Kitab Keutamaan
Beberapa Perkara
1. Mukjizat Nabi
saw.
2. Penjelasan
perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dibawa oleh Nabi saw.
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha
Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu
adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang
subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi
berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan
manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum
dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang
gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan
orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang
Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga
perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang
karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)
3. Kasih sayang
Nabi saw. terhadap umatnya dan kepedulian beliau memperingatkan mereka dari
hal-hal yang membahayakan
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaanku
sebagai utusan Allah adalah seperti seorang lelaki yang mendatangi kaumnya
seraya berkata: Wahai kaumku! Sesungguhnya kau telah melihat dengan mata kepala
sendiri sepasukan tentara dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang
tidak bersenjata, maka carilah keselamatan. Sebagian kaumnya ada yang mematuhi
lalu pada malam hari mereka berangkat (menyelamatkan diri) dengan tidak
terburu-buru. Sebagian yang lain mendustakan hingga keesokan paginya mereka
masih berada ditempat semula maka diserbulah mereka oleh pasukan tentara tadi
lalu musnahkan dan dibantailah mereka. Itu adalah perumpamaan orang yang patuh
kepadaku dan mengikuti ajaran yang aku bawa serta perumpamaan orang yang durhaka
kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa. (Shahih Muslim No.4233)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
perumpamaanku dan umatku adalah seperti seorang yang menyalakan api yang
mengakibatkan binatang-binatang melata dan nyamuk terperangkap ke dalam api
tersebut. Aku sudah berusaha memegang ikat pinggang kalian namun kalian malah
menceburkan diri ke dalamnya. (Shahih Muslim No.4234)
4. Penyebutan
Nabi saw. sebagai utusan terakhir
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaanku dengan
para nabi yang lain adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah
bangunan yang bagus dan indah. Banyak orang yang mengelilingi bangunan tersebut
dan berkomentar: Kami belum pernah melihat bangunan seindah bangunan ini kecuali
karena bata ini. Dan aku adalah sebuah bata tersebut. (Shahih Muslim
No.4237)
-
Hadis riwayat Jabir
ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaanku dengan para nabi,
adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah rumah. Dia menata
dengan bagus dan sempurna. Kecuali masih ada satu tempat bata. Banyak orang
masuk kedalam bangunan tersebut dan mengaguminya seraya berkata: Kalau
seandainya bukan karena tempat bata itu (masing kosong), maka akan jauh lebih
bagus. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Aku adalah yang (diibaratkan)
sebagai bata tersebut. Aku datang sekaligus sebagai penutup para nabi-nabi.
(Shahih Muslim No.4240)
5. Tentang
adanya telaga Nabi saw. dan sifat-sifatnya
-
Hadis riwayat
Jundab ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda: Aku
mendahului kalian berada di telaga. (Shahih Muslim No.4242)
-
Hadis riwayat Sahal
ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda: Aku mendahului
kalian berada di telaga. Barang siapa yang sampai di sana tentu dia akan minum
dan siapa yang telah minum niscaya tidak akan merasa dahaga selama-lamanya.
Sungguh akan datang kepadaku kaum-kaum yang aku kenal dan mereka mengenal aku
kemudian terdapat penghalang antara aku dan mereka. (Shahih Muslim No.4243)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
Telagaku seluas perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama
demikian. Airnya lebih putih dari perak, aromanya lebih wangi dari minyak misk,
cangkirnya sejumlah bintang-bintang yang ada di langit. Barang siapa yang telah
meminum air telaga tersebut niscaya dia tidak akan merasa dahaga selama-lamanya.
(Shahih Muslim No.4244)
-
Hadis riwayat Asma
binti Abu Bakar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku berada di
tepi telaga untuk melihat siapa saja di antara kalian yang akan minum dari
telagaku. Dan akan ada sekelompok manusia yang akan dihalangi lalu aku bermohon:
Wahai Tuhanku, mereka adalah sebagian dari diriku dan termasuk umatku. Kemudian
dikatakan: Tidak tahukah engkau apa yang telah mereka perbuat sesudahmu? Demi
Allah! Mereka langsung kembali kepada kekafiran sepeninggalmu. Kata seorang
perawi, Ibnu Abu Malikah berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan
kepada-Mu dari kembali kepada kekafiran atau dari cobaan terhadap agama kami.
(Shahih Muslim No.4245)
-
Hadis riwayat Uqbah
bin Amir ra.:
Bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. keluar untuk menyalatkan
jenazah syuhada Uhud. Kemudian beliau beralih ke atas mimbar dan bersabda:
Sesungguhnya aku akan mendahului kalian dan aku akan menjadi saksi atas kalian.
Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini aku sedang melihat telagaku. Sesungguhnya
aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi.
Sesungguhnya demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan kembali musyrik
sepeninggalku tetapi aku khawatir kalian akan berlomba-lomba dalam kehidupan
dunia. (Shahih Muslim No.4248)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku akan
mendahului kalian berada di telaga dan niscaya aku akan bertengkar dengan
beberapa kaum namun aku dapat mengalahkan mereka lalu aku berkata: Wahai
Tuhanku, tolonglah sahabat-sahabatku, tolonglah sahabat-sahabatku. Lantas
dikatakan: Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang telah mereka perbuat
sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.4250)
-
Hadis riwayat
Haritsah ra.:
Bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda: (Luas) Telaga itu
adalah seluas antara kota Shan`a dengan kota Madinah. (Shahih Muslim
No.4251)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di depan kalian
terbentang sebuah telaga yang luas kedua tepinya sama dengan luas antara daerah
Jarba` dengan Adzruh. (Shahih Muslim No.4252)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Sungguh aku akan menghalangi
beberapa orang dari telagaku seperti seorang wanita asing yang dihalangi dari
unta. (Shahih Muslim No.4257)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Telagaku kira-kira seluas
antara kota Ailah sampai kota Shan`a yang berada di Yaman. Sesungguhnya di sana
terdapat cangkir minum sebanyak jumlah bintang-bintang di langit. (Shahih Muslim
No.4258)
6. Tentang
keikutsertaan malaikat Jibril dan Mikail dalam perang Uhud membela Nabi
saw.
-
Hadis riwayat Saad
ra., ia berkata:
Pada perang Uhud aku pernah melihat di sisi kanan dan kiri
Rasulullah saw. dua orang lelaki yang berpakaian putih sebelum dan sesudahnya
aku tidak pernah melihat mereka lagi, yaitu malaikat Jibril dan Mikail. (Shahih
Muslim No.4264)
7. Keberanian
dan keunggulan Nabi saw. dalam berperang
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah orang yang paling berbudi
tinggi, dermawan dan pemberani. Pernah pada suatu malam penduduk Madinah
dikejutkan oleh suara yang sangat dahsyat. Orang-orang kemudian berangkat menuju
ke arah suara tersebut. Rasulullah saw. bertemu mereka saat hendak kembali
pulang. Ternyata beliau telah mendahului mereka menuju ke arah suara tersebut.
Waktu itu beliau naik kuda milik Abu Thalhah, di lehernya terkalung sebuah
pedang. Beliau bersabda: Kalian tidak perlu takut, kalian tidak perlu takut. Ia
berkata: Kami mendapatkan kuda tersebut cepat larinya padahal sebelumnya adalah
kuda yang lambat berlari. (Shahih Muslim No.4266)
8. Nabi saw.
adalah orang yang lebih dermawan daripada angin yang berhembus
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan
dalam hal kebaikan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan. Sesungguhnya
malaikat Jibril as. bertemu dengan beliau setiap tahun pada bulan Ramadan sampai
selesai. Rasulullah saw. membaca Alquran di hadapannya. Saat Rasulullah saw.
bertemu dengan malaikat Jibril, maka beliau adalah orang yang paling dermawan
dalam hal kebaikan melebihi angin yang berhembus. (Shahih Muslim
No.4268)
9. Rasulullah
saw. adalah orang yang paling baik akhlaknya
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Aku melayani Rasulullah saw. selama sepuluh
tahun. Demi Allah! Beliau sama sekali tidak pernah mengatakan kepadaku: Hus!
Beliau juga tidak pernah mengatakan kepadaku sesuatu seperti: Kenapa kamu
kerjakan itu? Kenapa kamu tidak mengerjakan ini. (Shahih Muslim
No.4269)
10. Setiap kali
Rasulullah saw. dimintai sesuatu, belum pernah beliau mengatakan: Tidak. Beliau
adalah orang yang sering memberi
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. tidak pernah dimintai sesuatu
kemudian beliau mengatakan: Tidak. (Shahih Muslim No.4274)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seandainya harta
kekayaan Bahrain berhasil aku dapatkan, niscaya aku akan memberimu sekian,
sekian, dan sekian sambil mengisyaratkan kedua belah tangannya. Ternyata Nabi
saw. lebih dahulu wafat sebelum harta kekayaan Bahrain didapatnya. (Shahih
Muslim No.4278)
11. Kasih sayang
serta sopan-santun Nabi saw. terhadap anak-anak dan keluarga serta keutamaan hal
itu
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tadi malam aku
dikaruniai seorang anak yang aku beri nama dengan nama bapakku, yaitu Ibrahim.
Beliau lalu menyerahkan kepada Ummu Saif, istri seorang tukang pandai besi yang
biasa dipanggil Abu Saif. Suatu hari beliau berangkat menemuinya dan aku
mengikutinya sampai bertemu Abu Saif yang sedang meniup alat peniup api,
sehingga rumahnya penuh dengan asap. Aku mempercepat jalan di hadapan Rasulullah
dan aku berkata: Wahai Abu Saif, berhentilah karena Rasulullah saw. telah
datang! Kemudian dia berhenti lalu Nabi saw. memanggil putranya yang masih kecil
lantas memeluknya dan mengatakan sesuatu yang Allah kehendaki. Lebih lanjut Anas
berkata: Aku melihat dia memperdaya dirinya menghadapi sakaratul maut di hadapan
Rasulullah hingga kedua mata beliau mengalirkan air mata lantas bersabda: Mata
mengucurkan air mata dan hati merasa sedih serta aku hanya akan mengatakan
perkataan yang diridai Tuhanku. Demi Allah, wahai Ibrahim, sesungguhnya kami
sangat sedih (atas kematianmu). (Shahih Muslim No.4279)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Pada suatu hari beberapa orang Arab badui datang
kepada Rasulullah saw. dan bertanya: Apakah kamu mencium anak-anak kecilmu?
Mereka menjawab: Ya. Lalu mereka berkata lagi: Akan tetapi, demi Allah, kami
belum pernah memeluknya. Rasulullah saw. lalu bersabda: Aku tidak dapat berbuat
apa-apa jika Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hati kamu sekalian.
(Shahih Muslim No.4281)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Aqra` bin Habis pernah melihat Nabi saw. sedang mencium
Hasan. Dia (Aqra` bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh
orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka
dia tidak akan disayangi. (Shahih Muslim No.4282)
-
Hadis riwayat Jarir
bin Abdullah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak
menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim
No.4283)
12. Rasulullah
saw. adalah seorang yang pemalu
13. Kasih sayang
Nabi saw. terhadap istri-istrinya. Perintah beliau kepada kusir kendaraan untuk
berlaku lembut kepada wanita
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw. dalam suatu perjalanannya ada
seorang pelayan berkulit hitam bernama Anjasyah sedang memacu kudanya dengan
bersyair (kuda yang membawa istri-istri Nabi saw.) Rasulullah saw. bersabda
kepadanya: Wahai Anjasyah, pelan-pelan saja memacu kuda dan berlaku lembutlah
kepada kaum wanita. (Shahih Muslim No.4287)
14. Nabi saw.
menjauhi patung-patung berhala dan memilih perkara mubah yang paling mudah serta
pembalasan beliau jika kehormatan Allah dilanggar
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Tidak pernah Rasulullah saw. disuruh
memilih antara dua perkara kecuali beliau akan mengambil yang paling mudah di
antara keduanya selama itu tidak dosa. Jika yang paling ringan itu ternyata
dosa, maka beliau menjauhinya pula. Rasulullah saw. tidak pernah membalas untuk
diri sendiri, kecuali jika kehormatan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung
dilanggar. (Shahih Muslim No.4294)
15. Harumnya
keringat Nabi saw. dan mencari berkah darinya
16. Nabi saw.
berkeringat di musim dingin saat menerima wahyu
17. Nabi saw.
mengurai dan menyisir rambutnya menjadi dua belahan
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Kebiasaan orang-orang ahli kitab ialah memanjangkan
rambut mereka sedang orang-orang musyrik biasa menyisir rambut mereka menjadi
dua belahan. Rasulullah saw. senang menyesuaikan dengan ahli kitab dalam hal
yang tidak diperintahkan (mubah) lalu Rasulullah saw. memanjangkan rambut
jambulnya setelah itu disisir menjadi dua belahan. (Shahih Muslim
No.4307)
18. Sifat Nabi
saw. dan beliau adalah manusia yang paling tampan
-
Hadis riwayat
Barra' ia berkata:
Rasulullah saw. adalah seorang lelaki yang berperawakan
sedang, berpundak lebar dan berambut lebat sampai ke daun telinga. Beliau suka
mengenakan pakaian warna merah. Aku sama sekali tidak pernah melihat sesuatu
yang lebih bagus daripada Nabi saw.. (Shahih Muslim No.4308)
19. Sifat rambut
Nabi saw.
20. Uban Nabi
saw.
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Dari Ibnu Sirin ia berkata: Anas bin Malik ra. pernah
ditanya: Apakah Rasulullah saw. pernah menyemir (rambutnya)? Anas bin Malik
menjawab: Bahwa dia belum pernah melihat uban kecuali hanya sedikit. (Shahih
Muslim No.4317)
-
Hadis riwayat Abu
Juhaifah ra.:
Dari Zuhair dari Ishak dari Abu Juhaifah ia berkata: Aku
pernah melihat Nabi saw. rambut beliau yang di sini berwarna putih. Zuhair
meletakkan sebagian jari-jarinya pada bagian bawah bibir. Lebih lanjut dikatakan
kepada Zuhair: Anda sudah sebesar siapa saat itu? Zuhair menjawab: Aku sudah
bisa meruncingkan anak panah dan merekatkan bulu padanya. (Shahih Muslim
No.4323)
21. Adanya tanda
kenabian, sifatnya dan letaknya di salah satu bagian tubuh Nabi saw.
-
Hadis riwayat Saib
bin Yazid ra., ia berkata:
Bibiku pernah membawaku pergi menghadap
Rasulullah saw. Bibiku berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya keponakanku ini
terserang penyakit perut. Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendoakan aku supaya
mendapat berkah. Setelah itu beliau berwudu dan aku meminum sisa air wudunya
kemudian aku berdiri di belakang punggung beliau dan melihat sebuah tanda
(kenabian) antara kedua pundaknya seperti telur burung merpati. (Shahih Muslim
No.4328)
22. Sifat dan
usia Nabi saw. ketika diangkat menjadi rasul
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah bukan orang yang tinggi
sekali dan tidak pula pendek dan tidak juga putih sekali dan tidak berwarna
coklat serta tidak pula berambut terlalu keriting dan tidak terlalu lurus.
Beliau diutus Allah ketika berusia empat puluh tahun dan menetap di Mekah selama
sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun. Beliau wafat ketika berusia
enam puluh tahun sementara di rambut kepala dan janggut beliau tidak lebih dari
dua puluh helai uban. (Shahih Muslim No.4330)
23. Usia Nabi
saw. ketika wafat
24. Masa
Rasulullah berada di Mekah dan Madinah
25. Nama-nama
Nabi saw.
-
Hadis riwayat
Jubair bin Muth`im ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Aku adalah Muhammad, aku
adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (penghapus), yang karena aku dihapuskan
kekufuran. Aku adalah Al-Hasyir (pengumpul), di mana seluruh manusia akan
dikumpulkan sesudahku. Aku adalah Aqib dan Aqib adalah nabi yang tidak akan ada
lagi seorang nabi sesudahnya. (Shahih Muslim No.4342)
26. Pengetahuan
dan ketakwaan Nabi saw. kepada Allah Taala
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah melakukan suatu perkara
kemudian beliau mengambil keringanan (rukhshah) yang ada di dalamnya. Lalu
sampailah berita itu kepada beberapa orang sahabat beliau yang tampak
seakan-akan mereka tidak menyukainya dan menjauhkan diri dari perkara tersebut.
Dan keadaan itu pun sampai kepada beliau yang langsung berdiri dan berpidato:
Kenapa orang-orang yang sampai kepada mereka suatu perkara dari diriku di mana
aku melakukan keringanan di dalamnya lalu mereka tidak menyukai dan menjauhkan
diri darinya. Demi Allah, sungguh aku lebih mengetahui Allah dan lebih takut
kepada-Nya daripada mereka. (Shahih Muslim No.4345)
27. Wajib
mengikuti jejak Nabi saw.
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Zubair ra.:
Bahwa seorang lelaki Ansar bertengkar dengan Zubair
di hadapan Rasulullah saw. mengenai saluran air daerah Harrah yang digunakan
untuk mengairi pohon kurma. Lelaki Ansar tersebut berkata: Biarkan air itu
mengalir! Ternyata Zubair menolak permintaan mereka. Lalu mereka mengadukan hal
itu kepada Rasulullah saw. Berkatalah beliau kepada Zubair: Alirkanlah wahai
Zubair dan alirkan juga air itu kepada tetanggamu! Lelaki tersebut marah seraya
berkata: Wahai Rasulullah! Apakah karena Zubair itu anak bibimu? Berubahlah
warna muka Nabi saw. lalu berkata: Wahai Zubair, alirkanlah air itu kemudian
tahan agar kembali lagi ke kebun! Lalu Zubair berkata: Demi Allah, aku yakin
bahwa ayat ini turun menyinggung percekcokan tadi: Maka demi Tuhan, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (Shahih Muslim No.4347)
28. Penghormatan
kepada Nabi saw. dan meninggalkan pertanyaan yang tidak penting kepada beliau
atau yang tidak berkaitan dengan taklif serta yang tidak realistis dan
sebagainya
-
Hadis riwayat Saad
bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
orang-orang muslim yang paling besar dosanya terhadap orang-orang muslim yang
lain ialah orang yang bertanya tentang suatu perkara yang belum diharamkan atas
orang-orang muslim kemudian diharamkan atas mereka karena pertanyaannya. (Shahih
Muslim No.4349)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Telah sampai kepada Rasulullah saw. berita
tentang para sahabatnya kemudian beliau berpidato dan bersabda: Telah
diperlihatkan kepadaku surga dan neraka. Aku belum pernah melihat suatu kebaikan
dan keburukan seperti yang terjadi pada hari ini. Jika seandainya kalian
mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak
menangis. Lebih lanjut Anas bin Malik ra. mengatakan: Tidak ada hari yang lebih
menyedihkan bagi para sahabat Rasulullah saw. daripada hari itu. Anas bin Malik
berkata lagi: Mereka menutupi kepala mereka sambil terdengar isak-tangis mereka.
Ia berkata lagi: Umar berdiri seraya berkata: Kami rela Allah sebagai Tuhan,
Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi. Anas bin Malik ra. berkata:
Bangkitlah lelaki itu dan bertanya: Siapa bapakku? Dia menjawab: Bapakmu adalah
si Fulan. Maka turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
menanyakan (kepada nabimu) hal-hal yang serupa itu jika diterangkan kepadamu,
niscaya menyusahkan kamu. (Shahih Muslim No.4351)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Nabi saw. pernah ditanya tentang beberapa perkara yang
tidak beliau sukai. Ketika telah banyak ditanyakan kepadanya, beliau menjadi
marah dan bersabda kepada orang-orang: Bertanyalah kepadaku tentang apapun yang
kalian inginkan! Seorang lelaki bertanya: Siapakah ayahku? Beliau menjawab:
Ayahmu adalah Hudzafah. Yang lain berdiri dan bertanya: Siapakah ayahku, wahai
Rasulullah? Beliau menjawab: Ayahmu adalah Salim, budak Syaibah. Ketika Umar
melihat Rasulullah saw. sedang murka itulah, dia berkata: Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya Kami bertobat kepada Allah. (Shahih Muslim No.4355)
29.
Keutamaan-keutamaan Nabi Isa as.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Aku
adalah orang yang paling berhak terhadap putra Maryam. Para nabi adalah
saudara-saudara seayah. Antara aku dan dia (putra Maryam) tidak ada seorang nabi
pun. (Shahih Muslim No.4360)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang bayi pun yang
dilahirkan kecuali telah disentuh oleh setan sehingga ia menangis menjerit
karena sentuhan setan tersebut kecuali putra Maryam dan ibunya. (Shahih Muslim
No.4363)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu hari Isa
putra Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa lalu bertanya kepada lelaki
tersebut: Kamu telah mencuri? Lelaki tersebut menjawab: Tidak, demi Zat yang
tiada Tuhan selain Dia. Selanjutnya Isa berkata: Aku beriman kepada Allah dan
aku mendustakan diriku. (Shahih Muslim No.4366)
30.
Keutamaan-keutamaan Nabi Ibrahim as. Khalilullah
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Nabi Ibrahim as. berkhitan ketika beliau berusia delapan puluh tahun
dengan sebuah kapak. (Shahih Muslim No.4368)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Nabi Ibrahim as. tidak pernah berdusta kecuali sebanyak tiga kali, dua
di antaranya menyangkut Zat Allah, yaitu ucapannya: Sesungguhnya aku sakit. Dan
ucapannya: Sebenarnya patung yang besar itulah yang memukulnya. Yang satu lagi
adalah menyangkut diri Sarah. Karena beliau datang ke sebuah negeri yang
dikuasai seorang raja diktator bersama Sarah yang ketika itu sebagai seorang
wanita yang paling cantik. Berkatalah ia kepada Sarah: Sesungguhnya raja
diktator ini, jika ia mengetahui bahwa kamu adalah istriku maka dia akan
mengalahkanku untuk merebutmu. Maka jika dia bertanya kepadamu katakanlah
kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku. Sesungguhnya kamu memang
saudara perempuanku dalam Islam. Dan sesungguhnya aku tidak mengetahui di negeri
ini seorang muslim pun selain aku dan kamu. Ketika (Ibrahim) memasuki negeri
raja yang diktator itu, terlihatlah Sarah oleh salah seorang keluarga raja lalu
ia segera menghadap dan melaporkan: Telah datang ke negeri paduka raja seorang
wanita yang hanya patut menjadi milik paduka. Sang raja lalu mengirim utusan
kepada Sarah dan dibawanya. Lalu Nabi Ibrahim as. segera melaksanakan salat.
Ketika Sarah datang ke hadapan raja, dia tidak mampu menguasai diri untuk
langsung merangkul Sarah sehingga tangannya tergenggam erat sekali. Dia berkata
kepada Sarah: Berdoalah kepada Allah agar Dia melepaskan tanganku dan aku tidak
akan mengganggumu. Sarah lalu berdoa. Lalu sang raja mengulanginya dan kembali
tangannya tergenggam dengan lebih kuat lagi dari yang pertama. Lalu sang raja
mengulangi ucapannya meminta kepada Sarah agar Tuhan melepaskan tangannya. Sarah
berdoa lagi. Sang raja mengulangi lagi dan kembali tangannya terggenggam dengan
lebih kuat lagi daripada yang pertama dan kedua. Sang raja berkata: Berdoalah
kepada Allah agar Dia melepaskan tanganku. Demi Allah aku tidak akan
menganggumu. Dan Sarah berdoa lagi sehingga terbukalah tangannya. Sang raja lalu
memanggil orang yang membawa Sarah: Sesungguhnya kamu membawakan kepadaku
seorang wanita setan bukan manusia. Usirlah ia dari negeriku dan berikanlah
kepadanya Hajar. Lebih lanjut Nabi saw. mengatakan: Kemudian Sarah kembali
dengan berjalan kaki. Ketika Ibrahim as. melihat, disambutnya seraya bertanya:
Bagaimana kabarmu? Sarah menjawab: Baik-baik saja, Allah telah berkenan
melindungiku dari gangguan tangan raja durhaka itu dan ia telah memberikan
seorang budak pelayan. (Shahih Muslim No.4371)
31. Keutamaaan
Nabi Musa as.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Malaikat maut pernah diutus kepada Musa as. Ketika
malaikat tersebut datang menjumpainya, Nabi Musa langsung memukul dan mencungkil
matanya. Lalu malaikat itu kembali kepada Tuhannya seraya berkata: Engkau telah
mengutusku kepada seorang yang tidak ingin mati. Ia berkata: Allah kemudian
mengembalikan matanya. Allah berfirman: Kembalilah kepadanya dan katakan supaya
dia meletakkan tangannya di punggung seekor banteng dan baginya usia satu tahun
dari setiap helai rambut yang ditutupi tangannya. Malaikat itu bertanya: Ya
Tuhanku! Setelah itu? Tuhan berfirman: Kematian. Malaikat tersebut berkata:
Sekaranglah! Lalu dia memohon agar Allah mendekatkan dirinya dengan bumi yang
suci sejauh jarak lemparan batu. Rasulullah saw. bersabda: Jika aku berada di
sana, tentu aku akan memperlihatkan kepada kalian makam (Musa) yang berada di
pinggir jalan, tepatnya di bawah bukit pasir merah. (Shahih Muslim No.4374)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Ketika seorang Yahudi menawarkan barang
dagangannya ia diberikan sifat barang dagangannya itu dengan sesuatu yang tidak
ia sukai atau tidak ia senangi. Abdul Aziz ragu-ragu antara kedua kata tersebut.
Ia berkata: Tidak, demi Tuhan yang telah memilih Musa as. atas manusia. Ia
berkata: Lalu seorang lelaki Ansar yang mendengarnya dan langsung menampar
wajahnya seraya berkata: Kamu mengatakan demi Tuhan yang telah memilih Musa as.
atas sekalian manusia sedangkan Rasulullah saw. berada di tengah-tengah kita! Ia
berkata lagi: Lalu orang Yahudi itu pergi menemui Rasulullah saw. dan berkata:
Wahai Abul Qasim! Sesungguhnya aku mempunyai tanggung jawab dan janji. Si Fulan
telah menampar wajahku. Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki tersebut: Kenapa
kamu menampar wajahnya? Dia menjawab: Wahai Rasulullah! Dia mengatakan demi
Tuhan yang telah memilih Musa as. atas sekalian manusia. Bukankah engkau masih
berada di tengah-tengah kita? Ia berkata: Lalu Rasulullah saw. murka dan itu
terlihat dari wajahnya. Kemudian beliau bersabda: Janganlah kalian
membeda-bedakan antara para utusan Allah. Sesungguhnya sangkakala akan ditiupkan
sehingga binasalah makhluk yang berada di langit dan di bumi kecuali orang yang
dikehendaki Allah. Kemudian ditiupkan lagi dan aku adalah orang pertama yang
dibangkitkan atau termasuk orang yang pertama dibangkitkan namun tiba-tiba Musa
as. sedang berpegang pada Arsy. Aku tidak tahu apakah ia sudah dihisab ketika ia
pingsan pada peristiwa (pecahnya) gunung Thur ataukah ia telah dibangkitkan
sebelum aku dan aku tidak akan berkata sesungguhnya ada seseorang yang lebih
utama daripada Yunus bin Matta as.. (Shahih Muslim No.4376)
32. Mengenai
Yunus as. dan sabda Nabi saw.: Tidak patut bagi seorang hamba mengatakan "Aku
adalah lebih baik daripada Yunus bin Matta as."
33.
Keutamaan-keutamaan Yusuf as.
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Ditanyakan kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah! Siapakah orang
yang paling mulia itu? Beliau bersabda: Mereka yang paling bertakwa. Mereka
berkata: Bukan tentang itu yang kami tanyakan kepadamu. Beliau bersabda: Maka
Yusuf karena ia seorang nabi Allah, anak seorang nabi Allah sekaligus cucuk
seorang nabi Allah serta buyut nabi Allah (yang dijuluki) kekasih Allah. Mereka
berkata: Juga bukan hal itu yang kami tanyakan kepadamu. Beliau bersabda: Apakah
tentang asal-usul orang-orang Arab yang kalian tanyakan kepadaku? Sebaik-baik
mereka pada masa jahiliah adalah sebaik-baik mereka pada masa Islam, jika mereka
memahami ajaran Islam. (Shahih Muslim No.4383)
34.
Keutamaan-keutamaan Khidhir as.
-
Hadis riwayat Ubay
bin Kaab ra.:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada
Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani
Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh
Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku
pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di
tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling
berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya
karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu
kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua
lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai
Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah
seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut,
maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama
Yusya` bin Nun. Musa as. membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan
muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu
karang besar dan tidurlah Musa as. dan muridnya. Sementara ikan yang berada
dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian
Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas
ikan tersebut. Musa as. dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa
perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as. lupa untuk
memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as. berkata kepada muridnya: Bawalah
kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita
ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang
diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat
berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu,
setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah
masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as. berkata:
Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya
mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi
Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan
itulah Khidhir. Musa as. mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya
kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.) berkata: Aku adalah
Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata:
Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah
kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari
ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui.
Musa as. berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu
mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku.
Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang hal itu? Musa as. berkata: Insya Allah kamu akan mendapati
aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu
urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu
menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya
kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as. lalu berangkat dengan
berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka
berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut
mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa
bayaran. Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa as.
berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan
sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan
penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar?
Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
akan sabar bersamaku. Musa as. berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena
kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam
urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang
berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan
beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga
terbunuhlah ia. Musa as. berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu?
Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan
sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu,
bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada
yang pertama. Selanjutnya Musa as. berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang
sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu,
sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan,
hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu
kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka,
kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh,
maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan
dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as. berkata kepada
Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan
tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk
pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan
kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya.
Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali
kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita
tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as.
yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu
hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata
kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan
seekor burung pipit tersebut pada laut itu. (Shahih Muslim
No.4385)