YANG PERLU ANDA KETAHUI DARI HADITS-8 (MENGENAL
TABI’IN)
Rabu, 01 Nopember 06
Definisi Tabi’i
Secara bahasa kata
Tabi’in merupakan bentuk jamak (Plural) dari Tabi’i atau
Tabi’. Tabi’ merupakan Ism Fa’il dari kata kerja
Tabi’a. Bila dikatakan, Tabi’ahu fulan, maknanya Masya
Khalfahu (Si fulan berjalan di belakangnya).
Secara istilah adalah
orang yang bertemu dengan shahabat dalam keadaan Muslim dan meninggal dunia
dalam Islam pula. Ada yang mengatakan, Tabi’i adalah orang yang menemati
shahabat.
Faedahnya
Di antara faedah mengenal
Tabi’in adalah agar dapat membedakan mana hadits Mursal (ucapan
Tabi’i yang meriwayatkan langsung dari Nabi SAW tanpa menyebutkan shahabat) dan
mana hadits Muttashil (bersambung sanadnya hingga kepada Nabi SAW).
Thabaqat Tabi’in
Para ulama berbeda pendapat mengenai
Thabaqat (tingkatan) Tabi’in. Karena itu, mereka mengklasifikasikannya
berdasarkan pandangan masing-masing, di antaranya:
a. Imam Muslim
menjadikannya tiga Thabaqat
b. Ibn Sa’d menjadikannya empat
Thabaqat
c. Al-Hakim menjadikannya lima belas Thabaqat, yang
pertamanya adalah orang yang bertemu dengan sepuluh shahabat yang diberi kabar
gembira untuk masuk surga.
Siapa Mukhadhramin?
Kata
Mukhadhramin merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Mukhadhram.
Pengertiannya adalah orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi SAW lalu
masuk Islam akan tetapi ia tidak sempat melihat beliau SAW. Menurut pendapat
yang shahih, Mukhadhramin dimasukkan ke dalam kategori kalangan Tabi’in.
Jumlah mereka ditaksir sebanyak 20 orang seperti yang dihitung oleh Imam
Muslim.
Akan tetapi pendapat yang tepat, bahwa jumlah mereka lebih dari
itu, di antara nama mereka terdapat Abu ‘Utsman an-Nahdi dan al-Aswad bin Yazid
an-Nakha’iy.
Siapa Tujuh Fuqaha?
Di antara deretan para
tokoh besar Tabi’in adalah mereka yang disebut al-Fuqaha as-Sab’’ah
(Tujuh Fuqaha). Mereka-lah para ulama besar kalangan Tabi’in dan semuanya
berasal dari Madinah. Mereka adalah:
1. Sa’id bin al-Musayyib
2.
al-Qasim bin Muhammad
3. ‘Urwah bin az-Zubair
4. Kharijah bin Zaid
5. Abu Salamah bin ‘Abdurrahman
6. ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah bin ‘Utbah
7. Sulaiman bin Yasar
(Dalam hal ini, Ibn al-Mubarak memasukkan
Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar menggantikan Abu Salamah. Sedangkan Abu az-Zinad
memasukkan Abu Bakar bin ‘Abdurrahman menggantikan dua nama; Salim dan Abu
Salamah)
Siapa Kalangan Tabi’in Yang Paling Utama?
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai siapa di
antara kalangan Tabi’in tersebut yang paling utama. Pendapat yang masyhur bahwa
yang paling utama di antara mereka adalah Sa’id bin al-Musayyib. Abu ‘Abdillah,
Muhammad bin Khafif asy-Syairazi berkata, “Ahli Madinah mengatakan, Tabi’in
paling utama adalah Sa’id bin al-Musayyab. Ahli Kufah mengatakan, ‘Uwais
al-Qarni.’ Ahli Bashrah mengatakan, ‘al-Hasan al-Bashari.’”
Siapa
Kalangan Tabi’iyyat Yang Paling Utama?
Abu Bakar bin Abu Daud
berkata, “Dua wanita tokoh utama kalangan Tabi’iyyat (para wanita kalangan
Tabi’in) adalah Hafshoh binti Sirin dan ‘Amrah binti ‘Abdurrahman. Setelah itu,
Ummu ad-Darda’.”*
Karya-Karya Yang Paling Masyhur Tentang Tabi’in
Di antaranya adalah kitab Ma’rifah at-Tabi’in karya Abu
al-Mithraf bin Futhais al-Andalusi.**
* Yang dimaksud di sini adalah
Ummu ad-Darda’ ash-Shugra (isteri muda Abu ad-Darda’) yang bernama
Hujaimah (ada yang menyebutnya, Juhaimah). Sedangkan Ummu ad-Darda’
al-Kubra (isteri tua Abu ad-Darda’) bernama Khairah yang merupakan
seorang wanita shahabat.
** Lihat, ar-Risalah al-Mustathrifah,
dari hal. 105
(SUMBER: Taysir Mushtholah al-Hadits karya Dr.
Mahmud ath-Thahhan, hal.202-203, penerbit Maktabah al-Ma’arif, Riyadh, Cet.IX,
tahun 1997/1417 H)