,
orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah
para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan
Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar,
Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik
dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad
dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
-
Hadis riwayat Abu
Bakrah ra.:
Bahwa Aqra` bin Habis datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Sesungguhnya Surraq Al-Hajij yang berbaiat kepadamu adalah dari suku Aslam,
Ghifar dan Muzainah (aku kira juga Juhainah. Muhammad yang ragu-ragu).
Rasulullah saw. bertanya: Apakah menurutmu kalau Aslam, Ghifar dan Muzainah saya
kira juga Juhainah itu lebih baik dari Bani Tamim, Bani Amir, Asad dan Ghathfan,
lantas mereka merasa kecewa dan rugi? Aqra` bin Habis tadi menjawab: Ya.
Rasulullah saw. bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,
sesungguhnya mereka (suku Aslam, Ghifar, dan Muzainah) lebih baik dari mereka.
(Shahih Muslim No.4582)
-
Hadis riwayat Umar
bin Khathab ra.:
Dari Adi bin Hatim ia berkata: Aku mendatangi Umar bin
Khathab lalu ia berkata kepadaku: Sesungguhnya sedekah pertama yang membuat
gembira wajah Rasulullah saw. dan juga wajah para sahabatnya ialah sedekah suku
Thayi yang kamu bawa kepada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4585)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Thufail dan para sahabatnya datang menghadap
Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya suku Daus
telah kufur dan membangkang, maka mohonkanlah kepada Allah agar mereka
mendapatkan bencana. Dikatakan: Binasalah suku Daus. Rasulullah saw. lalu
berdoa: Ya Allah! Berikanlah petunjuk kepada suku Daus dan datanglah bersama
mereka. (Shahih Muslim No.4586)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Aku masih tetap mencintai Bani Tamim karena tiga
perkara yang aku dengar dari Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Mereka itu adalah umatku yang paling keras menghadapi Dajjal. Ketika
datang sedekah mereka, Nabi saw. bersabda: Ini adalah sedekah-sedekah kaumku.
Seorang wanita tawanan mereka pernah menjadi milik Aisyah, kemudian Rasulullah
saw. juga bersabda: Merdekakanlah ia karena ia adalah anak cucu Ismail. (Shahih
Muslim No.4587)
40. Di antara
keutamaan wanita Quraisy
41. Upaya Nabi
saw. mempersaudarakan para sahabat beliau
42. Keutamaan
para sahabat, para tabiin serta orang-orang yang datang sesudah zaman
mereka
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Akan datang kepada
manusia suatu zaman di mana segolongan manusia akan berperang, lalu ditanyakan
kepada mereka: Adakah di antara kalian yang pernah melihat Rasulullah saw.?
Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu mereka diberi kemenangan (mengalahkan musuh).
Kemudian datang lagi segolongan manusia yang berperang, lalu ditanyakan kepada
mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat para sahabat
Rasulullah saw. Mereka menjawab: Ya, ada. Kemudian mereka pun diberi kemenangan.
Kemudian datang lagi segolongan menusia yang juga berperang, lalu ditanyakan
kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat tabiin? Mereka
menjawab: Ya, ada. Akhirnya mereka juga diberi kemenangan. (Shahih Muslim
No.4597)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik
umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka
(tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin). Kemudian akan datang
suatu kaum di mana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan
sumpahnya mendahului kesaksiannya. (Shahih Muslim No.4599)
-
Hadis riwayat Imran
bin Hushain ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang
terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian
orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup
sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka.
Imran berkata: Aku tidak tahu apakah Rasulullah saw. mengatakan setelah kurun
beliau dua kali atau tiga kali. Kemudian setelah mereka akan datang suatu kaum
yang memberikan kesaksian sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka
berkhianat sehingga tidak dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak
pernah memenuhinya dan akan tampak pada mereka kegemukan. (Shahih Muslim
No.4603)
43. Sabda Nabi
saw. dalam waktu seratus tahun yang akan datang, tidak akan ada lagi di muka
bumi orang yang hidup sekarang
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Pada suatu malam Rasulullah saw. salat
Isyak berjamaah bersama kami di akhir hayatnya. Setelah mengucapkan salam,
beliau berdiri dan bersabda: Tahukah kalian apa arti malam ini? Sesungguhnya
dalam kurun waktu seratus tahun yang akan datang sudah tidak ada lagi seorang
pun yang masih hidup di muka bumi. Kata Ibnu Umar ra.: Lalu orang-orang banyak
yang salah mengartikan sabda Rasulullah saw. tersebut. Mereka ramai membicarakan
mengenai sabda beliau tersebut, terutama mengenai kalimat seratus tahun itu.
Padahal Rasulullah saw. hanya ingin bersabda bahwa tidak seorang pun dari
menusia yang hidup sekarang ini akan tetap hidup pada kurun waktu seratus tahun
yang akan datang. Yang beliau maksudkan adalah akan berakhirnya kurun waktu
sahabat. (Shahih Muslim No.4605)
44. Haram
hukumnya mencaci-maki para sahabat Nabi saw.
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin
Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu
Rasulullah saw. lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para
sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud,
hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah
seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)
45. Mengenai
kaum Tsaqif yang tukang dusta dan perusak
-
Hadis riwayat Asma
binti Abu Bakar ra.:
Dari Abu Nauval dari Hajjaj ia berkata kepada Asma
binti Abu Bakar ra.: Bagaimana menurutmu dengan apa yang aku lakukan terhadap
musuh Allah? Dia menjawab: Saya melihat kamu telah menghancurkan kehidupan
dunianya dan dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu. Saya mendengar bahwa
kamu telah memanggilnya dengan sebutan "anak seorang wanita yang selalu
mengenakan dua potong kain (Zatunnithaqain)" dan ketahuilah bahwa akulah wanita
Zatunnithaqain itu, yang satu aku gunakan untuk mengangkat makanan Rasulullah
saw. dan makanan Abu Bakar dari binatang tunggangan, sedangkan yang sepotong
lagi itu adalah sebagai ikat pinggang kaum wanita yang selalu dibutuhkan.
Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami bahwa di antara kaum
Tsaqif itu terdapat seorang pendusta dan perusak. Yang pendusta dapat kami lihat
sendiri, adapun yang perusak, aku kira kamu orangnya. Mendengar kata-kata tajam
dari wanita itu, ia segera beranjak pergi meninggalkannya tanpa membantahnya.
(Shahih Muslim No.4617)
46. Keutamaan
Persia
47. Sabda Nabi
saw.: Manusia itu seperti seratus ekor unta tetapi sebanyak itu tidak ada seekor
pun unta yang bisa dijadikan tunggangan
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kamu sekalian akan mendapati
manusia itu seperti seratus ekor unta, di mana seseorang tidak akan mendapati
seekor pun yang dapat dijadikan binatang tunggangan. (Shahih Muslim
No.4620)