Kitab Mesjid Dan
Lokasi Salat
1. Pembangunan
Mesjid Nabawi
-
Hadis riwayat Abu
Zar, ia berkata:
Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mesjid manakah yang pertama
dibangun di muka bumi ini? Rasulullah menjawab: Masjidilharam. Aku bertanya:
Kemudian mesjid mana? Beliau menjawab: Masjidilaksa. Aku bertanya: Berapakah
jarak waktu antara keduanya? Beliau menjawab: Empat puluh tahun. Di mana saja
datang waktu salat, maka salatlah, karena di situ juga mesjid. (Shahih Muslim
No.808)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Aku diberi lima
perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi
sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia
yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang
tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku
dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui
waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan
membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi
syafaat. (Shahih Muslim No.810)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah, ia berkata:
Bahwa Rasulullah bersabda: Aku diberi enam kelebihan
atas para nabi, aku diberi kata singkat tapi kaya akan makna, aku diberi
kemenangan dengan cara menakuti musuh, dihalalkan bagiku harta hasil rampasan
perang, tanah dijadikan untukku dalam keadaan suci dan sebagai mesjid, aku
diutus kepada segenap makhluk dan aku dijadikan sebagai penutup para nabi.
(Shahih Muslim No.812)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. tiba di Madinah. Beliau singgah di
Madinah Atas, suatu daerah yang dikenal dengan Bani Amru bin Auf dan tinggal
bersama mereka selama empat belas malam. (Suatu saat) beliau menyuruh untuk
memanggil tokoh Bani Najar. Lalu mereka pun datang sambil menyandang pedangnya
masing-masing. Nampaknya aku melihat Rasulullah saw. berada di atas hewan
kendaraannya dan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan tokoh-tokoh Bani Najar
mengelilingi beliau sampai tiba di halaman rumah milik Abu Ayyub. Rasulullah
selalu salat di mana saja waktu salat ditemuinya. Pernah beliau salat di kandang
kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun sebuah mesjid.
Selanjutnya beliau memangil tokoh-tokoh Bani Najar, dan mereka pun datang.
Beliau bersabda: Wahai Bani Najar, tentukan padaku harga kebun kalian ini.
Mereka menjawab: Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menuntut harganya kecuali
kepada Allah. Anas ra. berkata lagi: Di kebun itu ada pohon kurma, kuburan
orang-orang musyrik, dan puing-puing reruntuhan. Rasulullah saw. lantas
memerintahkan untuk memotong pohon kurma, menggali kuburan orang-orang musyrik
dan meratakan puing. Mereka mendirikan (bekas-bekas) pohon kurma sebagai
petunjuk kiblat, dan membuat pintu gerbang dari sebuah batu besar. Mereka
melakukan semua itu sambil menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan
semangat dan Rasulullah saw. ikut bersama mereka. Mereka berkata: Ya Allah,
sesungguhnya tidak ada kebaikan selain di akhirat, tolonglah orang-orang Ansar
dan orang-orang muhajirin. (Shahih Muslim No.816)
2. Pemindahan
kiblat dari Baitulmakdis ke Kakbah
-
Hadis riwayat
Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Aku pernah salat bersama Nabi saw.
menghadap Baitulmakdis selama enam belas bulan sampai turun ayat dalam surat
Al-Baqarah: Dan di mana saja engkau berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya.
Ayat tersebut turun sesudah Nabi saw. melakukan salat. Seorang sahabat bertolak
dan menemui beberapa orang Ansar yang sedang salat. Lalu sahabat itu
menceritakan apa yang terjadi, maka orang-orang Ansar itu memalingkan wajah
mereka ke arah Kakbah. (Shahih Muslim No.818)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Ketika orang-orang sedang melakukan salat di Qubba,
tiba-tiba datang orang yang membawa kabar bahwa semalam Rasulullah saw. mendapat
wahyu berupa perintah untuk menghadap Kakbah. Seketika itu mereka menghadap ke
Kakbah. Sebelumnya mereka menghadap ke arah Syam, kemudian mereka berputar
menghadap ke Kakbah. (Shahih Muslim No.820)
3. Larangan
membangun mesjid di atas kuburan, larangan memasang gambar di dalam mesjid dan
larangan menjadikan kuburan sebagai tempat salat
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa Ummu Habibah ra. dan Ummu Salamah ra. menyebut-nyebut
sebuah gereja yang pernah kami lihat di Habasyah yang penuh dengan gambar utusan
Tuhan. Rasulullah saw. lalu bersabda: Mereka itu mempunyai kebiasaan apabila ada
orang saleh dari mereka meninggal dunia, maka mereka akan membangun sebuah
mesjid di atas kuburnya dan menggambar beberapa gambar di dalamnya. Mereka
adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim
No.822)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Pada saat Rasulullah saw. sakit dan tidak sanggup
bangun, beliau bersabda: Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan orang-orang
Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat mesjid (tempat
ibadah). (Shahih Muslim No.823)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah
memerangi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai
mesjid. (Shahih Muslim No.824)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Tatkala ditimpa suatu musibah, Rasulullah saw. akan
menampakkan rasa sedih pada roman wajahnya. Bila hatinya merasa sempit, akan
tampak pada raut wajahnya. Beliau bersabda bersabda: Kutukan Allah atas
orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi
mereka sebagai mesjid. Beliau memperingatkan apa yang mereka perbuat tersebut.
(Shahih Muslim No.826)
4. Keutamaan dan
janji untuk orang yang membangun mesjid
-
Hadis riwayat Usman
bin Affan ra.:
Bahwa beliau meluruskan persoalan yang dibicarakan antara
para sahabat ketika mesjid Nabawi telah dibangun: Kalian berlebih-lebihan,
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun
sebuah mesjid karena Allah Taala. (Bukair berkata: Aku kira) beliau bersabda:
Karena mengharap keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah
di surga. (Shahih Muslim No.828)
5. Sunat
meletakkan telapak tangan pada lutut ketika rukuk
6. Larangan
berbicara saat salat dan penghapusan hukum boleh berbicara saat salat
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Kami mengucapkan salam kepada Rasulullah
saw. saat beliau sedang salat dan beliau menjawab salam kami. Ketika kami
kembali dari negeri Najasyi, kami mengucapkan salam kepada beliau saat salat,
tetapi kali ini beliau tidak menjawabnya. Lalu kami bertanya: Wahai Rasulullah,
dahulu kami mengucapkan salam kepada baginda yang sedang salat. Rasulullah
menjawab pertanyaan kami: Sesungguhnya dalam salat itu ada suatu kesibukan.
(Shahih Muslim No.837)
-
Hadis riwayat Zaid
bin Arqam ra., ia berkata:
Kami pernah berbicara dalam salat. Seseorang
berbicara dengan teman yang ada di sampingnya dalam salat. Hingga ketika turun
ayat: Berdirilah untuk Allah "dalam salatmu" dengan khusyuk. Kami diperintahkan
diam dan dilarang berbicara. (Shahih Muslim No.838)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam
suatu keperluan. Kemudian aku menemui beliau sedang berjalan. (Qutaibah berkata:
Beliau sedang salat). Aku ucapkan salam kepada beliau, namun beliau hanya
memberikan isyarat. Selesai salat, beliau memanggilku dan bersabda: Ketika
engkau mengucapkan salam tadi aku sedang salat. (Saat itu Rasulullah sedang
salat menghadap ke arah timur). (Shahih Muslim No.839)
7. Boleh
mengutuk setan, mohon perlindungan darinya di tengah salat dan boleh melakukan
gerakan yang ringan dalam salat
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kemarin jin Ifrit
menggoda dalam salatku supaya aku lalai. Akan tetapi Allah berkenan membantuku
berlindung darinya sehingga aku dapat mencekiknya. Aku ingin mengikatnya di
sebuah dinding mesjid hingga kalian dapat melihatnya, kemudian aku ingat doa
saudaraku, nabi Sulaiman as.: Tuhanku, ampunilah aku. Berikanlah aku suatu
kekuasaan yang tidak layak bagi seorang pun sesudahku. Sehingga Allah
mengusirnya dalam keadaan rugi. (Shahih Muslim No.842)
8. Boleh
menggendong anak kecil dalam salat
9. Boleh
berjalan satu atau dua langkah dalam salat
-
Hadis riwayat Sahal
bin Saad ra.:
Bahwa beberapa orang menemui Sahal bin Saad. Mereka berselisih
mengenai jenis kayu mimbar Rasul. Lalu kataku (Sahal): Demi Allah saya
benar-benar tahu jenis kayu mimbar itu dan siapa pembuatnya. Aku sempat melihat
pertama kali Rasulullah saw. duduk di atas mimbar itu. Abu hazim berkata: Aku
katakan kepada Abu Abbas: Ceritakanlah! Ia berkata: Rasulullah saw. pernah
mengutus seseorang kepada istri Abu Hazim. Abu Hazim berkata bahwa beliau pada
hari itu akan memberi nama anaknya, beliau bersabda: Lihatlah anakmu yang
berprofesi tukang kayu. Dia telah membuatkan aku sebuah tempat di mana aku
berbicara di hadapan orang. Dia telah membuatnya tiga anak tangga. Kemudian
Rasulullah saw. menyuruh meletakkannya di tempat ini. Mimbar tersebut berasal
dari kayu hutan. Aku sempat melihat Rasulullah berdiri di mimbar sambil membaca
takbir yang diikuti oleh para sahabat. Setelah beberapa lama berada di atas
mimbar, beliau turun mengundurkan diri lalu melakukan sujud di dasar mimbar.
Kemudian beliau kembali hingga beliau selesai salat. Setelah itu beliau
menghadap ke arah para sahabat dan bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya tadi
aku lakukan hal itu agar kalian mengikuti aku dan kalian dapat belajar tentang
salatku. (Shahih Muslim No.847)
10. Makruh
memegang lambung saat salat
11. Makruh
mengusap kerikil dan meratakan pasir saat salat
12. Larangan
meludah dalam mesjid saat salat atau lainnya
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah melihat ludah di dinding
kiblat, lalu beliau menggosoknya. Setelah itu beliau berpaling kepada para
sahabat dan bersabda: Bila salah seorang dari kalian tengah melakukan salat,
janganlah ia meludah ke arah depannya, karena sesungguhnya Allah berada di
depannya saat ia sedang salat. (Shahih Muslim No.852)
-
Hadis riwayat Abu
Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat ingus di kiblat mesjid, lalu
beliau menggosok (bersihkan) dengan batu kerikil. Setelah itu beliau melarang
meludah ke kanan atau ke depannya. Tetapi memperbolehkan meludah ke kiri atau di
bawah telapak kakinya yang sebelah kiri. (Shahih Muslim No.853)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah melihat ingus (ludah atau dahak) pada
dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya (membersihkannya). (Shahih Muslim
No.854)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang
dari kalian sedang melakukan salat, maka sebenarnya ia sedang bermunajat kepada
Tuhannya, oleh karena itu janganlah meludah ke depan atau ke kanannya, melainkan
ke bawah telapak kaki kirinya. (Shahih Muslim No.856)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Membuang ingus di dalam
mesjid adalah perbuatan dosa dan kafarat penebusnya adalah menimbunnya. (Shahih
Muslim No.857)
13. Boleh
mengenakan alas kaki atau sandal dalam salat
14. Makruh
mengenakan pakaian bergambar makhluk dalam salat
15. Salat saat
makanan telah dihidangkan adalah makruh
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Apabila santapan malam telah
dihidangkan dan salat telah siap dilaksanakan, maka makanlah terlebih dahulu.
(Shahih Muslim No.866)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila santapan malam salah
seorang dari kalian telah dihidangkan dan salat siap dilaksanakan, maka mulailah
dengan makan terlebih dahulu. Dan janganlah ia tergesa-gesa hingga ia selesai
menyantapnya. (Shahih Muslim No.868)
16. Larangan
mendatangi mesjid dengan bau yang tidak enak seperti bau bawang atau makanan
lainnya yang mempunyai bau tidak sedap
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra., ia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam perang Khaibar
pernah bersabda: Barang siapa makan buah ini (bawang putih), maka janganlah ia
memasuki mesjid. (Shahih Muslim No.870)
-
Hadis riwayat Anas
ra.:
Bahwa Dia pernah ditanya tentang bawang putih. Anas menjawab:
Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa yang makan pohon ini
(bawang putih), maka janganlah ia dekat-dekat kami dan jangan ia ikut salat
bersama kami. (Shahih Muslim No.872)
-
Hadis riwayat Jabir
ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melarang makan bawang merah dan bawang
bakung. Suatu saat kami butuh sekali sehingga kami memakannya. Beliau bersabda:
Barang siapa yang makan pohon tidak sedap ini, janganlah ia mendekati mesjid
kami. Sesungguhnya para malaikat akan merasa sakit (karena aromanya) seperti
halnya manusia. (Shahih Muslim No.874)
-
Hadis riwayat Umar
bin Khathab ra., ia berkata:
Aku tidak pernah bertanya kepada Rasulullah
saw. tentang suatu masalah sebagaimana aku bertanya tentang Kalalah (yaitu
seorang yang mati tanpa meninggalkan ayah atau anak), ia adalah suatu masalah
yang selalu aku minta pertimbangan Rasulullah saw. Sungguh aku memang sangat
menaruh perhatian besar terhadap masalah satu ini, sekalipun ada orang yang
merasa tidak suka dan akan menancapkan jari-jarinya ke dadaku seraya berkata:
Wahai Umar, tidakkah cukup bagimu ayat kemarau yang terdapat pada akhir surat
An-Nisa? Sesungguhnya, bila aku masih diberi usia panjang, aku akan tetap
mengadili berdasarkan Alquran. Aku akan berkata: Ya Allah, sesungguhnya aku
minta Engkau menjadi saksi atas para pemimpin Mesir. Sesungguhnya aku mengutus
mereka agar mereka dapat berlaku adil terhadap manusia, mengajarkan agama mereka
dan sunah nabi mereka, Muhammad saw., membagi harta rampasan tanpa perang mereka
dan mengadukan kepadaku masalah mereka yang pelik bagi mereka. Kemudian wahai
manusia, sungguh kalian suka makan dua pohon yang menurutku adalah pohon yang
jelek, yakni bawang merah dan bawang putih. Aku menyaksikan sendiri Rasulullah
saw. ketika mencium bau dua pohon itu dari seseorang di mesjid, beliau menyuruh
orang itu keluar ke Baqi. Barang siapa yang ingin makan, maka hendaklah dimasak
lebih dahulu. (Shahih Muslim No.879)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Buhainah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. salat dua rakaat
bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. para sahabat lain pun
ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan salatnya dan
kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu melakukan sujud dua
kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum salam. Kemudian beliau
salam. (Shahih Muslim No.885)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. salat (dan menurut
Ibrahim, beliau terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam, ada
yang berkata: Wahai Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda
salat. Rasulullah saw. bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda melakukan
salat begini, begini. Seketika itu Rasulullah saw. melipatkan kedua kakinya dan
menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam. Kemudian beliau berpaling
kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi sesuatu dalam salat, maka aku
akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku adalah manusia biasa yang dapat lupa
seperti halnya engkau. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila salah
seorang engkau merasa ragu-ragu dalam salatnya, maka berusahalah mencari dan
meyakini yang benar, lalu sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud
dua kali. (Shahih Muslim No.889)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. mengimami kami pada salat sore,
Asar atau Zuhur. Pada rakaat kedua beliau telah salam. Kemudian beliau mendekati
sebuah batang pohon di kiblat mesjid dan bersandar di sana. Di antara makmum
terdapat Abu Bakar dan Umar. Namun keduanya tidak berani bicara. Sementara
sahabat-sahabat lain cepat keluar karena salat amat pendek. Lalu berdirilah Dzul
Yadain dan berkata: Wahai Rasulullah, apakah salat tadi diqasar atau baginda
lupa? Sejenak Rasulullah saw. memandang Dzul Yadain lalu menengok kanan kiri dan
bertanya: Apa yang ditanyakan Dzul Yadain? Sahabat-sahabat yang lain menjawab:
Benar apa katanya. Anda hanya salat dua rakaat. Seketika Rasulullah bangun dan
salat dua rakaat lalu salam. Beliau membaca takbir kemudian sujud. Membaca
takbir lalu bangkit. Membaca takbir lagi dan sujud. Membaca takbir lalu bangkit.
(Shahih Muslim No.896)
18. Sujud
tilawah (sujud bacaan ayat sajadah)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Nabi saw. membaca Alquran, ketika bacaan beliau sampai pada ayat
sajadah, beliau sujud dan kami pun ikut sujud, sampai-sampai sebagian di antara
kami tidak dapat tempat untuk dahi mereka. (Shahih Muslim No.900)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Masud ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau membaca surat An-Najm
lalu sujud tilawah. Para sahabat yang salat bersamanya ikut sujud kecuali
seorang yang sudah tua hanya mengambil segenggam batu kerikil atau tanah pasir
lalu diusapkan pada dahi seraya berkata: Ini saja sudah cukup bagiku. (Shahih
Muslim No.902)
-
Hadis riwayat Zaid
bin Tsabit ra.:
Dari Atha bin Yasar, bahwa ia bertanya kepada Zaid bin
Tsabit tentang bacaan makmum bersama imam. Zaid menjawab: Tidak ada bacaan
makmum bersama imam. Zaid meyakini bahwa dirinya pernah membaca surat An-Najm,
"Wan najmi idza hawa" (demi bintang ketika terbenam) di depan Rasulullah saw.
dan beliau tidak sujud tilawah. (Shahih Muslim No.903)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah pernah
membaca surat Al-Insyiqaaq, "idzas samaaun syaqqat" (apabila langit terbelah) di
depan sahabat lain, lalu ia sujud tilawah. Ketika selesai salat ia memberitahu
para sahabat bahwa Rasulullah saw. sujud pada ayat tersebut. (Shahih Muslim
No.904)
19. Zikir
sesudah salat
20. Sunat
memohon perlindungan dari siksa kubur
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Dua orang nenek Yahudi Madinah datang kepadaku.
Keduanya berkata: Penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya. Aku pun
menganggap keduanya tidak benar. Aku terlintas untuk membenarkan perkataan
keduanya, kemudian keduanya keluar. Kemudian Rasulullah saw. datang menemuiku
dan aku berkata: Wahai Rasulullah, dua orang nenek Yahudi Madinah datang
kepadaku, mereka meyakini bahwa penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya.
Beliau menjawab: Mereka benar. Sesungguhnya penghuni kubur akan disiksa dengan
siksaan yang dapat didengar oleh hewan ternak. Setelah itu aku lihat beliau
selalu mohon perlindungan dari siksa kubur setiap salat. (Shahih Muslim
No.922)
21. Hal-hal yang
kita memohon perlindungan darinya di dalam salat
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. selalu memohon
perlindungan dari fitnah Dajjal dalam salatnya. (Shahih Muslim No.923)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Bila salah seorang
kalian sedang duduk tahiyat, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari
empat perkara. Lalu beliau berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon
perlindungan kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian serta dari fitnah jahat Masih Dajjal". (Shahih Muslim
No.924)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Bahwa Rasulullah saw. dalam salatnya berdoa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur. Aku
mohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah Masih Dajjal. Aku mohon perlindungan
kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku mohon perlindungan
kepada-Mu dari dosa dan utang". Seseorang berkata kepada beliau: Betapa
seringnya baginda memohon perlindungan dari beban utang ya Rasulullah.
Rasulullah saw. menjawab: Sesungguhnya, seseorang bila utang, maka ia akan
berbicara lalu bohong. Berjanji lalu ingkar. (Shahih Muslim
No.925)
22. Sunat
berzikir sesudah salat dan cara berzikir
-
Hadis riwayat
Mughirah bin Syu`bah ra.:
Dari Warrad, hamba Mughirah bin Syu`bah, ia
berkata: Mughirah bin Syu`bah menulis surat kepada Muawiyah menjelaskan bahwa
Rasulullah saw. ketika selesai salat dan mengucapkan salam, beliau berdoa:
"Tidak ada Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan
dan segala puji. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak akan ada
yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa
yang Engkau cegah dan tidak akan bermanfaat kekayaan seorang kaya kecuali atas
kehendak-Mu". (Shahih Muslim No.933)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa fakir miskin Muhajirin datang menemui Rasulullah saw.
dan berkata: Orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan nikmat
yang kekal. Rasulullah bertanya: Apa itu gerangan? Mereka menjawab: Mereka salat
seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa. Tetapi mereka bersedekah
sedang kami tidak sanggup, mereka mampu memerdekakan budak sementara kami tidak
mampu. Rasulullah saw. bersabda: Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat
membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian dan yang dapat
membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian? Tidak ada seorang pun
di antara kalian yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang engkau
lakukan. Mereka menjawab: Tentu, ya Rasulullah. Rasulullah bersabda: Kalian baca
tasbih (subhhaabnallah), takbir (Allahu akbar) dan tahmid (alhamdu lillah)
setiap selesai salat sebanyak tiga puluh tiga kali. (Shahih Muslim
No.936)
23. Lafal yang
dibaca antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Ketika selesai takbir Rasulullah saw. diam sejenak
sebelum membaca Al-Fatihah. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, demi Allah. Apa yang
engkau katakan saat diam antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah? Beliau
menjawab: Yang aku baca: Ya Allah, pisahkanlah aku dan dosa-dosa seperti Engkau
memisahkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa seperti baju
putih yang telah dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa
dengan salju, air dan es. (Shahih Muslim No.940)
24. Sunat
melakukan salat dengan tenang dan larangan salat dengan tergesa-gesa
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jika salat
telah dimulai, janganlah engkau mendatanginya dengan berlari. Datangilah dengan
berjalan. Dan tenanglah. Salatlah rakaat yang engkau dapatkan (jamaah) dan
sempurnakanlah rakaat yang terlambat. (Shahih Muslim No.944)
-
Hadis riwayat Abu
Qatadah ra., ia berkata:
Tatkala kami sedang salat bersama Rasulullah saw.
tiba-tiba beliau mendengar sebuah suara gaduh. Rasulullah saw. bertanya: Apa
yang terjadi dengan kalian? Para sahabat menjawab: Kami tadi tergesa-gesa
mengejar salat. Rasulullah saw. bersabda: Jangan engkau berbuat demikian,
apabila engkau mendatangi salat, maka engkau harus bersikap tenang. Salatlah
pada rakaat yang engkau dapati dan sempurnakan rakaat yang terlambat. (Shahih
Muslim No.948)
25. Bila saatnya
orang berdiri untuk salat
-
Hadis riwayat Abu
Qatadah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salat telah
diiqamati, janganlah engkau berdiri sebelum kalian melihatku. (Shahih Muslim
No.949)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Ketika salat telah diiqamati. Kami berdiri dan
meratakan barisan sebelum Rasulullah saw. hadir di antara kami. Kemudian
Rasulullah saw. datang. Pada saat berdiri di tempat salatnya, sebelum bertakbir,
beliau mengingatkan sesuatu, lalu pergi sambil bersabda: Tetaplah di tempat
kalian. Kami tetap berdiri menanti beliau. Kemudian beliau datang, beliau mandi
dan menyiram kepalanya dengan air. Setelah itu beliau takbir dan mengimami salat
kami. (Shahih Muslim No.950)
-
Hadis riwayat Jabir
Samurah ra., ia berkata:
Bilal selalu mengumandangkan azan ketika
tergelincir matahari (Zuhur). Dia tidak mengumandangkan iqamat sebelum
Rasulullah saw. datang. Ketika Rasulullah saw. datang, Bilal mengumandangkan
iqamat. (Shahih Muslim No.953)
26. Siapa yang
mendapat satu rakaat dalam salat berjamaah, maka ia telah mendapatkan salat
jamaah
27. Waktu-waktu
salat fardu
-
Hadis riwayat Abu
Masud ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril pernah
turun waktu salat dan mengimami salatku. Aku pun salat bersamanya. Kemudian aku
salat bersamanya. Kemudian aku salat bersamanya. Kemudian salat bersamanya.
Kemudian salat bersamanya. Beliau menghitung lima kali salat dengan
jari-jarinya. (Shahih Muslim No.959)
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., ia berkata:
Nabi saw. salat Asar pada saat sinar matahari masuk
menerangi kamarku dan bayangannya belum hilang. (Shahih Muslim
No.961)
28. Sunat
menangguhkan salat Zuhur ketika hari sangat panas
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila hari sangat panas,
maka tangguhkanlah salat hingga dingin, karena sesungguhnya terik panas adalah
sebagian dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.972)
-
Hadis riwayat Abu
Zar ra., ia berkata:
Seorang muazin Rasulullah saw. mengumandangkan azan
salat Zuhur. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tangguhkan, tangguhkan. (Atau)
tunggu sebentar, tunggu sebentar. Lalu sabda beliau: Sesungguhnya panas yang
menyengat adalah bagian dari didihan uap neraka Jahanam. Apabila hari sangat
panas, tangguhkanlah salat sampai dingin. (Shahih Muslim No.976)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Neraka mengadu kepada
Tuhannya. Kata neraka: Ya Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lain. Allah
lalu mengizinkan neraka untuk menghembuskan dua nafas, nafas pada musim dingin
dan nafas pada musim panas. Nafas yang kedua adalah hawa paling panas yang biasa
yang engkau rasakan. Nafas yang pertama adalah hawa paling dingin yang engkau
rasakan. (Shahih Muslim No.977)
29. Sunat
melakukan salat Zuhur tepat waktu ketika hari tidak terlalu panas
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Kami pernah salat bersama Rasulullah saw. di hari
yang sangat panas. Jika salah seorang kami tidak tahan meletakkan dahinya pada
tanah, maka ia menggelar pakaiannya dan sujud di atasnya. (Shahih Muslim
No.983)
30. Sunat salat
Asar tepat pada waktu
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah melakukan salat Asar ketika
matahari masih tinggi dan masih berwarna putih menyilaukan. Kemudian seseorang
pergi ke desa sekitar Madinah dan ketika sampai di desa tersebut, matahari masih
tinggi (belum sampai waktu Magrib). (Shahih Muslim No.984)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Dari Abu Umamah, bahwa ketika ia (Abu Umamah) baru selesai
salat Zuhur, ia datang ke rumah Anas bin Malik di Basrah. Rumahnya di samping
mesjid. Ketika kami masuk ke rumahnya, ia (Anas) bertanya: Apakah kalian sudah
salat Asar? Kami menjawab: Kami baru saja salat Zuhur. Lalu Anas berkata:
Kerjakanlah salat Asar. Maka kami pun melakukan salat. Ketika kami selesai
salat, Anas berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Itulah salat
orang munafik, ia duduk sambil menunggu matahari, sampai ketika matahari berada
di dua tanduk setan (kiasan untuk dekatnya waktu terbenam matahari), ia bergegas
bangkit dan salat (Asar) empat rakaat dengan cepat tanpa banyak mengingat Allah.
(Shahih Muslim No.987)
-
Hadis riwayat Rafi`
bin Khadij ra., ia berkata:
Kami pernah salat Asar bersama Rasulullah saw.
Kemudian unta sembelihan dipotong dan dibagi-bagi menjadi sepuluh bagian.
Kemudian dimasak, lalu kami makan daging yang matang sebelum terbenam matahari.
(Shahih Muslim No.990)
31. Ancaman
keras dalam terlewatnya salat Asar
- Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang yang
terlewat salat Asar seolah-olah keluarga dan hartanya telah hilang darinya.
(Shahih Muslim No.991)
- Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Pada hari perang Ahzab, Rasulullah
saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memenuhi kubur dan rumah mereka dengan api,
sebagaimana mereka telah menahan dan membuat kami sibuk dari melaksanakan salat
Asar hingga terbenam matahari. (Shahih Muslim No.993)
32. Dalil orang
yang mengatakan bahwa salat wustha adalah salat Asar
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra.:
Bahwa pada hari perang Khandaq, Umar bin Khathab mencaci
kaum kafir Quraisy. Kata Umar: Wahai Rasulullah, demi Allah, hampir saja aku
tidak dapat melakukan salat Asar ketika matahari hampir terbenam. Lalu
Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, jika engkau sudah salat Asar, kita akan
singgah di Buth-han. Kemudian Rasulullah saw. berwudu dan kami pun ikut berwudu.
Rasulullah saw. kemudian salat Asar saat matahari sudah terbenam. Setelah itu
beliau salat Magrib. (Shahih Muslim No.1000)
33. Keutamaan
salat Subuh dan Asar serta upaya menjaganya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat datang
berganti-gantian kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul
saat salat Subuh dan Asar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik.
Kemudian Allah, Yang Maha Mengetahui urusan mereka, bertanya para malaikat
tersebut: Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Mereka
menjawab: Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang salat dan kami datang juga
ketika mereka sedang salat. (Shahih Muslim No.1001)
-
Hadis riwayat Jarir
bin Abdullah ra., ia berkata:
Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah
saw., tiba-tiba beliau memandang bulan pada malam purnama dan bersabda:
Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhanmu seperti kalian melihat bulan itu,
kalian tidak terhalang melihat-Nya. Apabila kalian mampu, jangan lalaikan salat
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, yaitu salat Asar dan Subuh.
Kemudian Jarir membaca firman Allah: Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu,
sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam. (Shahih Muslim No.1002)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mengerjakan
salat Subuh dan Asar, maka ia akan masuk surga. (Shahih Muslim
No.1005)
34. Penjelasan
bahwa awal waktu Magrib adalah ketika terbenam matahari
-
Hadis riwayat
Salamah bin Akwa` ra.:
Bahwa Rasulullah saw. melakukan salat Magrib ketika
matahari terbenam dan (atau) bersembunyi di balik tirai (kiasan yang berarti
terbenam). (Shahih Muslim No.1006)
-
Hadis riwayat Rafi`
bin Khadij ra., ia berkata:
Kami salat Magrib bersama Rasulullah saw.
Seseorang di antara kami meninggalkan tempat. Dan ia masih dapat melihat bekas
telapak kakinya. (Shahih Muslim No.1007)
35. Waktu Isyak
dan mengakhirkan salat Isyak
-
Hadis riwayat
Aisyah ra., istri Rasulullah saw. ia berkata
Pada suatu malam Rasulullah
saw. mengakhirkan salat Isyak hingga suasana gelap sekali. Rasulullah saw. belum
keluar (dari rumah untuk salat Isyak) sampai Umar bin Khathab berkata: Para
wanita dan anak-anak sudah tidur. Kemudian Rasulullah saw. keluar kemudian
beliau beliau bersabda kepada para sahabat yang ada di mesjid: Tidak ada seorang
pun di antara penghuni bumi ini yang menunggunya selain kalian sebelum Islam
tersiar di masyarakat. (Shahih Muslim No.1008)
-
Hadis riwayat
Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Suatu malam saya menanti Rasulullah saw.
untuk melakukan salat Isyak yang diakhirkan. Kemudian beliau datang kepada kami
ketika sepertiga malam atau lebih telah lewat. Kami tidak tahu apa yang
membuatnya sibuk pada keluarganya atau lainnya. Ketika keluar beliau bersabda:
Sesungguhnya engkau sedang menunggu suatu salat yang tidak pernah ditunggu oleh
orang-orang pemeluk agama selain kalian. Sekiranya hal itu tidak memberatkan
umatku, niscaya aku akan ajak mereka salat pada saat seperti ini. Lalu beliau
menyuruh Muazin mengiqamati lalu salat. (Shahih Muslim No.1010)
-
Hadis riwayat Anas
ra.:
Dari Tsabit bahwa mereka (para sahabat) bertanya kepada Anas tentang
cincin yang dikenakan Rasulullah saw. Ia berkata: Pada suatu malam Rasulullah
saw. mengakhirkan salat Isyak hingga setengah malam atau bahkan lebih. Kemudian
beliau datang dan bersabda: Sesungguhnya orang-orang setelah salat lantas tidur.
Sementara kalian masih menunggu salat. Setelah itu kata Anas: Saya seolah-olah
melihat cincin beliau yang terbuat dari perak begitu berkilat saat beliau
mengangkat jari kelingking kirinya. (Shahih Muslim No.1012)
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Aku dan beberapa orang sahabat yang datang di perahu
bersamaku singgah di wilayah Buth-han. Saat itu, Rasulullah saw. berada di
Madinah. Rasulullah saw. menggilir beberapa orang dari mereka untuk salat Isyak.
Kata Abu Musa: Saat itu aku dan beberapa orang sahabatku mendapati Rasulullah
saw. sedang disibukkan oleh urusannya. Jadi, beliau mengakhirkan salat sampai
tengah malam. Kemudian Rasulullah saw. keluar dan salat bersama mereka. Selesai
salat beliau bersabda kepada para sahabat: Tenanglah. Aku akan memberitahu dan
memberikan kabar gembira kepada kalian bahwa di antara nikmat Allah yang
diberikan kepada kalian ialah bahwa sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun
yang salat di saat seperti ini selain kalian atau (kata beliau) tidak ada
seorang pun yang salat selain kalian. Kami tidak tahu kata yang mana yang beliau
ucapkan. Abu Musa berkata: Lalu kami pulang dengan perasaan gembira karena
berita yang kami dengar dari Rasulullah. (Shahih Muslim No.1014)
-
Hadis riwayat Ibnu
Abbas ra., ia berkata:
Pada suatu malam Nabi saw. mengakhirkan salat Isyak,
hingga para sahabat tertidur lalu bangun, kemudian tertidur dan terbangun lagi.
Umar datang dan berkata: Mari salat, lalu Atha berkata: Ibnu Abbas berkata: Nabi
saw. lalu keluar, waktu itu aku melihat kepalanya masih meneteskan air dan
beliau meletakkan tangannya pada sisi kepala. Beliau bersabda: Kalau saja hal
itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk melakukan
salat Isyak pada waktu sekarang ini. Aku lalu meminta kejelasan Atha bagaimana
Rasulullah saw. meletakkan tangannya di kepalanya sebagaimana yang diterangkan
oleh Ibnu Abbas. Dan Atha pun mempraktekkannya. Mula-mula Atha merenggangkan
sedikit jari-jarinya. Kemudian beliau meletakkan ujung-ujung jemarinya pada
bagian tengah atau pusat kepala kemudian ia memutar-mutarkannya sampai ibu
jarinya menyentuh ujung telinga dan bagian yang dekat wajahnya, kemudian terus
ke bagian pelipis dan jenggotnya, tidak kurang dan tidak lebih sedikit pun.
(Shahih Muslim No.1015)
36. Sunat
melakukan salat subuh sedini mungkin dan menjelaskan kadar bacaannya
-
Hadis riwayat
Aisyah ra.:
Bahwa para wanita mukmin dahulu selalu salat Subuh bersama Nabi
saw. Mereka kembali dengan menutupi tubuh mereka dengan pakaian wol sehingga
tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. (Shahih Muslim No.1020)
-
Hadis riwayat Jabir
bin Abdullah ra.:
Dari Muhammad bin Amru bin Hasan bin Ali, ia berkata:
Ketika Hajjaj tiba di Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah. Dia
menjawab: Rasulullah saw. menunaikan salat Zuhur di tengah siang hari yang
sangat panas, salat Asar saat matahari masih nampak bersinar terang, salat
Magrib saat matahari telah terbenam, salat Isyak kadang di akhirkan dan kadang
di awal waktu. Apabila beliau melihat para sahabat telah berkumpul, beliau
segera melaksanakan salat Isyak dan bila melihat mereka terlambat (kumpul)
beliau mengakhirkannya. Nabi menunaikan salat Subuh pada dini hari. (Shahih
Muslim No.1023)
-
Hadis riwayat Abu
Barzah ra.:
Dari Sayyar bin Salamah, ia berkata: Aku mendengar bapakku
bertanya kepada Abu Barzah tentang salat Rasulullah saw. Dia jawab: Rasulullah
saw. tidak peduli kadang-kadang melakukan salat Isyak di tengah malam. Beliau
tidak tidur sebelumnya dan tidak bercakap-cakap setelahnya. Syu`bah berkata:
Kemudian aku menjumpainya dan aku menanyakannya. Dia menjawab: Beliau melakukan
salat Zuhur saat matahari tergelincir (condong ke barat), salat Asar saat
seseorang melakukan perjalanan ke batas kota Madinah sedang matahari masih
bersinar terang. Mengenai salat Magrib, saya tidak mengerti waktu yang telah
dijelaskannya. Pada kesempatan lain Abu Barzah mengatakan: Beliau melakukan
salat Subuh saat hari masih reman-remang. Dan biasanya beliau membaca enam puluh
sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.1024)
37. Keutamaan
salat jamaah dan peringatan bagi yang meninggalkannya
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah itu lebih utama
bagian dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1034)
-
Hadis riwayat Ibnu
Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah lebih utama dua
puluh tujuh derajat dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1038)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya
dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang
salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang
enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu
bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan
seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah.
(Shahih Muslim No.1040)
38. Boleh salat
sunat berjamaah dan salat di atas tikar, sajadah kecil, kain dan alas-alas suci
lainnya
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa neneknya, Mulaikah pernah mengundang Nabi saw.
menikmati makanan yang dibuatnya. Lalu beliau memakannya, kemudian bersabda:
Berdirilah kalian! Aku ingin salat bersama kalian. Anas bin Malik berkata: Aku
mengambil tikar yang hitam karena sudah tua dan menyiramnya dengan air.
Rasulullah berdiri di tikar itu sementara aku dan si yatim berbaris di belakang
beliau dan nenek berada di belakang kami. Lalu Nabi saw. salat sunat dua rakaat
bersama kami kemudian pergi. (Shahih Muslim No.1053)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. adalah manusia terbaik terbaik
akhlaknya. Kadang-kadang waktu salat tiba saat beliau berada di rumah kami.
Beliau menyuruh menggelar alas lalu menyapu dan menyiramnya. Kemudian Rasulullah
saw. menjadi imam dan kami berada di belakangnya dan beliau mengimami kami. Alas
tersebut terbuat dari pelepah kurma. (Shahih Muslim No.1054)
-
Hadis riwayat Anas
ra., ia berkata:
Suatu hari Nabi saw. menemuiku. Saat itu aku sedang bersama
ibuku dan Ummu Haram, bibiku. Beliau bersabda: Berdirilah kalian! Aku akan salat
bersama kalian pada bukan waktu salat fardu. Maka beliau salat bersama kami.
Seorang laki-laki bertanya: Di mana Anas ra. berdiri saat itu? Tsabit, yang
ditanya menjawab: Anas berada di kanan Rasulullah saw. Kemudian beliau mendoakan
kami, anggota keluarga agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Ibuku
berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk pelayan kecil baginda
itu (maksudnya Anas). Lalu beliau memohon semua kebaikan untukku dan pada akhir
doa, beliau berdoa untukku: "Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya serta
berikanlah keberkahan padanya". (Shahih Muslim No.1055)
39. Keutamaan
memperbanyak langkah menuju mesjid
-
Hadis riwayat Abu
Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling besar
pahalanya dalam salat adalah orang yang paling jauh perjalanan kakinya dan yang
lebih jauh lagi dan orang yang menanti salat sebelum ia salat berjamaah bersama
imam akan mendapat pahala yang lebih besar dari orang yang salat kemudian tidur.
(Shahih Muslim No.1064)
40. Langkah
menuju salat akan menghapus kesalahan dan meninggikan derajat
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apa pendapat
kalian bila ada sungai di depan pintu rumah seorang di antara kalian dan ia
mandi setiap hari di sana sebanyak lima kali. Apakah masih ada kotoran tersisa?
Para sahabat menjawab: Tidak akan tersisa sedikit pun. Beliau bersabda:
Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengan salat Allah akan menghapus segala
kesalahan. (Shahih Muslim No.1071)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang pergi siang
atau malam hari ke mesjid, niscaya Allah akan menyediakan baginya di surga suatu
tempat singgah setiap ia pergi pagi atau malam. (Shahih Muslim
No.1073)
41. Orang yang
lebih berhak menjadi imam salat
-
Hadis riwayat Malik
bin Huwairits ra., ia berkata:
Aku menemui Rasulullah saw. Saat itu kami
masih muda yang sepantaran. Aku tinggal di tempat beliau selama dua puluh malam.
Rasulullah saw. adalah seorang pemurah dan lembut. Beliau mengira kami rindu
dengan keluarga, sehingga beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami
tinggalkan. Kemudian kami menceritakannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda:
Kembalilah kalian kepada keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka lalu
ajarilah mereka serta suruhlah mereka. Bila tiba waktu salat, maka hendaklah
salah seorang kalian mengumandangkan azan kemudian tunjuklah orang yang tertua
di antara kalian untuk menjadi imam. (Shahih Muslim No.1080)
42. Sunat
membaca qunut tiap salat saat kaum muslimin tertimpa musibah
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra., ia berkata:
Setelah Rasulullah membaca Al-Fatihah, takbir dan
mengangkat kepala, beliau mengucapkan: Semoga Allah menerima orang yang
memuji-Nya. Ya Allah, Tuhan kami, milik-Mu-lah segala puji. Dan ketika berdiri
(bangun dari rukuk berdiri), beliau berdoa: "Ya Allah, selamatkanlah Walid bin
Walid, Salamah bin Hisyam dan Ayyas bin Abu Rabiah serta orang-orang mukmin yang
lemah. Ya Allah, perberatlah siksa-Mu atas Bani Mudhar. Timpakan siksaan itu
atas mereka seperti Yusuf pernah menderita kesengsaraan. Ya Allah, kutuklah
orang-orang suku Lihyan, suku Ri'lan, suku Dzakwan dan suku Ushaiyyah yang
membangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya". Kemudian aku dengar beliau
meninggalkan hal itu sewaktu turun firman Allah: Tidak ada sedikit pun campur
tanganmu dalam urusan mereka itu, baik Allah menerima tobat mereka atau menyiksa
mereka. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (Shahih Muslim
No.1082)
-
Hadis riwayat Abu
Hurairah ra.:
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Abu
Hurairah ra. berkata: Demi Allah, aku berusaha betul mendekati cara salat
Rasulullah saw. Abu Hurairah biasa membaca qunut pada salat Zuhur, Isyak yang
diakhirkan dan salat Subuh serta mendoakan (dalam qunut) orang-orang mukmin dan
mengutuk orang-orang kafir. (Shahih Muslim No.1084)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berdoa untuk kehancuran
orang-orang yang telah membunuh para sahabat di Telaga Ma'unah sebanyak tiga
puluh kali setiap Subuh. Beliau juga mendoakan untuk kehancuran Bani Ri`l, Bani
Dzakwan, Bani Lihyan dan Bani Ushayyah serta orang yang mendustai Allah dan
Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.1085)
43. Mengganti
salat yang ditinggalkan dan sunat mempercepat (pengganti) qada
-
Hadis riwayat Abu
Qatadah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami, beliau
bersabda: Sesungguhnya kalian akan menempuh perjalanan pada sore dan malam hari.
Besok, jika Allah menghendaki kalian akan mendatangi air. Satu persatu para
sahabat berangkat. Abu Qatadah berkata: Ketika Rasulullah saw. berjalan terus
hingga tengah malam dan aku berada di samping beliau, beliau mengantuk sehingga
badannya agak miring dari tunggangan. Lalu aku dorong beliau tanpa membuatnya
terbangun sehingga lurus kembali di atas hewan tunggangannya. Kemudian beliau
meneruskan perjalanan hingga ketika tengah malam berlalu, tubuh beliau miring
lagi dari hewan tunggangannya. Aku mendorongnya hingga lurus kembali tanpa
membuatnya terbangun. Beliau terus berjalan hingga menjelang Subuh. Tubuhnya
miring lagi, lebih miring dari sebelumnya dan hampir jatuh. Lalu aku dorong
kembali, tetapi beliau mengangkat kepalanya, terbangun dan bersabda: Siapa ini?
Aku menjawab: Abu Qatadah. Beliau bertanya: Sejak kapan engkau berjalan (dekat)
denganku seperti ini? Aku menjawab: Sejak tadi malam. Beliau bersabda: Semoga
Allah menjagamu karena engkau telah menjaga nabi-Nya. Kemudian beliau bertanya:
Apakah engkau lihat aku tidak mengenal manusia? Apakah engkau melihat hal itu
padaku? Aku menjawab: Ini seorang penunggang. Dan ini juga seorang penunggang
lagi. Hingga kita tujuh orang berkumpul di dekat beliau. Kemudian beliau
membelok dari jalan seraya meletakkan kepalanya (ingin tidur) dan berpesan:
Bangunkanlah aku untuk salat. Ternyata orang yang bangun lebih awal adalah
Rasulullah saw. ketika matahari sudah menerpa punggung beliau. Kami bangun
dengan kaget (karena kesiangan). Kendarailah hewan tunggangan, kata Beliau, maka
kami naik dan meneruskan perjalanan hingga ketika matahari sudah naik beliau
turun. Kemudian beliau meminta tempat air yang ada padaku, di dalamnya ada
sedikit air. Lalu Beliau berwudu secukupnya. Ada sisa air sedikit, kata
Rasulullah kepada Abu Qatadah: Demi Allah, simpan tempat air itu. Nanti sisa air
ini akan menjadi sebuah cerita menarik (karena cukup untuk wudu mereka).
Kemudian Bilal mengumandangkan azan. Beliau melaksanakan salat sunat dua rakaat,
setelah itu salat Subuh sebagaimana yang biasa beliau lakukan (ketika tepat
waktu). Kami dan Rasulullah kembali menunggang. Kemudian kami saling berbisik:
Apa kifarat yang harus kita lakukan atas kelalaian kita dalam salat? Bisik-bisik
kami terdengar Rasulullah saw. lalu bersabda: Bukankah aku adalah panutan
kalian, sesungguhnya tidur itu bukanlah suatu kelalaian. Kelalaian adalah orang
yang (sengaja) tidak mengerjakan salat sampai waktunya telah habis. Barang siapa
yang berbuat demikian, bersegeralah melaksanakan salat saat ia ingat. Apabila
keesokan harinya ia baru ingat, maka ia harus salat pada waktunya. Kemudian
beliau bertanya: Apa yang dilakukan para sahabat lainnya? Beliau bersabda: Para
sahabat lain kehilangan nabi mereka. Abu Bakar dan Umar berkata: Rasulullah saw.
berada di belakang kalian bukan untuk kalian tinggalkan. Sebagian yang lain
berkata: Rasulullah saw. berada di depan kalian, jika mereka mematuhi Abu Bakar
dan Umar, mereka akan mendapat petunjuk. Akhirnya kami dapat menyusul sahabat
lainnya ketika hari sudah sangat siang dan segala sesuatu terasa panas. Mereka
berkata: Wahai Rasulullah, kita akan mati kehausan. Beliau bersabda: Kalian
tidak akan mati. Lalu bersabda: Lepaskan ikatan tempat airku. Beliau meminta
tempat air dan menuangnya, sedangkan Abu Qatadah memberi mereka minum. Mereka
saling berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Rasulullah saw. bersabda:
Teraturlah kalian, semua akan segar. Mereka mematuhi perintah Rasulullah saw.
Kemudian beliau yang menuang air dan aku (Abu Qatadah) yang memberi minum mereka
sampai tidak tersisa selain aku dan Rasulullah saw. Beliau bersabda kepadaku:
Minumlah. Aku jawab: Aku tidak akan minum sebelum baginda, wahai Rasulullah saw.
meminumnya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya pemimpin kaum adalah orang
yang minum terakhir. Maka aku minum dan Rasulullah pun minum. Para sahabat
beristirahat dengan segar. Abdullah bin Rabah berkata: Sungguh aku akan
menceritakan hadis ini di mesjid raya. Tiba-tiba Imran bin Hushein berkata:
Perhatikan, hai anak muda bagaimana engkau akan bercerita. Aku adalah salah
seorang penunggang pada malam itu. Berarti engkau lebih tahu tentang ceritanya,
kata Abdullah. Engkau termasuk kelompok mana, tanya Imran. Aku dari golongan
Ansar, jawab Abdullah. Kalau begitu berceritalah, kalian lebih mengetahui kisah
kalian, pinta Imran. Aku sudah ceritakan tadi, jawab Abdullah. Lalu Imran
berkata: Aku ikut hadir pada kejadian malam itu dan menurut aku bahwa tidak ada
seseorang pun yang mengingatnya seperti yang aku ingat. (Shahih Muslim
No.1099)
-
Hadis riwayat Imran
bin Hushain ra. ia bercerita:
Aku pernah bersama Nabi saw. dalam suatu
perjalanan, kami berjalan semalaman sampai menjelang Subuh kami tertidur sampai
matahari terbit. Orang pertama di antara kami yang bangun ialah Abu Bakar. Kami
tidak menyadarkan Nabi saw. dari tidurnya sampai beliau Sendiri yang bangun.
Kemudian Umar bangun. Kemudian ia berdiri di dekat Nabi saw. mengumandangkan
takbir dengan suara tinggi sehingga Rasulullah saw. terbangun. Ketika mengangkat
kepala, beliau melihat matahari sudah hampir terbit. Beliau bersabda: Ayo
berangkat. Kami pun meneruskan perjalanan bersama dengan beliau. Ketika matahari
nampak memutih beliau turun (dari tunggangan) dan salat qada Subuh. Seseorang
dari suatu kaum memencilkan diri, tidak salat bersama kami. Selesai salat,
Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Hai fulan! Apa yang membuatmu tidak
salat bersama kami? Lelaki itu menjawab: Wahai Nabi Allah, aku sedang junub.
Maka Rasulullah saw. menyuruhnya tayamum dan salat. Kemudian ia bergegas
mendekati hewan kendaraannya yang ada di dekatku. Kami mencari air karena merasa
haus sekali. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita
dengan rambut kedua kakinya berada di antara dua tempat air besar. Kami bertanya
kepada wanita itu: Di mana ada air? Air susah dicari, air susah dicari, tidak
ada air untuk kalian, jawab wanita itu. Kami bertanya: Berapa lama perjalanan
antara rumah keluargamu dan tempat air? Wanita itu menjawab: Perjalanan sehari
semalam. Kami berkata: Temuilah Rasulullah. Perempuan itu berkata: Apa itu
Rasulullah? Kami tidak mampu berbuat apa-apa hingga kami pergi menemui
Rasulullah saw. dengan wanita tersebut. Ketika ditanya oleh Rasulullah saw. ia
menjawab dengan jawaban pertanyaan kami sebelumnya. Wanita itu memberitahu
Rasulullah bahwa ia adalah seorang ibu, mempunyai dua anak yatim. Kemudian
Rasulullah saw. menyuruh untuk mengambilkan unta pembawa air. unta itu berlutut.
Beliau meludah pada dua mulut tempat air tersebut (dengan izin Allah, dua tempat
itu penuh dengan air). Kami semua meminumnya hingga segar. Jumlah kami saat itu
empat puluh orang dan semuanya sangat kehausan. Kami penuhi semua tempat air
kulit dengan air. Ada pula teman kami yang sempat mandi junub. Hanya saja kami
tidak memberi minum pada unta yang nampak keberatan dengan dua tempat air yang
penuh. Rasulullah saw. bersabda: Berikan apa yang ada pada kalian. Lalu kami
kumpulkan semua yang ada pada kami untuk wanita tadi. Beliau bersabda: Pergilah
dan berikan makanan ini kepada keluargamu. Juga beritahukan bahwa aku tidak
mengurangi airmu sedikit pun. Ketika wanita itu tiba di keluarganya, ia berkata:
Sungguh aku telah bertemu seorang ahli sihir atau ia seorang nabi seperti yang
ia kira. Dia sanggup melakukan ini itu. Akhirnya Allah memberi hidayah kepada
beberapa keluarga berkat jasa perempuan tersebut. Maka mereka dan wanita itu
masuk Islam. (Shahih Muslim No.1100)
-
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang lupa salat,
maka hendaklah melakukannya ketika ia ingat. Tidak ada kifarat baginya kecuali
hanya segera melaksanakannya. (Shahih Muslim No.1102)