Kitab Iman
1. Iman, Islam, ihsan dan kewajiban beriman kepada
takdir
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Pada suatu
hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang
laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah saw.
menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu
bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah saw. menjawab:
Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa
pun, mendirikan salat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan
Ramadan. Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?
Rasulullah saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu
melihatmu. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu?
Rasulullah saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih
tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila
budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya.
Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di
antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan
gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh
Allah. Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah Taala: Sesungguhnya Allah,
hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian orang itu berlalu, maka
Rasulullah saw. bersabda: Panggillah ia kembali! Para sahabat beranjak hendak
memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasulullah saw. bersabda:
Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka.
(Shahih Muslim No.10)
2. Salat lima waktu adalah salah satu rukun Islam
-
Hadis riwayat Thalhah bin Ubaidillah ra., ia berkata:
Seseorang dari penduduk Najed yang kusut rambutnya datang menemui Rasulullah
saw. Kami mendengar gaung suaranya, tetapi kami tidak paham apa yang
dikatakannya sampai ia mendekati Rasulullah saw. dan bertanya tentang Islam.
Lalu Rasulullah saw. bersabda: (Islam itu adalah) salat lima kali dalam sehari
semalam. Orang itu bertanya: Adakah salat lain yang wajib atasku? Rasulullah
saw. menjawab: Tidak ada, kecuali jika engkau ingin melakukan salat sunat.
Kemudian Rasulullah bersabda: (Islam itu juga) puasa pada bulan Ramadan. Orang
itu bertanya: Adakah puasa lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab:
Tidak, kecuali jika engkau ingin melakukan puasa sunat. Lalu Rasulullah saw.
melanjutkan: (Islam itu juga) zakat fitrah. Orang itu pun bertanya: Adakah zakat
lain yang wajib atasku? Rasulullah saw. menjawab: Tidak, kecuali jika engkau
ingin bersedekah. Kemudian lelaki itu berlalu seraya berkata: Demi Allah, aku
tidak akan menambahkan kewajiban ini dan tidak akan menguranginya. Mendengar
itu, Rasulullah saw. bersabda: Ia orang yang beruntung jika benar apa yang
diucapkannya. (Shahih Muslim No.12)
3. Pertanyaan tentang rukun Islam
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Kami dilarang
bertanya kepada Rasulullah saw. tentang sesuatu. Yang mengherankan kami bahwa
seorang badui yang beradab mengajukan pertanyaan kepada beliau dan kami
mendengarkan. Suatu hari datang seorang badui, lalu berkata: Wahai Muhammad,
utusanmu telah datang kepada kami, ia mengatakan bahwa engkau menyatakan bahwa
Allah telah mengutusmu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya:
Kalau begitu, siapakah yang menciptakan langit? Rasulullah saw. menjawab: Allah.
Orang itu bertanya: Siapakah yang menciptakan bumi? Rasulullah saw. menjawab:
Allah. Orang itu bertanya: Siapakah yang menegakkan gunung-gunung ini dan
menjadikan sebagaimana adanya? Rasulullah saw. menjawab: Allah. Orang itu
berkata: Demi Zat yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi dan menegakkan
gunung bahwa Allah-lah yang mengutusmu? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Orang itu
berkata: Utusanmu mengatakan bahwa kami wajib mengerjakan salat lima waktu dalam
sehari semalam. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu berkata: Demi Zat
yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab:
Benar. Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan, bahwa kami wajib mengeluarkan
zakat harta kami. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Zat
yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab:
Ya. Orang itu berkata: Utusanmu juga mengatakan bahwa kami diwajibkan puasa pada
bulan Ramadan. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Orang itu bertanya: Demi Zat
yang mengutusmu, apakah Allah yang memerintahkanmu? Rasulullah saw. menjawab:
Ya. Orang itu berkata: Utusanmu mengatakan pula bahwa kami wajib menunaikan
ibadah haji ke Baitullah, jika mampu. Rasulullah saw. menjawab: Benar. Kemudian
orang itu pergi, seraya berkata: Demi Zat yang mengutusmu dengan membawa
kebenaran, aku tidak akan menambahkan atau mengurangi semua apa yang telah
engkau terangkan. Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya jika
benar apa yang diucapkan, ia akan masuk surga. (Shahih Muslim No.13)
4. Iman menyebabkan masuk surga dan barang siapa menjalankan
apa yang diperintahkan, niscaya ia akan masuk surga
-
Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Bahwa Seorang badui
menawarkan diri kepada Rasulullah saw. dalam perjalanan untuk memegang tali
kekang unta beliau. Kemudian orang itu berkata: Wahai Rasulullah atau Ya
Muhammad, beritahukan kepadaku apa yang dapat mendekatkanku kepada surga dan
menjauhkanku dari neraka. Nabi saw. tidak segera menjawab. Beliau memandang para
sahabat, seraya bersabda: Ia benar-benar mendapat petunjuk. Kemudian beliau
bertanya kepada orang tersebut: Apa yang engkau tanyakan? Orang itu pun
mengulangi perkataannya. Lalu Nabi saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah,
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat, menunaikan zakat dan
menyambung tali persaudaraan. Sekarang, tinggalkanlah unta itu. (Shahih Muslim
No.14)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa seorang badui datang
menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku
suatu perbuatan yang apabila aku lakukan, aku akan masuk surga. Rasulullah saw.
bersabda: Engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
mendirikan salat fardu, membayar zakat dan puasa Ramadan. Orang itu berkata:
Demi Zat yang menguasai diriku, aku tidak akan menambah sedikit pun dan tidak
akan menguranginya. Ketika orang itu pergi, Nabi saw. bersabda: Barang siapa
yang senang melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang ini. (Shahih Muslim
No.16)
5. Rukun Islam dan pilar-pilarnya
-
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw.
bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara, mengesakan Allah, mendirikan
salat, membayar zakat, puasa Ramadan dan menunaikan haji. (Shahih Muslim No.19)
6. Perintah beriman kepada Allah dan rasul-Nya, hukum-hukum
agama, seruan, bertanya, memeliharanya dan menyampaikannya kepada orang
lain
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rombongan utusan
Abdul Qais datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, kami
berasal dari dusun Rabiah. Antara kami dan engkau, terhalang oleh orang kafir
Bani Mudhar. Karena itu, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali pada
bulan-bulan Haram (yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab). Karena itu,
perintahkanlah kami dengan sesuatu yang dapat kami kerjakan dan kami serukan
kepada orang-orang di belakang kami. Rasulullah saw. bersabda: Aku memerintahkan
kepada kalian empat hal dan melarang kalian dari empat hal. (Perintah itu ialah)
beriman kepada Allah kemudian beliau menerangkannya. Beliau bersabda: Bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan salat, membayar zakat dan memberikan seperlima harta rampasan perang
kalian. Dan aku melarang kalian dari arak dubba' (arak yang disimpan dalam
batok), arak hantam (arak yang disimpan dalam kendi yang terbuat dari tanah,
rambut dan darah), arak naqier (arak yang disimpan dalam kendi terbuat dari
batang pohon) dan arak muqayyar (arak yang disimpan dalam potongan tanduk).
(Shahih Muslim No.23)
7. Ajakan kepada dua kalimat syahadat dan syariat-syariat
Islam
-
Hadis riwayat Muaz ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
mengutusku, beliau bersabda: Engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab.
Karena itu, ajaklah mereka kepada persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Jika mereka taat, maka beritahukanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka salat lima waktu dalam sehari
semalam. Kalau mereka taat, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan mereka membayar zakat, yang diambil dari orang kaya di antara mereka
dan diberikan kepada orang miskin di antara mereka. Jika mereka taat, maka
waspadalah terhadap harta pilihan mereka. Dan takutlah engkau dari doa orang
yang dizalimi, karena doa itu tidak ada sekat dengan Allah Taala. (Shahih Muslim
No.27)
8. Perintah memerangi manusia hingga mereka mengucap "laa
ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah", mendirikan salat, mengeluarkan zakat
dan beriman kepada semua yang dibawa oleh Rasulullah saw. siapa melakukan semua
itu, maka akan terpelihara diri dan hartanya kecuali dengan alasan yang benar,
memerangi orang yang enggan mengeluarkan zakat atau enggan menunaikan hak-hak
Islam yang lain dan kepedulian imam terhadap syiar-syiar Islam
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika
Rasulullah saw. wafat dan kekhalifahan digantikan oleh Abu Bakar, sebagian
masyarakat Arab kembali kepada kekufuran. (Ketika Abu Bakar ingin memerangi
mereka), Umar bin Khathab berkata kepada Abu Bakar: Kenapa engkau memerangi
manusia (orang-orang murtad), bukankah Rasulullah saw. telah bersabda: Aku
diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa ilaaha
illallah. Barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah berarti harta dan
dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan perhitungannya
terserah pada Allah. Abu Bakar menanggapi: Demi Allah, aku akan perangi orang
yang membedakan antara salat dan zakat. Karena zakat adalah hak harta. Demi
Allah, seandainya mereka enggan memberikan zakat binatang ternak kepadaku yang
sebelumnya mereka bayar kepada Rasulullah saw., niscaya aku akan perangi mereka
karena tidak membayar zakat binatang ternak. (Shahih Muslim No.29)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan: Laa
ilaaha illallah, barang siapa telah mengucapkan: Laa ilaaha illallah, maka harta
dan dirinya terlindung dariku, kecuali dengan sebab syara, sedangkan
perhitungannya (terserah) pada Allah. (Shahih Muslim No.30)
-
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan
salat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah
melindungi diri dan hartanya dariku kecuali dengan sebab syara, sedang
perhitungannya (terserah) pada Allah Taala. (Shahih Muslim No.33)
9. Dalil keabsahan Islam seseorang menjelang kematian, asal
belum sekarat, membatalkan dibolehkannya istigfar untuk orang-orang musyrik dan
dalil bahwa orang yang mati dalam keadaan musyrik termasuk penghuni neraka
jahim, tak dapat dibebaskan dengan perantaraan apa pun
-
Hadis riwayat Musayyab bin Hazn ra., ia berkata:
Ketika Abu
Thalib menjelang kematian, Rasulullah saw. datang menemuinya. Ternyata di sana
sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah bin Mughirah. Lalu Rasulullah
saw. berkata: Wahai pamanku, ucapkanlah: Laa ilaaha illallah, ucapan yang dapat
kujadikan saksi terhadapmu di sisi Allah. Tetapi Abu Jahal dan Abdullah bin Abu
Umayyah berkata: Hai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib?
Rasulullah saw. terus-menerus menawarkan kalimat tersebut dan mengulang-ulang
ucapan itu kepada Abu Thalib, sampai ia mengatakan ucapan terakhir kepada
mereka, bahwa ia tetap pada agama Abdul Muthalib dan tidak mau mengucapkan: Laa
ilaaha illallah. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, demi Allah, aku pasti
akan memintakan ampunan buatmu, selama aku tidak dilarang melakukan hal itu
untukmu. Kemudian Allah Taala menurunkan firman-Nya: Tiadalah sepatutnya bagi
Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat
mereka, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu penghuni
neraka jahim. Dan mengenai Abu Thalib, Allah Taala menurunkan firman-Nya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Shahih Muslim
No.35)
10. Dalil yang menunjukkan bahwa orang yang mati dalam
keadaan menetapi tauhid, niscaya akan masuk surga
-
Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Barang siapa mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya dan bersaksi bahwa Nabi Isa as. adalah hamba Allah dan anak
hamba-Nya, serta kalimat-Nya yang dibacakan kepada Maryam dan dengan tiupan
roh-Nya, bahwa surga itu benar dan bahwa neraka itu benar, maka Allah akan
memasukkannya melalui pintu dari delapan pintu surga mana saja yang ia inginkan.
(Shahih Muslim No.41)
-
Hadis riwayat Muaz bin Jabal ra., ia berkata:
Aku pernah
membonceng Nabi saw, yang memisahkan antara aku dan beliau hanyalah bagian
belakang pelana. Beliau bersabda: Hai Muaz bin Jabal. Aku menyahut: Ya, Wahai
utusan Allah, aku siap menerima perintah. Kemudian berjalan sejenak, kemudian
beliau bersabda lagi: Hai Muaz bin Jabal. Aku menyahut: Ya, wahai utusan Allah,
aku siap menerima perintah. Kemudian berjalan sejenak, kemudian beliau kembali
memanggil: Hai Muaz bin Jabal. Aku pun menyahut: Wahai utusan Allah, aku siap
menerima perintah. Beliau bersabda: Tahukah engkau, apa hak Allah atas para
hamba? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau bersabda: Hak Allah
atas para hamba, yaitu mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu. Setelah berjalan sesaat, beliau memanggil lagi: Hai Muaz bin
Jabal Aku menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.
Rasulullah saw. bertanya: Tahukah engkau apa hak hamba atas Allah, bila mereka
telah memenuhi hak Allah? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.
Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan menyiksa mereka. (Shahih Muslim
No.43)
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. dan Muaz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw.
bersabda: Hai Muaz. Muaz menyahut: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima
perintah. Rasulullah saw. memanggil lagi: Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai
utusan Allah, aku siap menerima perintah. Sekali lagi Rasulullah saw. memanggil:
Hai Muaz. Muaz menjawab: Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.
Rasulullah saw. bersabda: Setiap hamba yang bersaksi bahwa: Tiada Tuhan selain
Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, maka Allah mengharamkan
api neraka atasnya. Muaz berkata: Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan
hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa senang? Rasulullah saw. bersabda:
Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya sebagai andalan. (Shahih Muslim
No.47)
-
Hadis riwayat Itban bin Malik ra.:
Dari Mahmud bin Rabi` ia
berkata: Aku datang ke Madinah dan bertemu Itban. Dan aku berkata: Aku mendengar
cerita tentang engkau. Itban berkata: Mataku terkena suatu penyakit. Lalu aku
menyuruh orang menghadap Rasulullah saw. untuk mengatakan kepada beliau bahwa
aku ingin engkau (Rasulullah saw.) datang dan mengerjakan salat di rumahku,
sehingga aku dapat menjadikannya sebagai mushalla. Nabi pun datang bersama
beberapa orang sahabat beliau. Beliau masuk dan mengerjakan salat di rumahku.
Sementara itu para sahabat saling berbincang di antara mereka. Mereka umumnya
sedang membicarakan Malik bin Dukhsyum (artinya, mereka membicarakan sikap
orang-orang munafik yang buruk, di antaranya Malik). Mereka ingin Rasulullah
saw. berdoa agar Malik mendapat celaka. Mereka ingin ia tertimpa malapetaka.
Ketika Rasulullah saw. selesai salat, beliau bertanya: Bukankah ia bersaksi:
Bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah? Para sahabat
menjawab: Memang benar ia mengucapkan itu, tetapi itu tidak ada dalam hatinya.
Rasulullah saw. bersabda: Seseorang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa aku adalah utusan Allah, tidak akan masuk neraka atau dimakan api
neraka. (Shahih Muslim No.48)
11. Menerangkan jumlah cabang iman, yang paling tinggi dan
yang paling rendah, keutamaan malu dan bahwa malu termasuk iman
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah satu
cabang iman. (Shahih Muslim No.50)
-
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw.
mendengar seseorang menasehati saudaranya dalam hal malu, lalu Nabi saw.
bersabda: Malu adalah bagian dari iman. (Shahih Muslim No.52)
-
Hadis riwayat Imran bin Husaini ra., ia berkata:
Nabi saw.
pernah bersabda: Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan. (Shahih
Muslim No.53)
12. Menerangkan keutamaan Islam dan ajarannya yang paling
utama
-
Hadis riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:
Seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw. Islam manakah yang paling baik? Rasulullah saw.
bersabda: Memberikan makanan, mengucap salam kepada orang yang engkau kenal dan
yang tidak engkau kenal. (Shahih Muslim No.56)
-
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw: Orang Islam manakah yang paling
baik? Rasulullah menjawab: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan
tangannya. (Shahih Muslim No.57)
-
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku pernah
bertanya: Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? Rasulullah saw.
bersabda: Orang yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya. (Shahih
Muslim No.59)
13. Menerangkan sikap-sikap yang mendatangkan manisnya
iman
-
Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda: Ada
tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya
iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain,
mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran
(setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam
neraka. (Shahih Muslim No.60)
14. Wajib lebih mencintai rasulullah saw. dari keluarga,
anak, orang-tua dan semua manusia, serta memastikan bahwa seseorang yang tidak
memiliki cinta semacam ini berarti tidak ada iman dalam dirinya
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Nabi saw.
bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) tidak
beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua
orang. (Shahih Muslim No.62)
15. Dalil sebagian dari iman adalah cinta seseorang kepada
sesama muslim seperti ia mencintai dirinya sendiri
16. Sunat memuliakan tetangga dan tamu, berdiam diri kecuali
untuk kebaikan, menerangkan bahwa semua itu termasuk iman
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah
ia berbicara yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.
(Shahih Muslim No.67)
-
Hadis riwayat Abu Syuraikh Al-Khuza'i ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau
diam. (Shahih Muslim No.69)
17. Mencegah kemungkaran itu termasuk iman, bahwa iman dapat
bertambah atau berkurang, bahwa memerintahkan yang makruf (kebaikan) dan
melarang kemungkaran itu wajib
-
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Dari Thariq bin
Syihab ra. ia berkata: Orang yang pertama berkhutbah pada hari raya sebelum
salat Ied adalah Marwan. Ada seseorang yang berdiri mengatakan: Salat Ied itu
sebelum khutbah. Marwan menjawab: Telah ditinggalkan apa yang ada di sana. Abu
Said berkata: Orang ini benar-benar telah melaksanakan kewajibannya. Aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa di antara kalian melihat
kemungkaran (hal yang keji, buruk), maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu
dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,
maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman. (Shahih Muslim No.70)
18. Kelebihan orang beriman dan keunggulan penduduk
Yaman
-
Hadis riwayat Abu Masud ra., ia berkata:
Nabi saw. pernah
memberi isyarat dengan tangan ke arah Yaman, seraya bersabda: Ingatlah,
sesungguhnya iman ada di sana, sedangkan kekerasan dan kekasaran hati ada pada
orang-orang yang bersuara keras di dekat pangkal ekor unta ketika muncul
sepasang tanduk setan, yaitu pada golongan Rabiah dan Bani Mudhar. (Shahih
Muslim No.72)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Penduduk Yaman datang. Mereka lebih halus hatinya. Iman ada pada orang
Yaman, fikih ada pada orang Yaman dan Hikmah ada pada orang Yaman. (Shahih
Muslim No.73)
19. Menjelaskan bahwa agama adalah nasehat
-
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
Aku
berbaiat kepada Rasulullah saw. untuk selalu mendirikan salat, memberikan zakat
dan memberi nasehat baik kepada setiap muslim. (Shahih Muslim No.83)
20. Menerangkan kurangnya iman sebab maksiat dan kekosongan
iman pelakunya
21. Menjelaskan tanda-tanda munafik
-
Hadis riwayat Abdullah bin Amru ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. pernah bersabda: Ada empat sifat yang bila dimiliki maka pemiliknya adalah
munafik murni. Dan barang siapa yang memiliki salah satu di antara empat
tersebut, itu berarti ia telah menyimpan satu tabiat munafik sampai ia
tinggalkan. Apabila berbicara ia berbohong, apabila bersepakat ia berkhianat,
apabila berjanji ia mengingkari dan apabila bertikai ia berbuat curang. (Shahih
Muslim No.88)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Ada tiga tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila
berjanji ia mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat.
(Shahih Muslim
No.89)
22. Menerangkan keadaan iman seseorang yang mengatakan
kepada sesama muslim: Hai, kafir!
-
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Nabi saw.
bersabda: Apabila seseorang mengafirkan temannya, maka ucapan (yang mengafirkan)
itu benar-benar kembali kepada salah seorang di antara keduanya (yang mengatakan
atau yang dikatakan). (Shahih Muslim No.91)
23. Menjelaskan iman orang yang membenci ayahnya, padahal
ia tahu bahwa orang tersebut adalah ayah kandungnya
-
Hadis riwayat Abu Zar ra.:
Bahwa Ia mendengar Rasulullah
saw. bersabda: Setiap orang yang mengaku keturunan dari selain ayahnya sendiri,
padahal ia mengetahuinya, pastilah ia kafir (artinya mengingkari nikmat dan
kebaikan, tidak memenuhi hak Allah dan hak ayahnya). Barang siapa yang mengakui
sesuatu bukan miliknya, maka ia tidak termasuk golongan kami dan hendaknya ia
mempersiapkan tempatnya di neraka. Barang siapa yang memanggil seseorang dengan
kata kafir atau mengatakan musuh Allah, padahal sebenarnya tidak demikian, maka
tuduhan itu akan kembali pada dirinya. (Shahih Muslim No.93)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Janganlah kalian membenci ayah-ayah kalian. Barang siapa yang membenci
ayahnya berarti ia kafir. (Shahih Muslim No.94)
-
Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
Kedua
telingaku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mengakui
seseorang dalam Islam sebagai ayah, sedangkan ia tahu bahwa itu bukan ayahnya,
maka diharamkan baginya surga. (Shahih Muslim No.95)
24. Menjelaskan sabda Nabi saw. bahwa mencaci-maki orang
Islam adalah fasik dan memeranginya adalah kafir
25. Menjelaskan makna sabda Nabi saw.: Janganlah kalian
kembali menjadi orang-orang kafir, sebagian kalian membunuh sebagian yang
lain
-
Hadis riwayat Jarir ra., ia berkata:
Ketika haji wada, Nabi
saw. bersabda kepadaku: Suruhlah orang-orang diam. Setelah orang-orang diam,
beliau bersabda: Janganlah sesudah kutinggalkan, kalian kembali menjadi
orang-orang kafir, di mana sebagian membunuh sebagian yang lain. (Shahih Muslim
No.98)
26. Menerangkan kekafiran orang yang mengatakan: Kita diberi
hujan oleh bintang tertentu
-
Hadis riwayat Zaid bin Khalid Al-Juhaini ra., ia berkata:
Rasulullah saw. melakukan salat bersama kami di Hudaibiyah, sesudah hujan
turun semalam. Seusai salat, beliau mendatangi para sahabatnya, lalu bersabda:
Tahukah kalian apa yang telah difirmankan Tuhan kalian? Para sahabat menjawab:
Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di antara
hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir di pagi ini. Orang
yang berkata: Kita diturunkan hujan karena anugerah dan rahmat Allah, maka orang
itu beriman kepada-Ku dan mengingkari bintang-bintang. Sebaliknya orang yang
berkata: Kita diturunkan hujan oleh bintang ini atau bintang itu, maka orang
tersebut kafir terhadap-Ku dan beriman kepada bintang-bintang. (Shahih Muslim
No.104)
27. Dalil yang menunjukkan bahwa mencintai sahabat Ansar
termasuk iman dan tanda-tandanya, sedangkan membenci mereka termasuk tanda
kemunafikan
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. bersabda: Tanda kemunafikan adalah membenci sahabat Ansar dan tanda
keimanan adalah mencintai sahabat Ansar. (Shahih Muslim No.108)
-
Hadis riwayat Barra' ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda
tentang kaum Ansar: Yang mencintai mereka hanyalah orang yang beriman dan yang
membenci mereka hanyalah orang munafik. Barang siapa yang mencintai mereka, maka
Allah mencintainya. Dan Barang siapa yang membenci mereka, maka Allah
membencinya. (Shahih Muslim No.110)
28. Menjelaskan berkurangnya iman disebabkan oleh kurang
taat dan menjelaskan ucapan kata kufur dengan arti bukan kufur kepada Allah,
seperti kufur kepada nikmat dan hak
-
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Dari Rasulullah saw.
beliau bersabda: Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah
istigfar (memohon ampun). Karena aku melihat kalian lebih banyak menjadi
penghuni neraka. Seorang wanita yang cerdik di antara mereka bertanya: Wahai
Rasulullah, kenapa kaum wanita yang lebih banyak menjadi penghuni neraka?
Rasulullah saw. menjawab: Kalian banyak mengutuk dan mengingkari kebaikan suami.
Aku tidak melihat kurangnya akal dan agama yang lebih menguasai manusia dari
kalian. Wanita itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah kekurangan akal dan
agama itu? Rasulullah saw. menjawab: Yang dimaksud dengan kurang pada akal
adalah karena dua orang saksi wanita sama dengan seorang saksi laki-laki. Ini
adalah kekurangan akal. Wanita menghabisi waktu malamnya tanpa mengerjakan salat
dan tidak puasa di bulan Ramadan (karena haid), ini adalah kekurangan pada
agama. (Shahih Muslim No.114)
29. Menerangkan bahwa iman kepada Allah Taala merupakan amal
paling utama
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
pernah ditanya: Apakah amal yang paling utama? Beliau menjawab Iman kepada
Allah. Orang bertanya lagi: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab:Berjuang di
jalan Allah. Kembali ia bertanya: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab: Haji
mabrur (haji yang diterima). (Shahih Muslim No.118)
-
Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, amal apa yang paling utama? Rasulullah
saw. bersabda: Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya. Aku bertanya: Budak
manakah yang paling utama? Rasulullah saw. bersabda: Yang paling baik menurut
pemiliknya dan paling tinggi harganya. Aku tanya lagi: Bagaimana jika aku tidak
bekerja? Rasulullah saw. bersabda: Engkau dapat membantu orang yang bekerja atau
bekerja untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan. Aku bertanya: Wahai
Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tidak mampu melakukan sebagian amal.
Rasulullah saw. bersabda: Engkau dapat mengekang kejahatanmu terhadap orang
lain. Karena, hal itu merupakan sedekah darimu kepada dirimu. (Shahih Muslim
No.119)
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: Pekerjaan manakah yang paling utama?
Beliau menjawab: Salat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa? Beliau
menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kembali aku bertanya: Kemudian apa?
Beliau menjawab: Berjuang di jalan Allah. Aku tidak bertanya lagi kepada beliau
untuk menjaga perasaan beliau. (Shahih Muslim No.120)
30. Menyekutukan Allah adalah dosa paling besar dan
menjelaskan dosa besar lainnya setelah itu
-
Hadis riwayat Abdullah ra., ia berkata:
Aku bertanya kepada
Rasulullah saw: Dosa apakah yang paling besar menurut Allah? Rasulullah saw.
bersabda: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu.
Aku berkata: Sungguh, dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi? Beliau
menjawab: Engkau membunuh anakmu karena takut miskin. Aku tanya lagi: Kemudian
apa? Rasulullah saw. menjawab: Engkau berzina dengan istri tetanggamu. (Shahih
Muslim No.124)
31. Menerangkan dosa-dosa besar dan yang paling
besar
-
Hadis riwayat Abdurrahman bin Abu Bakrah ra., ia berkata:
Kami sedang berada di dekat Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Tidak
inginkah kalian kuberitahu tentang dosa-dosa besar yang paling besar? (beliau
mengulangi pertanyaan itu tiga kali) yaitu; menyekutukan Allah, mendurhakai
kedua orang tua dan persaksian palsu. Semula Rasulullah saw. bersandar, lalu
duduk. Beliau terus mengulangi sabdanya itu, sehingga kami membatin:
Mudah-mudahan beliau diam. (Shahih Muslim No.126)
-
Hadis riwayat Anas ra.:
Dari Nabi saw. tentang dosa-dosa
besar, beliau bersabda: Menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua,
membunuh manusia dan persaksian palsu. (Shahih Muslim No.127)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa
tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh
jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak
yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita
yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman. (Shahih Muslim No.129)
-
Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Di antara dosa-dosa besar, yaitu memaki kedua
orang tua. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang dapat
memaki kedua orang tuanya? Rasulullah saw. menjawab: Dia memaki bapak orang
lain, lalu orang lain itu memaki bapaknya. Dia memaki ibu orang lain, lalu orang
lain itu memaki ibunya. (Shahih Muslim No.130)
32. Siapa yang meninggal tanpa menyekutukan Allah dengan
sesuatu, maka ia masuk surga dan siapa yang meninggal dalam kemusyrikan, maka ia
masuk neraka
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang meninggal dalam keadaan menyekutukan
Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka. Dan aku (Abdullah) sendiri berkata:
Siapa yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apa pun,
niscaya ia masuk surga. (Shahih Muslim No.134)
-
Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda:
Jibril as. mendatangiku dengan membawa kabar gembira bahwa barang siapa di
antara umatmu meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu,
maka ia masuk surga. Aku (Abu Dzar) bertanya: Meskipun ia berzina dan mencuri?
Nabi menjawab: Meskipun ia berzina dan mencuri. (Shahih Muslim No.137)
33. Larangan membunuh orang kafir yang telah mengucapkan:
Laa ilaaha illallah
-
Hadis riwayat Miqdad bin Aswad ra., ia berkata:
Wahai
Rasulullah, apa pendapatmu jika aku bertemu dengan seorang kafir, lalu ia
menyerangku. Dia penggal salah satu tanganku dengan pedang, hingga terputus.
Kemudian ia berlindung dariku pada sebuah pohon, seraya berkata: Aku menyerahkan
diri kepada Allah (masuk Islam). Bolehkah aku membunuhnya setelah ia mengucapkan
itu? Rasulullah saw. menjawab: Jangan engkau bunuh ia. Aku memprotes: Wahai
Rasulullah, tapi ia telah memotong tanganku. Dia mengucapkan itu sesudah
memotong tanganku. Bolehkah aku membunuhnya? Rasulullah saw. tetap menjawab:
Tidak, engkau tidak boleh membunuhnya. Jika engkau membunuhnya, maka engkau
seperti ia sebelum engkau membunuhnya, dan engkau seperti ia sebelum ia
mengucapkan kalimat yang ia katakan. (Shahih Muslim No.139)
-
Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah
saw. mengirim kami dalam suatu pasukan. Kami sampai di Huruqat, suatu tempat di
daerah Juhainah di pagi hari. Lalu aku menjumpai seorang kafir. Dia mengucapkan:
Laa ilaaha illallah, tetapi aku tetap menikamnya. Ternyata kejadian itu membekas
dalam jiwaku, maka aku menuturkannya kepada Nabi saw. Rasulullah saw. bertanya:
Apakah ia mengucapkan: Laa ilaaha illallah dan engkau tetap membunuhnya? Aku
menjawab: Wahai Rasulullah, ia mengucapkan itu hanya karena takut pedang.
Rasulullah saw. bersabda: Apakah engkau sudah membelah dadanya sehingga engkau
tahu apakah hatinya berucap demikian atau tidak? Beliau terus mengulangi
perkataan itu kepadaku, hingga aku berkhayal kalau saja aku baru masuk Islam
pada hari itu. Saad berkata: Demi Allah, aku tidak membunuh seorang muslim,
hingga dibunuh Dzul Buthain, Usamah. Seseorang berkata: Bukankah Allah telah
berfirman: Dan perangilah mereka, agar tidak ada fitnah dan agar agama itu
semata-mata untuk Allah. Saad berkata: Kami telah berperang, agar tidak ada
fitnah. Sedangkan engkau dan pengikut-pengikutmu ingin berperang, agar timbul
fitnah. (Shahih Muslim No.140)
34. Sabda Nabi saw: Barang siapa yang menghunus pedang
kepada kami, maka ia bukanlah dari golongan kami
-
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Nabi saw.
bersabda: Barang siapa menghunus pedang kepada kami, maka ia bukanlah dari
golongan kami. (Shahih Muslim No.143)
-
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda:
Barang siapa menghunus pedang kepada kami, maka ia bukanlah dari golongan kami.
(Shahih Muslim No.145)
35. Haram menampar pipi, merobek baju, dan berdoa dengan doa
orang Jahiliyah
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Bukan termasuk golongan kami, orang yang menampar
pipi (ketika tertimpa musibah), merobek-robek baju atau berdoa dengan doa
Jahiliyah (meratapi kematian mayit seraya mengharap-harap celaka). (Shahih
Muslim No.148)
36. Menerangkan sangat diharamkan menghasut
37. Menerangkan haram menjuraikan kain, mengungkit-ungkit
pemberian dan melariskan dagangan dengan bersumpah, menerangkan tiga orang yang
tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak pula dipandang atau
disucikan dan mereka mendapatkan siksa pedih
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara
oleh Allah, tidak dipandang, tidak disucikan dan mereka mendapatkan siksa yang
pedih, yaitu; orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tetapi tidak
mau memberikannya kepada musafir; orang yang membuat perjanjian dengan orang
lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa
telah mengambil (membeli) barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut
mempercayainya, padahal sebenarnya tidak demikian; orang yang berbaiat kepada
pemimpin untuk kepentingan dunia. Jika sang pemimpin memberikan keuntungan
duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, tapi bila tidak, maka ia tidak penuhi
janjinya. (Shahih Muslim No.157)
38. Kerasnya larangan bunuh diri. Orang yang bunuh diri
dengan suatu alat, akan disiksa dengan alat tersebut dalam neraka dan tidak akan
masuk surga kecuali jiwa yang pasrah
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu
akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu akan
berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia
akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang
menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka
Jahanam selama-lamanya. (Shahih Muslim No.158)
-
Hadis riwayat Tsabit bin Dhahhak ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta,
maka ia seperti apa yang ia ucapkan. Barang siapa yang bunuh diri dengan
sesuatu, maka ia akan disiksa dengan sesuatu itu pada hari kiamat. Seseorang
tidak boleh bernazar dengan sesuatu yang tidak ia miliki. (Shahih Muslim No.159)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Aku ikut
Rasulullah saw. dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya
beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah memasuki
peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat, kemudian
ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, orang
yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini
berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi saw. bersabda: Ia pergi
ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang seseorang
melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam harinya,
orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu
dikabarkan kepada Nabi saw. Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi
bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal
untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa
yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orang yang
jahat. (Shahih Muslim No.162)
-
Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah
peperangan, dengan dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat
Rasulullah saw. tidak membiarkan musuh bersembunyi, tapi ia mengejarnya dan
membunuhnya dengan pedang. Para sahabat berkata: Pada hari ini, tidak seorang
pun di antara kita yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si fulan itu.
Mendengar itu, Rasulullah saw. bersabda: Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli
neraka. Salah seorang sahabat berkata: Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang
itu keluar bersama orang yang disebut Rasulullah saw. sebagai ahli neraka.
Kemana pun ia pergi, orang itu selalu menyertainya. Kemudian ia terluka parah
dan ingin mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah,
sedangkan ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang
hingga meninggal. Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah saw. dan
berkata: Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah saw.
bertanya: Ada apa ini? Orang itu menjawab: Orang yang engkau sebut sebagai ahli
neraka, orang-orang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri
untuk mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah, ia
berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan
ujung pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal.
Pada saat itulah Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya ada orang yang melakukan
perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya
ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti yang
tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga. (Shahih Muslim No.163)
-
Hadis riwayat Jundab ra., ia berkata:
Rasulullah bersabda:
Ada seorang lelaki yang hidup sebelum kalian, keluar bisul pada tubuhnya. Ketika
bisul itu membuatnya sakit, ia mencabut anak panah dari tempatnya, lalu membedah
bisul itu. Akibatnya, darah tidak berhenti mengalir sampai orang itu meninggal.
Tuhan kalian berfirman: Aku haramkan surga atasnya. (Shahih Muslim No.164)
39. Kerasnya larangan berkhianat dan bahwa tidak masuk surga
kecuali orang-orang yang beriman
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Kami pergi
berperang bersama Rasulullah saw. menuju Khaibar. Allah memberikan kemenangan
kepada kami, tetapi kami tidak mendapatkan rampasan perang berupa emas atau
perak. Yang kami peroleh adalah barang-barang, makanan dan pakaian. Kemudian
kami berangkat menuju lembah. Ikut pula bersama Rasulullah saw. seorang budak
beliau (pemberian seseorang dari Judzam). Budak itu bernama Rifa'ah bin Zaid
dari Bani Dhubaib. Ketika kami menuruni lembah, budak Rasulullah saw. berdiri
untuk melepas pelananya. Tetapi, ia terkena anak panah dan itulah saat
kematiannya. Kami berkata: Kami senang ia gugur syahid wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. menjawab: Tidak! Demi Zat yang menguasai Muhammad. Sesungguhnya
sebuah mantel akan mengobarkan api neraka atasnya. Mantel itu ia ambil dari
harta rampasan perang Khaibar, yang bukan jatahnya. Para sahabat menjadi takut.
Lalu seseorang datang membawa seutas atau dua utas tali sandal, seraya berkata:
Wahai Rasulullah, aku mendapatkannya pada waktu perang Khaibar. Rasulullah saw.
bersabda: Seutas tali (atau dua utas tali) sandal dari neraka. (Shahih Muslim
No.166)
40. Kekhawatiran mukmin bahwa amalnya akan sia-sia
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Ketika ayat
berikut ini turun: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan
suara kalian melebihi suara Nabi, Tsabit bin Qais sedang duduk di rumahnya dan
berkata: Aku ini termasuk ahli neraka. Dia menjauhi diri dari Nabi saw. Kemudian
Nabi saw. bertanya kepada Saad bin Muaz: Hai Abu Amru, bagaimana keadaan Tsabit?
Apakah ia sakit? Saad menjawab: Sesungguhnya ia adalah tetanggaku, aku tidak
melihat pada dirinya suatu penyakit. Lalu Saad mendatangi Tsabit dan menuturkan
perkataan Rasulullah saw. Lalu Tsabit berkata: Ayat ini telah diturunkan,
padahal kalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya, melebihi
suara Rasulullah saw. Jadi aku ini termasuk ahli neraka. Kemudian Saad
menuturkan hal itu kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda: (Tidak
demikian), tetapi sebaliknya, ia termasuk ahli surga. (Shahih Muslim No.170)
41. Apakah segala perbuatan di masa jahiliyah akan
diperhitungkan
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami
akan dihukum karena perbuatan kami di masa jahiliyah? Rasulullah saw. bersabda:
Barang siapa di antara kalian berbuat baik di masa Islam, maka ia tidak akan
dikenai hukuman karena perbuatannya di masa jahiliyah. Tetapi barang siapa yang
berbuat jelek, maka ia akan dihukum karena perbuatannya di masa jahiliyah dan di
masa Islam. (Shahih Muslim No.171)
42. Islam menghilangkan dosa yang lalu, begitu pula hijrah
dan haji
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Di antara orang
musyrik banyak yang telah membunuh dan banyak pula yang telah berzina. Kemudian
mereka datang kepada Nabi Muhammad saw. Mereka berkata: Apa yang engkau katakan
dan engkau ajak sungguh bagus. Kalau saja engkau mau memberitahu kami bahwa dosa
yang telah kami perbuat (di masa jahiliyah) ada penghapusnya. Lalu turun ayat:
Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa (nya). Juga diturunkan ayat: Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. (Shahih Muslim No.174)
43. Menerangkan hukum perbuatan orang kafir setelah memeluk
Islam
-
Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra., ia berkata:
Saya pernah
bertanya kepada Rasulullah saw.: Apa pendapatmu tentang beberapa perkara yang
dahulu, di masa jahiliyah aku menyembahnya. Apakah aku akan menerima hukuman
karena itu? Rasulullah saw. bersabda: Engkau memeluk Islam dengan kebaikan dan
ketaatan yang dahulu engkau lakukan. (Shahih Muslim No.175)
44. Kebenaran dan kemurnian iman
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Ketika
turun ayat: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), para sahabat Rasulullah saw. merasa sedih. Kata
mereka: Siapakah di antara kita yang tidak menganiaya dirinya? Rasulullah saw.
bersabda: Maksudnya bukan seperti yang kalian duga, tetapi seperti yang
dikatakan Lukman kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar. (Shahih Muslim No.178)
45. Allah tidak memperhitungkan kata hati dan yang terbersit
dalam hati selama tidak dikerjakan
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Sesungguhnya Allah melewati (tidak memperhitungkan) kata hati pada
umatku, selama mereka tidak mengatakannya atau melakukannya. (Shahih Muslim
No.181)
46. Bila seseorang bermaksud baik, maka kebaikan itu dicatat
dan bila bermaksud buruk, maka maksud buruk itu tidak dicatat
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Allah Taala berfirman (kepada malaikat pencatat amal): Bila hamba-Ku
berniat melakukan perbuatan jelek, maka janganlah kalian catat sebagai amalnya.
Jika ia telah mengerjakannya, maka catatlah sebagai satu keburukan. Dan bila
hamba-Ku berniat melakukan perbuatan baik, lalu tidak jadi melaksanakannya, maka
catatlah sebagai satu kebaikan. Jika ia mengamalkannya, maka catatlah kebaikan
itu sepuluh kali lipat. (Shahih Muslim No.183)
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Rasulullah saw. tentang
apa yang diriwayatkan dari Allah Taala bahwa Allah berfirman: Sesungguhnya Allah
mencatat kebaikan dan kejelekan. Kemudian beliau (Rasulullah) menerangkan:
Barang siapa yang berniat melakukan kebaikan, tetapi tidak jadi mengerjakannya,
maka Allah mencatat niat itu sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya. Jika ia
meniatkan perbuatan baik dan mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya
sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan yang
sangat banyak. Kalau ia berniat melakukan perbuatan jelek, tetapi tidak jadi
melakukannya, maka Allah mencatat hal itu sebagai satu kebaikan yang sempurna di
sisi-Nya. Jika ia meniatkan perbuatan jelek itu, lalu melaksanakannya, maka
Allah mencatatnya sebagai satu kejelekan. (Shahih Muslim No.187)
47. Gangguan dalam iman dan saran bagi orang yang
merasakannya
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Tak henti-hentinya manusia bertanya-tanya, sampai-sampai dikatakan:
Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Barang siapa yang
merasakan keraguan dalam hatinya, maka hendaklah ia berkata: Aku beriman kepada
Allah. (Shahih Muslim No.190)
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Rasulullah saw.,
beliau bersabda: Allah Taala berfirman: Sesungguhnya umatmu tak henti-hentinya
bertanya: Kenapa begini, kenapa begini? Sampai-sampai mereka mengatakan: Allah
menciptakan makhluk, lalu siapakah yang menciptakan Allah. (Shahih Muslim
No.195)
48. Orang yang memotong hak orang Islam dengan sumpah palsu
diancam dengan siksa neraka
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Dari Rasulullah saw.,
beliau bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan sumpah yang memaksa, untuk
mengambil harta seorang muslim, sedangkan ia melakukan kepalsuan dalam sumpahnya
itu, maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan murka kepadanya. (Shahih Muslim
No.197)
49. Dalil yang menunjukkan bahwa orang yang bermaksud
mengambil harta orang lain tanpa hak, berarti darahnya sia-sia dan jika ia
terbunuh, maka masuk neraka dan bahwa orang yang terbunuh karena mempertahankan
hartanya adalah mati syahid
50. Penguasa yang menipu rakyatnya akan mendapatkan
neraka
51. Hilangnya amanat dan iman dari hati dan merasuknya
fitnah ke dalam hati
-
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
menceritakan kepada kami dua hadis. Yang satu aku sudah tahu dan aku masih
menunggu yang satu lagi. Beliau menceritakan kepada kami bahwa Amanat berada di
pangkal hati manusia. Kemudian Alquran turun dan mereka tahu dari Alquran dan
dari hadis. Kemudian beliau menceritakan kepada kami tentang hilangnya amanat,
beliau bersabda: Seseorang tidur dengan nyenyak, lalu dicabutnya amanat dari
dalam hatinya, maka tampak tinggal bekasnya seperti bercak. Kemudian ia tidur
lagi, dan dicabutnya amanat tersebut dari hatinya, maka tinggallah bekasnya
seperti tempat kosong, seperti batu yang jatuh di atas kakimu, bekas tatapan
batu itu terus membengkak sedang di dalamnya kosong dan Nabi mengambil batu
kecil lalu menjatuhkannya di atas kaki beliau. Kemudian beliau melanjutkan:
Orang-orang saling berbaiat, tapi mereka tidak menjalankan amanat, sehingga
dikatakan bahwa di antara bani fulan ada seorang yang jujur dan kepadanya
dikatakan: Alangkah tabahnya orang ini, alangkah jujurnya ia, alangkah pandainya
ia. Sedangkan di hatinya tidak ada iman meski sebesar biji sawi. Ternyata telah
datang suatu zaman, di mana aku sudah tidak peduli siapa yang berbaiat kepadaku,
kalau ia seorang muslim maka agamanya akan melarangnya berkhianat dan jika ia
seorang Kristen atau Yahudi niscaya para pemimpinnya akan melarang mereka
berkhianat kepadaku, adapun hari ini aku tidak akan membaiat kalian kecuali si
fulan dan si fulan. (Shahih Muslim No.206)
52. Menjelaskan bahwa Islam muncul dalam keadaan asing dan
akan kembali asing, bahwa Islam berlindung di antara mesjid-mesjid
-
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Ketika kami
bersama Umar ra. ia bertanya: Siapakah di antara kalian yang mendengar
Rasulullah saw. bersabda tentang fitnah? Beberapa sahabat berkata: Kami pernah
mendengarnya. Umar berkata: Barangkali yang kalian maksudkan adalah fitnah
seseorang berhubungan dengan keluarga dan tetangganya? Mereka menjawab: Ya,
benar. Umar berkata: Itu bisa dihapus dengan salat, puasa dan zakat. Tetapi
(yang aku maksud), siapakah di antara kalian yang pernah mendengar sabda Nabi
saw.: Fitnah yang berombak seperti ombak laut? Orang-orang terdiam. Lalu
Hudzaifah berkata: Aku. Umar berkata: Engkau, beruntung ayahmu (Lillahi abuka,
pujian orang Arab kepada seorang yang istimewa). Kata Hudzaifah: Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: Fitnah-fitnah akan melekat di hati bagaikan tikar,
dengan berulang-ulang. Setiap hati yang termakan fitnah itu, maka pada hatinya
akan terdapat bintik hitam dan setiap hati yang menolaknya, maka akan muncul
bintik putih. Sehingga hati tersebut menjadi terbagi dua, putih yang bagaikan
batu besar, sehingga tidak akan terkena bahaya fitnah, selama masih ada langit
dan bumi. Sedangkan bagian yang lain hitam keabu-abuan seperti kuali terbalik,
tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk, kecuali hanya hawa nafsu yang
diserap (hatinya). (Shahih Muslim No.207)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah, sebagaimana ular
berkumpul di sarangnya. (Shahih Muslim No.210)
53. Menyembunyikan keimanan bagi orang yang takut
-
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Kami sedang berada
bersama Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Hitunglah, berapa orang yang
menyatakan Islam? Lalu kata Hudzaifah: Kami berkata: Wahai Rasulullah, apakah
engkau khawatir pada kami, sedangkan kami berjumlah antara enam hingga tujuh
ratus orang. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak tahu, mungkin suatu saat
nanti kalian mendapat cobaan. Hudzaifah ra. berkata: Maka kami benar-benar diuji
sampai-sampai seorang di antara kami tidak melaksanakan salat kecuali dengan
cara sembunyi-sembunyi. (Shahih Muslim No.213)
54. Membujuk hati orang yang takut akan keimanannya karena
kelemahannya dan larangan memastikan iman tanpa dalil yang pasti
-
Hadis riwayat Saad ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
membagikan suatu pembagian. Lalu aku mengusulkan: Wahai Rasulullah, berilah si
fulan, karena ia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda: Ataukah ia seorang muslim?
Tiga kali aku mengusulkan hal itu dan tiga kali pula mendapat jawaban beliau
yang sama: Ataukah ia seorang muslim? Kemudian beliau bersabda: Terkadang aku
memberi seseorang, padahal ada orang lain yang lebih aku sukai darinya, karena
khawatir Allah akan melemparnya di neraka (yakni pemberian itu dimaksudkan untuk
membujuk hati orang yang diberi, agar tidak kembali menjadi kafir, sehingga ia
dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka). (Shahih Muslim No.214)
55. Tambahnya ketenangan hati dengan kejelasan
dalil-dalil
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Kami lebih pantas ragu ketimbang Ibrahim as. ketika ia berkata: Ya
Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati? Allah
berfirman: Apakah engkau tidak percaya? Ibrahim menjawab: Aku percaya, tetapi
agar hatiku tenang. Rasulullah saw. melanjutkan: Semoga Allah memberikan rahmat
kepada Luth. Dia benar-benar telah berlindung kepada golongan yang kuat.
Seandainya aku tinggal di penjara seperti lamanya Yusuf tinggal di sana, mungkin
aku akan memenuhi seruan penyeru (utusan raja). (Shahih Muslim
No.216)
56. Kewajiban mengimani risalah nabi Muhammad saw. atas
seluruh manusia dan penghapusan agama-agama sebelumnya dengan adanya agama
Islam
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Tidak ada seorang nabi, kecuali diberi mukjizat kenabian yang sesuai,
yang diimani manusia. Sedangkan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang
diturunkan Allah. Aku berharap, akulah yang paling banyak pengikut dibanding
mereka nanti di hari kiamat. (Shahih Muslim No.217)
-
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Ada tiga orang yang diberi pahala dua kali: Pertama, seorang dari ahli kitab
(Yahudi atau Kristen) yang beriman kepada nabinya dan sempat mengalami masa Nabi
saw. lalu beriman kepadanya, mengikuti dan membenarkannya, maka ia mendapat dua
pahala. Kedua, budak sahaya yang menunaikan hak Allah Taala dan hak tuannya,
maka ia mendapat dua pahala. Dan ketiga, seseorang yang mempunyai budak
perempuan lalu diberinya makan dengan baik, mendidiknya dengan baik, lalu
memerdekakannya dan mengawininya, maka ia mendapat dua pahala. (Shahih Muslim
No.219)
57. Turunnya Isa bin Maryam as. sebagai penguasa dengan
menjalankan syariat nabi Muhammad saw.
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Demi Zat yang menguasai diriku. Sungguh, telah dekat waktunya Isa bin
Maryam turun kepada kalian untuk menjadi hakim yang adil. Dia akan mematahkan
salib, membunuh babi dan tidak menerima upeti. Harta akan melimpah, sehingga tak
seorang pun mau menerimanya. (Shahih Muslim No.220)
58. Menerangkan masa di mana iman tidak lagi
diterima
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari barat.
Apabila matahari telah terbit dari barat, maka seluruh manusia akan beriman.
Tetapi (Pada saat itu), tidak bermanfaat lagi iman seseorang untuk dirinya
sendiri pada apa yang belum diimaninya atau pada kebaikan yang belum
diusahakannya di masa imannya. (Shahih Muslim No.226)
-
Hadis riwayat Abu Zar ra.:
Bahwa pada suatu hari Nabi saw.
bersabda: Tahukah kalian ke mana matahari pergi? Para sahabat menjawab Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah saw. bersabda lagi: Matahari berjalan hingga
berakhir sampai ke tempat menetapnya di bawah Arsy, lalu menjatuhkan diri
bersujud. Dia (matahari) terus dalam keadaan begitu hingga difirmankan
kepadanya: Naiklah, kembalilah dari mana engkau datang. Matahari pun kembali,
sehingga di waktu pagi terbit lagi dari tempat terbitnya. Kemudian berjalan,
hingga berakhir pada tempat menetapnya di bawah Arsy, lalu bersujud dan tetap
dalam keadaan begitu, sampai difirmankan kepadanya: Naiklah, kembalilah dari
mana engkau datang. Matahari kembali, sehingga di waktu pagi muncul dari tempat
terbitnya. Kemudian ia kembali berjalan tanpa sedikit pun manusia menyadarinya,
hingga berakhir pada tempat menetapnya itu di bawah Arsy, lalu difirmankan
kepadanya: Naiklah, terbitlah dari Barat. Maka pagi berikutnya, matahari terbit
dari sebelah Barat. Rasulullah saw. melanjutkan: Tahukah kalian kapan itu
terjadi? Itu terjadi saat: Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya
sendiri yang belum beriman sebelum itu atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam
masa imannya. (Shahih Muslim No.228)
59. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah
saw.
-
Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
Wahyu
pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau
bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Subuh. Kemudian beliau sering
menyendiri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah
beberapa malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya) dan mempersiapkan
bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang ke Khadijah, mengambil bekal lagi untuk
beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan sampai tiba-tiba wahyu datang
ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan
berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca. Rasulullah saw.
bersabda: Malaikat itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu
ia melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca.
Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia
melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan
untuk yang ketiga kalinya ia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa
kepayahan, lalu ia melepaskanku dan berkata: Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui.
Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan gemetar, hingga
beliau masuk ke rumah Khadijah seraya berkata: Selimuti aku, selimuti aku!
Keluarganya pun menyelimutinya, hingga gemetarnya hilang. Kemudian beliau
berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu
beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir
terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembirahlah. Demi
Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau
telah menyambung tali persaudaraan, engkau jujur dalam berkata: engkau telah
memikul beban orang lain, engkau sering membantu keperluan orang tak punya,
menjamu tamu dan selalu membela kebenaran. Kemudian Khadijah mengajak beliau
menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, saudara misan Khadijah. Dia
adalah seorang penganut Kristen di masa Jahiliyah. Dia pandai menulis kitab
berbahasa Arab dan menerjemahkan kitab Injil ke bahasa Arab, sesuai dengan
kehendak Allah. Dia telah tua dan buta. Khadijah berkata kepadanya: Paman,
dengarkanlah cerita keponakanmu ini (Muhammad). Waraqah bin Naufal berkata: Hai
keponakanku, apa yang engkau alami? Rasulullah saw. menceritakan semua peristiwa
yang beliau alami. Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: Ini adalah Namus
(Jibril as.) yang dahulu datang kepada Musa as. Seandainya saja di saat
kenabianmu aku masih muda. Oh... seandainya saja aku masih hidup pada saat
engkau diusir oleh kaummu. Rasulullah saw. bertanya: Apakah mereka akan
mengusirku? Waraqah menjawab: Ya, setiap orang yang datang mengemban tugas
sepertimu pasti dimusuhi. Jika harimu itu sempat kualami, tentu aku akan
membelamu mati-matian. (Shahih Muslim No.231)
-
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Al-Anshari ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menceritakan tentang masa terhentinya wahyu: Ketika aku
sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Aku pun mengangkat
kepalaku, ternyata malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira' sedang duduk
di atas kursi di antara langit dan bumi. Aku gemetar ketakutan. Lalu aku pulang
dan berkata: Selimuti aku, selimuti aku. Keluargaku menyelimutiku. Ketika itulah
Allah swt. menurunkan ayat: Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah
peringatan. Dan Tuhanmu, agungkanlah. Dan pakaianmu, bersihkanlah. Dan perbuatan
dosa, tinggalkanlah. Perbuatan dosa artinya menyembah berhala. Kemudian wahyu
turun berturut-turut. (Shahih Muslim No.232)
60. Isra' Rasulullah saw. ke langit dan diwajibkan
salat
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Aku didatangi Buraq. Lalu aku menunggangnya sampai ke
Baitulmakdis. Aku mengikatnya pada pintu mesjid yang biasa digunakan mengikat
tunggangan oleh para nabi. Kemudian aku masuk ke mesjid dan mengerjakan salat
dua rakaat. Setelah aku keluar, Jibril datang membawa bejana berisi arak dan
bejana berisi susu. Aku memilih susu, Jibril berkata: Engkau telah memilih
fitrah. Lalu Jibril membawaku naik ke langit. Ketika Jibril minta dibukakan, ada
yang bertanya: Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang
bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawab
Jibril: Ya, ia telah diutus. Lalu dibukakan bagi kami. Aku bertemu dengan Adam.
Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Kemudian aku dibawa naik ke
langit kedua. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapakah engkau?
Jawab Jibril: Jibril. Ditanya lagi: Siapakah yang bersamamu? Jawabnya: Muhammad.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Pintu pun dibuka
untuk kami. Aku bertemu dengan Isa bin Maryam as. dan Yahya bin Zakaria as.
Mereka berdua menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke
langit ketiga. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa engkau? Dijawab:
Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawabnya. Ditanyakan: Dia
telah diutus? Dia telah diutus, jawab Jibril. Pintu dibuka untuk kami. Aku
bertemu Yusuf as. Ternyata ia telah dikaruniai sebagian keindahan. Dia
menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik ke langit keempat.
Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini? Jibril menjawab: Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia telah
diutus? Jibril menjawab: Dia telah diutus. Kami pun dibukakan. Ternyata di sana
ada Nabi Idris as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah Taala
berfirman Kami mengangkatnya pada tempat (martabat) yang tinggi. Aku dibawa naik
ke langit kelima. Jibril minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa? Dijawab:
Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Dijawab: Muhammad. Ditanya: Apakah ia
telah diutus? Dijawab: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di sana aku bertemu
Nabi Harun as. Dia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Aku dibawa naik
ke langit keenam. Jibril as. minta dibukakan. Ada yang bertanya: Siapa ini?
Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad, jawab Jibril.
Ditanya: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami dibukakan. Di
sana ada Nabi Musa as. Dia menyambut dan mendoakanku dengan kebaikan. Jibril
membawaku naik ke langit ketujuh. Jibril minta dibukakan. Lalu ada yang
bertanya: Siapa ini? Jawabnya: Jibril. Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Jawabnya:
Muhammad. Ditanyakan: Apakah ia telah diutus? Jawabnya: Dia telah diutus. Kami
dibukakan. Ternyata di sana aku bertemu Nabi Ibrahim as. sedang menyandarkan
punggungnya pada Baitulmakmur. Ternyata setiap hari ada tujuh puluh ribu
malaikat masuk ke Baitulmakmur dan tidak kembali lagi ke sana. Kemudian aku
dibawa pergi ke Sidratulmuntaha yang dedaunannya seperti kuping-kuping gajah dan
buahnya sebesar tempayan. Ketika atas perintah Allah, Sidratulmuntaha
diselubungi berbagai macam keindahan, maka suasana menjadi berubah, sehingga tak
seorang pun di antara makhluk Allah mampu melukiskan keindahannya. Lalu Allah
memberikan wahyu kepadaku. Aku diwajibkan salat lima puluh kali dalam sehari
semalam. Tatkala turun dan bertemu Nabi saw. Musa as., ia bertanya: Apa yang
telah difardukan Tuhanmu kepada umatmu? Aku menjawab: Salat lima puluh kali. Dia
berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan, karena umatmu tidak
akan kuat melaksanakannya. Aku pernah mencobanya pada Bani Israel. Aku pun
kembali kepada Tuhanku dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan atas
umatku. Lalu Allah mengurangi lima salat dariku. Aku kembali kepada Nabi Musa
as. dan aku katakan: Allah telah mengurangi lima waktu salat dariku. Dia
berkata: Umatmu masih tidak sanggup melaksanakan itu. Kembalilah kepada Tuhanmu,
mintalah keringanan lagi. Tak henti-hentinya aku bolak-balik antara Tuhanku dan
Nabi Musa as. sampai Allah berfirman: Hai Muhammad. Sesungguhnya kefarduannya
adalah lima waktu salat sehari semalam. Setiap salat mempunyai nilai sepuluh.
Dengan demikian, lima salat sama dengan lima puluh salat. Dan barang siapa yang
berniat untuk kebaikan, tetapi tidak melaksanakannya, maka dicatat satu kebaikan
baginya. Jika ia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya.
Sebaliknya barang siapa yang berniat jahat, tetapi tidak melaksanakannya, maka
tidak sesuatu pun dicatat. Kalau ia jadi mengerjakannya, maka dicatat sebagai
satu kejahatan. Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa as., lalu aku
beritahukan padanya. Dia masih saja berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah
keringanan. Aku menyahut: Aku telah bolak-balik kepada Tuhan, hingga aku merasa
malu kepada-Nya. (Shahih Muslim No.234)
-
Hadis riwayat Malik bin Sha`sha`ah ra., ia berkata:
Nabi
saw. bersabda: Ketika aku sedang berada di dekat Baitullah antara tidur dan
jaga, tiba-tiba aku mendengar ada yang berkata: Salah satu dari tiga yang berada
di antara dua orang. Lalu aku didatangi dan dibawa pergi. Aku dibawakan bejana
dari emas yang berisi air Zamzam. Lalu dadaku dibedah hingga ini dan ini.
Qatadah berkata: Aku bertanya: Apa yang beliau maksud? Anas menjawab: Hingga ke
bawah perutnya. Hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air Zamzam, kemudian
dikembalikan ke tempatnya dan mengisinya dengan iman dan hikmah. Lalu aku
didatangi binatang putih yang disebut Buraq, lebih tinggi dari khimar dan kurang
dari bighal, ia meletakkan langkahnya pada pandangannya yang paling jauh. Aku
ditunggangkan di atasnya. Lalu kami berangkat hingga ke langit dunia. (Sampai di
sana) Jibril minta dibukakan. Dia ditanya: Siapa ini? Jibril menjawab Jibril.
Ditanya lagi: Siapa bersamamu? Muhammad saw. jawab Jibril. Ditanya: Apakah ia
telah diutus? Ya, jawabnya. Malaikat penjaga itu membukakan kami dan berkata:
Selamat datang padanya. Sungguh, merupakan kedatangan yang baik. Lalu kami
datang kepada Nabi Adam as. (selanjutnya seperti kisah pada hadis di atas). Anas
menjelaskan bahwa Rasulullah bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. di
langit kedua, di langit ketiga dengan Nabi Yusuf as. di langit keempat dengan
Nabi Idris as. di langit kelima dengan Nabi Harun as. Selanjutnya Rasulullah
saw. bersabda: Kemudian kami berangkat lagi. Hingga tiba di langit keenam. Aku
datang kepada Nabi Musa as. dan mengucap salam kepadanya. Dia berkata: Selamat
datang kepada saudara dan nabi yang baik. Ketika aku meninggalkannya, ia
menangis. Lalu ada yang berseru: Mengapa engkau menangis? Nabi Musa menjawab:
Tuhanku, orang muda ini Engkau utus setelahku, tetapi umatnya yang masuk surga
lebih banyak daripada umatku. Kami melanjutkan perjalanan hingga langit ketujuh.
Aku datang kepada Nabi Ibrahim as. Dalam hadis ini dituturkan, Nabi saw.
bercerita bahwa beliau melihat empat sungai. Dari hilirnya, keluar dua sungai
yang jelas dan dua sungai yang samar. Aku (Rasulullah saw.) bertanya: Hai
Jibril, sungai apakah ini? Jibril menjawab: Dua sungai yang samar adalah dua
sungai di surga, sedangkan yang jelas adalah sungai Nil dan Furat. Selanjutnya
aku diangkat ke Baitulmakmur. Aku bertanya: Hai Jibril, apa ini? Jibril
menjawab: Ini adalah Baitulmakmur. Setiap hari, tujuh puluh ribu malaikat masuk
ke dalamnya. Apabila mereka keluar, tidak akan masuk kembali. Itu adalah akhir
mereka masuk. Kemudian aku ditawarkan dua bejana, yang satu berisi arak dan yang
lain berisi susu. Keduanya disodorkan kepadaku. Aku memilih susu. lalu
dikatakan: Tepat! Allah menghendaki engkau (berada pada fitrah, kebaikan dan
keutamaan). Begitu pula umatmu berada pada fitrah. Kemudian diwajibkan atasku
salat lima puluh kali tiap hari. Demikian kisah seterusnya sampai akhir hadis.
(Shahih Muslim No.238)
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
menuturkan perjalanan Isra'nya. Beliau bersabda: Nabi Musa as. berkulit sawo
matang, tingginya seperti lelaki Syanu'ah (nama kabilah). Beliau bersabda pula:
Nabi Isa as. itu gempal, tingginya sedang. Beliau juga menuturkan tentang Malik
as. penjaga Jahanam dan Dajjal. (Shahih Muslim No.239)
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
melewati lembah Azraq. Beliau bertanya: Lembah apa ini? Para sahabat menjawab:
Ini lembah Azraq. Rasulullah saw. bersabda: Aku seperti melihat Nabi Musa as.
sedang menuruni bukit dan memohon kepada Allah dengan suara keras melalui
talbiah. Ketika sampai di bukit Harsya, beliau berkata: Bukit apa ini? Para
sahabat menjawab: Bukit Harsya (dekat Juhfah). Rasulullah saw. bersabda: Aku
seperti melihat Nabi Yunus bin Matta as. berada di atas unta merah yang gempal.
Dia memakai mantel bulu wol dan tali kekang untanya adalah sabut, ia sedang
bertalbiah. (Shahih Muslim No.241)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Nabi saw.
bersabda: Ketika aku diisra'kan, aku bertemu dengan Nabi Musa as., ia seorang
lelaki yang tinggi kurus dengan rambut berombak, seperti seorang Bani Syanu'ah.
Aku juga bertemu dengan Nabi Isa as. ia berperawakan sedang, berkulit merah,
seakan-akan baru keluar dari pemandian. Aku bertemu dengan Nabi Ibrahim as.
Akulah keturunannya yang paling mirip dengannya. Lalu aku diberi dua bejana,
yang satu berisi susu dan yang lain berisi arak. Dikatakan padaku: Ambillah yang
engkau suka. Aku mengambil susu dan meminumnya. Kemudian dikatakan: Engkau
diberi petunjuk dengan fitrah atau engkau menepati fitrah. Seandainya engkau
mengambil arak, niscaya sesat umatmu. (Shahih Muslim No.245)
61. Menjelaskan Masih Bin Maryam Dan Masih Dajjal
-
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi di dekat Kakbah, melihat seorang lelaki
berkulit sawo matang, seperti warna coklat paling bagus yang pernah engkau
lihat. Dia berambut gondrong, gondrong terbaik yang pernah engkau lihat. Dia
menyisir rambutnya dan masih tampak menetes airnya. Dia bersandar kepada dua
orang atau pundak dua orang lelaki, melakukan tawaf di Kakbah. Aku bertanya:
Siapakah orang ini? Dijawab: Ini adalah Masih bin Maryam. Tiba-tiba aku melihat
seorang lelaki yang sangat keriting, mata kanannya buta seakan-akan mata itu
buah anggur yang mengapung (matanya melotot). Aku bertanya: Siapakah ini?
dijawab: Ini adalah Masih Dajjal. (Shahih Muslim No.246)
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Aku melihat diriku berada di Hijir Ismail, dan seorang Quraisy
bertanya kepadaku tentang perjalanan isra'ku. Mereka bertanya berbagai hal
mengenai Baitulmakdis yang tidak begitu kuingat. Aku sangat merasakan kesulitan
yang belum pernah kualami. Lalu Allah memperlihatkannya kepadaku dari kejauhan,
sehingga aku dapat melihatnya. Apapun yang mereka tanyakan kepadaku, pasti aku
ceritakan kepada mereka. Aku melihat diriku berada di antara sekelompok nabi.
Ada Nabi Musa as. yang sedang mengerjakan salat, ternyata ia itu seorang lelaki
tinggi kurus dengan rambut keriting, ia seperti seorang suku Syanu'ah. Ada pula
Nabi Isa bin Maryam as. yang sedang mengerjakan salat. Orang yang paling mirip
dengannya adalah Urwah bin Masud As-Tsaqafi. Ada juga Nabi Ibrahim as. yang
sedang mengerjakan salat. Orang yang paling menyerupainya adalah sahabat kalian
(maksudnya, diri beliau sendiri). Ketika datang waktu salat, aku mengimami
mereka. Usai salat terdengar suara.: Hai Muhammad, ini Malik, penjaga neraka.
Ucapkanlah salam padanya. Aku berpaling kepadanya dan dialah yang lebih dahulu
mengucap salam. (Shahih Muslim No.251)
62. Makna firman Allah: Dan sesungguhnya Muhammad telah
melihatnya lagi pada waktu yang lain, dan apakah Nabi saw, melihat Tuhannya pada
malam isra'
-
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Masruq ia bercerita: Ketika
aku bertelekan di sisi Aisyah, Aisyah berkata: Wahai Abu Aisyah, ada tiga hal
barang siapa yang membicarakan salah satunya, maka ia berbohong besar atas
Allah. Aku bertanya: Tiga hal apa itu? Aisyah menjawab: (Pertama) barang siapa
yang menyangka bahwa Muhammad saw. melihat Tuhannya, maka ia berbohong besar
atas Allah. Aku mulanya bersandar, santai, lalu duduk sambil berkata: Hai Ummul
mukminin, tunggu, jangan tergesa-gesa! Bukankah Allah telah berfirman Dan
sesungguhnya ia melihatnya di ufuk yang terang. Dan sesungguhnya ia telah
melihatnya di waktu lain. Aisyah berkata: Aku adalah orang pertama umat ini yang
menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: Itu adalah Jibril as.
aku tidak pernah melihatnya dalam bentuk aslinya, kecuali dua kali ini. Aku
melihatnya turun dari langit, besarnya menutupi cakrawala antara langit dan
bumi. Aisyah melanjutkan: Apakah engkau belum pernah mendengar firman Allah: Dia
tidak dapat dicapai oleh mata, sedangkan Dia dapat melihat segala yang
kelihatan. Dia Maha halus dan Maha mengetahui. Tidakkah engkau mendengar firman
Allah: Tidak mungkin bagi manusia berbicara dengan Tuhannya kecuali dengan
perantaraan wahyu, di belakang hijab (maksudnya hanya mendengar suara), atau
mengutus malaikat untuk mewahyukan apa saja yang diinginkan-Nya kepada manusia.
Sesungguhnya Dia Maha tinggi dan Maha bijaksana. Aisyah berkata lagi: (Kedua)
barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw. menyembunyikan sebagian isi
Kitabullah (Alquran), maka ia berbohong besar atas Allah. Allah berfirman: Hai
Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan oleh Tuhanmu. Dan jika engkau tidak
melakukan (perintah itu) maka engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Kemudian
Aisyah melanjutkan: (Ketiga) barang siapa yang menyangka bahwa Rasulullah saw.
diberi tahu tentang apa yang akan terjadi besok, maka ia berbohong besar atas
Allah. Allah berfirman: Katakanlah Tidak ada sesuatu pun di bumi dan di langit
yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah. (Shahih Muslim No.259)
63. Tentang sabda Rasulullah saw. bahwa Allah tidak tidur
dan sabda beliau bahwa tirai-Nya adalah nur, jika Dia menyingkapnya, tentu
Keagungan Zat-Nya akan membakar semua makhluk-Nya
-
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah
saw. berada di tengah-tengah kami, memberikan lima kalimat. Beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah Taala tidak pernah tidur dan mustahil Dia tidur, Dia kuasa
menurunkan timbangan (amal) dan menaikkannya kepada-Nya, dinaikkan (dilaporkan)
amal malam sebelum amal siang, dan amal siang sebelum amal malam, tirai-Nya
adalah nur (menurut riwayat Abu Bakar adalah nar=api) yang andai kata Dia
menyingkapnya, tentu keagungan Zat-Nya akan membakar makhluk yang dipandang-Nya
(maksudnya seluruh makhluk akan terbakar, sebab pandangan Allah meliputi semua
makhluk). (Shahih Muslim No.263)
64. Bukti bahwa orang-orang mukmin dapat melihat Allah di
akhirat
-
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau
bersabda: Dua surga yang wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari perak dan
dua surga yang wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari emas. Antara
orang-orang dan kemampuan memandang Tuhan mereka hanya ada tirai keagungan pada
Zat-Nya, di surga Aden. (Shahih Muslim No.265)
65. Menjelaskan cara melihat Tuhan
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Sahabat bertanya
kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami
pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat
bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak
tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw.
bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Barang siapa yang menyembah
sesuatu, maka ia mengikuti sembahannya itu. Orang yang menyembah matahari
mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang yang
menyembah berhala mengikuti berhala. Tinggallah umat ini, termasuk di antaranya
yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk-Nya
yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka (umat ini)
berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat kami, sampai
Tuhan kami datang kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu mengenal-Nya.
Lalu Allah Taala datang kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah mereka kenal.
Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka pun berkata: Engkau Tuhan kami.
Mereka mengikuti-Nya. Dan Allah membentangkan jembatan di atas neraka Jahanam.
Aku (Rasulullah saw.) dan umatkulah yang pertama kali melintas. Pada saat itu,
yang berbicara hanyalah para rasul. Doa para rasul saat itu adalah: Ya Allah,
selamatkanlah, selamatkanlah. Di dalam neraka Jahanam terdapat besi berkait
seperti duri Sakdan (nama tumbuhan yang berduri besar di setiap sisinya).
Pernahkah kalian melihat Sakdan? Para sahabat menjawab: Ya, wahai Rasulullah.
Rasulullah saw. melanjutkan: Besi berkait itu seperti duri Sakdan, tetapi hanya
Allah yang tahu seberapa besarnya. Besi berkait itu merenggut manusia dengan
amal-amal mereka. Di antara mereka ada orang yang beriman, maka tetaplah
amalnya. Dan di antara mereka ada yang dapat melintas, hingga selamat. Setelah
Allah selesai memberikan keputusan untuk para hamba dan dengan rahmat-Nya Dia
ingin mengeluarkan orang-orang di antara ahli neraka yang Dia kehendaki, maka
Dia memerintah para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang tidak pernah
menyekutukan Allah. Itulah orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan
rahmat-Nya, yang mengucap: "Laa ilaaha illallah". Para malaikat mengenali mereka
di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan
Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud. Mereka
dikeluarkan dari neraka, dalam keadaan hangus. Lalu mereka disiram dengan air
kehidupan, sehingga mereka menjadi tumbuh seperti biji-bijian tumbuh dalam
kandungan banjir (lumpur). Kemudian selesailah Allah Taala memberi keputusan di
antara para hamba. Tinggal seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka.
Dia adalah ahli surga yang terakhir masuk. Dia berkata: Ya Tuhanku, palingkanlah
wajahku dari neraka, anginnya benar-benar menamparku dan nyala apinya
membakarku. Dia terus memohon apa yang dibolehkan kepada Allah. Kemudian Allah
Taala berfirman: Mungkin, jika Aku mengabulkan permintaanmu, engkau akan meminta
yang lain. Orang itu menjawab: Aku tidak akan minta yang lain kepada-Mu. Maka ia
pun berjanji kepada Allah. Lalu Allah memalingkan wajahnya dari neraka. Ketika
ia telah menghadap dan melihat surga, ia pun diam tertegun, kemudian berkata: Ya
Tuhanku, majukanlah aku ke pintu surga. Allah berkata: Bukankah engkau telah
berjanji untuk tidak meminta kepada-Ku selain apa yang sudah Kuberikan, celaka
engkau, hai anak-cucu Adam, ternyata engkau tidak menepati janji. Orang itu
berkata: Ya Tuhanku! Dia memohon terus kepada Allah, hingga Allah berfirman
kepadanya: Mungkin jika Aku memberimu apa yang engkau pinta, engkau akan meminta
yang lain lagi. Orang itu berkata: Tidak, demi Keagungan-Mu. Dan ia berjanji
lagi kepada Tuhannya. Lalu Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah ia
berdiri di ambang pintu surga, ternyata pintu surga terbuka lebar baginya,
sehingga ia dapat melihat dengan jelas keindahan dan kesenangan yang ada di
dalamnya. Dia pun diam tertegun. Kemudian berkata: Ya Tuhanku, masukkanlah aku
ke dalam surga. Allah Taala berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah berjanji
tidak akan meminta selain apa yang telah Aku berikan? Celaka engkau, hai anak
cucu Adam, betapa engkau tidak dapat menepati janji! Orang itu berkata: Ya
Tuhanku, aku tidak ingin menjadi makhluk-Mu yang paling malang. Dia terus
memohon kepada Allah, sehingga membuat Allah Taala tertawa (rida). Ketika Allah
Taala tertawa Dia berfirman: Masuklah engkau ke surga. Setelah orang itu masuk
surga, Allah berfirman kepadanya: Inginkanlah sesuatu! Orang itu meminta kepada
Tuhannya, sampai Allah mengingatkannya tentang ini dan itu. Ketika telah habis
keinginan-keinginannya, Allah Taala berfirman: Itu semua untukmu, begitu pula
yang semisalnya. (Shahih Muslim No.267)
-
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa kaum muslimin
pada masa Rasulullah saw. bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat
Tuhan kami di hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Ya! Kemudian beliau
melanjutkan: Apakah kalian terhalang melihat matahari di siang hari yang cerah,
yang tidak ada awan sedikit pun? Apakah kalian terhalang melihat bulan pada
malam purnama yang cerah tanpa awan sedikit pun? Kaum muslimin menjawab: Tidak,
wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Kalian tidak akan terhalang melihat
Allah Taala pada hari kiamat, sebagaimana kalian tidak terhalang melihat salah
satu dari matahari dan bulan. Ketika hari kiamat terjadi, ada penyeru yang
mengumumkan: Setiap umat hendaklah mengikuti apa yang dahulu disembah. Maka
tidak tersisa orang-orang yang dahulu menyembah selain Allah yakni berhala,
kecuali mereka berjatuhan ke dalam neraka. Hingga yang tinggal hanya orang-orang
yang menyembah Allah ada yang baik dan ada yang jahat serta sisa-sisa Ahli
Kitab, maka dipanggillah orang-orang Yahudi. Mereka ditanya: Apa yang dahulu
kalian sembah? Mereka menjawab: Kami menyembah Uzair anak Allah. Dikatakan:
Kalian salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Lalu
apa yang kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus, ya Tuhan kami berilah kami
minum. Lalu ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka
digiring ke neraka, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling
menghancurkan. Mereka pun berjatuhan ke dalam neraka. Kemudian orang-orang
Kristen dipanggil. Mereka ditanya: Apa yang dahulu kalian sembah? Mereka
menjawab: Kami menyembah Isa Almasih anak Allah. Dikatakan kepada mereka: Kalian
salah! Allah tidak menjadikan seorang pun sebagai sahabat atau anak. Apa yang
kalian inginkan? Mereka menjawab: Kami haus ya Tuhan, berilah kami minum. Lalu
ditunjukkan pada mereka: Kenapa kalian tidak datang ke sana? Mereka digiring ke
neraka Jahanam, seolah-olah neraka itu fatamorgana yang saling menghancurkan.
Mereka pun berguguran ke dalam neraka. Ketika yang tinggal hanya orang-orang
yang dahulu menyembah Allah Taala (yang baik dan yang jahat), maka Allah datang
kepada mereka dalam bentuk yang lebih rendah daripada bentuk yang mereka
ketahui. Dia berfirman: Apa yang kalian tunggu? Setiap umat mengikuti apa yang
dahulu disembah. Mereka mengucapkan: Ya Tuhan kami, di dunia kami memisahkan
diri dari orang-orang yang sebenarnya sangat kami butuhkan (untuk membantu
kehidupan di dunia) dan kami tidak mau berkawan dengan mereka (karena menyimpang
dari jalan yang digariskan oleh agama). Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian!
Mereka mengucap: Kami mohon perlindungan kepada Allah darimu. Kami tidak akan
menyekutukan Allah dengan apapun (ini diucapkan dua atau tiga kali), sampai
sebagian mereka hampir-hampir berubah (berbalik dari kebenaran, karena cobaan
berat yang berlaku saat itu). Allah berfirman: Apakah antara kalian dan Dia ada
tanda-tanda, sehingga dengan demikian kalian dapat mengenal-Nya? Mereka
menjawab: Ya, ada. Lalu disingkapkanlah keadaan yang mengerikan itu. Setiap
orang yang hendak bersujud kepada Allah dengan keinginan sendiri, pasti mendapat
izin Allah. Sedangkan orang yang akan bersujud karena takut atau pamer, tentu
Allah menjadikan punggungnya menyatu (sehingga tidak dapat sujud). Setiap kali
hendak sujud, ia terjungkal pada tengkuknya. Kemudian mereka mengangkat kepala
mereka, sementara itu Allah telah berganti rupa dalam bentuk yang mereka lihat
pertama kali. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka menyahut: Engkau
Tuhan kami. Kemudian suatu jembatan dibentangkan di atas neraka Jahanam dan
syafaat diperbolehkan. Mereka berkata: Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.
Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apakah jembatan itu? Rasulullah saw. bersabda:
Tempat berpijak yang licin (menggelincirkan). Padanya terdapat besi berkait dan
besi berduri. Di Najed ada tumbuhan berduri yang disebut Sakdan. Seperti itulah
besi-besi berkaitnya. Orang-orang mukmin melewati jembatan tersebut ada yang
secepat kejapan mata, ada yang seperti kilat, seperti angin, seperti burung,
seperti kuda atau unta yang kencang larinya. Mereka terbagi menjadi tiga
kelompok, golongan selamat sama sekali, golongan yang terkoyak-koyak tapi dapat
bebas dan golongan yang terjerumus ke dalam neraka Jahanam. Pada saat
orang-orang mukmin telah terbebas dari neraka, maka demi Zat yang menguasai
diriku, tidak ada orang yang sangat menaruh perhatian dalam meraih kebenaran,
melebihi orang-orang mukmin yang mencari kebenaran kepada Allah demi kepentingan
saudara-saudara mereka yang masih berada di neraka. Mereka berkata: Wahai Tuhan
kami, mereka dahulu berpuasa bersama kami, salat dan beribadah haji. Lalu
difirmankan kepada mereka: Keluarkanlah orang-orang yang kalian kenal. Maka
wajah mereka diharamkan atas neraka. Mereka mengeluarkan banyak orang dari
neraka. Ada yang sudah terbakar hingga separuh betisnya dan ada yang sudah
sampai ke lututnya. Orang-orang mukmin itu berkata: Ya Tuhan kami, di dalam
neraka tidak ada lagi seorang pun yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.
Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan
di hatinya ada kebaikan meski hanya seberat dinar. Keluarkanlah. Kemudian mereka
dapat mengeluarkan banyak orang. Lalu mereka berkata: Ya Tuhan kami! Kami tidak
tahu apakah di neraka masih ada orang yang Engkau perintahkan untuk dikeluarkan.
Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa yang kalian temukan
di hatinya ada kebaikan maski hanya seberat setengah dinar, keluarkanlah. Mereka
dapat mengeluarkan lagi banyak orang. Setelah itu mereka berkata: Ya Tuhan kami!
Kami tidak tahu, apakah di sana masih ada seseorang yang Engkau perintahkan
untuk dikeluarkan. Allah berfirman: Kembalilah (lihatlah kembali)! Barang siapa
yang kalian temukan di dalam hatinya terdapat kebaikan meski hanya seberat atom,
keluarkanlah. Lagi-lagi mereka dapat mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka
berkata: Ya Tuhan kami. Kami tidak tahu apakah di sana masih ada pemilik
kebaikan. Abu Said Al-Khudri berkata: Jika kalian tidak mempercayaiku mengenai
hadis ini, maka bacalah firman Allah: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya
seseorang walaupun sebesar atom. Dan jika ada kebaikan sebesar atom, niscaya
Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
Allah Taala berfirman: Para malaikat telah memohon syafaat, para nabi telah
memohon syafaat dan orang-orang mukmin juga telah memohon syafaat. Yang tinggal
hanyalah Zat yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang. Lalu Allah
mengambil dari neraka dan mengeluarkan dari sana sekelompok orang yang sama
sekali tidak pernah beramal baik. (Saat itu) mereka telah menjadi arang hitam.
Mereka dilempar ke sebuah sungai dekat mulut surga, yang disebut Sungai
Kehidupan. Kemudian mereka keluar seperti tumbuhan kecil keluar dari lumpur
banjir. Bukankah kalian sering melihat tumbuhan kecil di sela-sela batu atau
pohon, di mana bagian yang terkena sinar matahari akan berwarna sedikit kuning
dan hijau, sedangkan yang berada di keteduhan menjadi putih? Para sahabat
menyela: Seolah-olah baginda dahulu pernah menggembala di dusun. Rasulullah saw.
meneruskan: Lalu mereka keluar bagaikan mutiara. Di leher mereka ada kalung,
sehingga para ahli surga dapat mengenali mereka. Mereka adalah orang-orang yang
dibebaskan Allah, yang dimasukkan oleh Allah ke dalam surga, tanpa amal yang
mereka kerjakan dan tanpa kebaikan yang mereka lakukan. Kemudian Allah
berfirman: Masuklah kalian ke dalam surga. Apapun yang kalian lihat, itu adalah
untuk kalian. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kami pemberian
yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun di antara orang-orang di
seluruh alam. Allah berfirman: Di sisiku ada pemberian untuk kalian yang lebih
baik daripada pemberian ini. Mereka berkata: Ya Tuhan kami, apa lagi yang lebih
baik daripada pemberian ini? Allah berfirman: Rida-Ku, sehingga Aku tidak akan
murka kepada kalian sesudah itu, selamanya. (Shahih Muslim No.269)
66. Penghuni neraka yang terakhir keluar
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh, aku benar-benar tahu penghuni neraka yang
keluar terakhir dari sana dan penghuni surga yang terakhir masuk ke dalamnya,
yaitu seorang yang keluar dari neraka dengan merangkak. Lalu Allah berfirman:
Pergilah, masuklah ke dalam surga. Dia pun mendatangi surga, tapi terkhayal
padanya bahwa surga itu penuh. Maka ia kembali dan berkata: Ya Tuhanku, aku
temukan surga telah penuh. Allah berfirman: Pergilah, masuklah ke dalam surga.
Dia mendatangi surga, tapi terkhayal padanya bahwa surga itu penuh. Maka ia
kembali dan berkata: Ya Tuhanku, aku temukan surga itu penuh. Allah berfirman:
Pergilah, masuklah ke dalam surga, karena sesungguhnya menjadi milikmu semisal
dunia dan sepuluh kali kelipatannya atau, sesungguhnya bagimu sepuluh kali lipat
dunia. Orang itu berkata: Apakah Engkau mengejekku (atau menertawakanku),
sedangkan Engkau adalah Raja? Abdullah bin Masud berkata: Aku benar-benar
melihat Rasulullah saw. tertawa sampai kelihatan gigi geraham beliau. Dikatakan:
Itu adalah penghuni surga yang paling rendah kedudukannya. (Shahih Muslim
No.272)
67. Penghuni surga yang paling rendah kedudukannya di dalam
surga
-
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Abu Zubair bahwa
ia mendengar Jabir bin Abdullah ra. bertanya tentang kedatangan di akhirat.
Jabir berkata: Kita datang pada hari kiamat dari ini dan ini. Lihat (kedatangan
itu di atas manusia). Lalu dipanggillah umat manusia dengan berhala dan apa yang
dahulu disembahnya secara berurutan. Sesudah itu, Tuhan mendatangi kita seraya
berfirman: Siapa yang kalian tunggu? Mereka menjawab: Kami menunggu Tuhan kami.
Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka berkata: Sampai kami melihat-Mu.
Lalu tampak bagi mereka Tuhan tertawa. (Akhirnya) Dia membawa mereka dan mereka
mengikuti-Nya. Setiap orang di antara mereka, munafik atau mukmin diberi nur.
Mereka terus mengikuti-Nya. Di atas jembatan neraka Jahanam terdapat besi-besi
berkait dan berduri, yang merenggut barang siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian nur orang-orang munafik padam, sedangkan orang-orang mukmin tetap
bersinar. Selamatlah rombongan pertama, wajah mereka bagaikan bulan purnama.
Mereka berkisar 70.000 (tujuh puluh ribu) orang. Kemudian orang-orang
berikutnya, wajah mereka seperti terangnya bintang-bintang di langit. Demikian
seterusnya. Kemudian syafaat diizinkan. Mereka pun memintakan syafaat, hingga
keluar orang-orang yang mengucap: Laa ilaaha illallah dari neraka dan
orang-orang yang di hatinya terdapat kebaikan seberat gandum. Mereka ditempatkan
di halaman surga, sedangkan ahli surga memerciki mereka dengan air, sampai
mereka tumbuh bagaikan tumbuhnya sesuatu (tumbuhan) di dalam banjir. Hilanglah
hangus tubuh mereka. Kemudian ia (orang terakhir) meminta Allah memberikannya
dunia dan sepuluh kali lipatnya. (Shahih Muslim No.278)
68. Nabi saw. menyimpan doa syafaat untuk umatnya
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Setiap nabi memiliki doa yang selalu diucapkan. Aku ingin menyimpan
doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.293)
-
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah
bersabda: Setiap nabi mempunyai doa yang digunakan untuk kebaikan umatnya.
Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat.
(Shahih Muslim No.299)
69. Mengenai firman Allah Dan berilah peringatan berbentuk
ancaman kepada kaum kerabatmu yang terdekat
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Tatkala
diturunkan ayat ini: Dan peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat, maka
Rasulullah saw. memanggil orang-orang Quraisy. Setelah mereka berkumpul,
Rasulullah saw. berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda: Wahai Bani
Kaab bin Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Murrah bin
Kaab, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Abdi Syams,
selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani Abdi Manaf, selamatkanlah diri
kalian dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari neraka!
Wahai Bani Abdul Muthalib, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Fatimah,
selamatkanlah dirimu dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak sedikit pun
siksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan
kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh. (Shahih Muslim No.303)
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Ketika diturunkan
ayat ini: Dan berilah peringatan berbentuk ancaman kepada kaum kerabatmu yang
terdekat, yaitu kaum kerabatmu yang benar-benar ikhlas. Rasulullah saw. keluar
dan naik ke bukit Shafa, lalu berteriak: Hati-hatilah! Orang-orang saling
bertanya: Siapa yang berteriak? Di antara mereka berkata: Muhammad! Mereka pun
berkumpul mengerumuni beliau. Beliau bersabda: Wahai Bani fulan! Wahai Bani
fulan! Wahai Bani fulan! Wahai Bani Abdi Manaf! Wahai Bani Abdul Muthalib!
Mereka mengerumuni beliau. Lalu beliau bersabda: Apa pendapat kalian seandainya
aku beritahu kalian bahwa pasukan berkuda akan keluar di kaki gunung ini. Apakah
kalian mempercayaiku? Orang-orang menjawab: Kami telah buktikan engkau tidak
pernah berbohong. Rasulullah saw. bersabda: Aku peringatkan kalian akan siksa
yang sangat pedih. Mendengar itu Abu Lahab berkata: Celaka engkau! Hanya untuk
inikah engkau mengumpulkan kami? Kemudian ia pergi. Lalu turunlah surat ini,
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan ia benar-benar binasa. (Shahih Muslim
No.307)
70. Menjelaskan syafaat Nabi saw. kepada Abu Thalib dan
keringanan siksanya karena syafaat tersebut
-
Hadis riwayat Abbas bin Abdul Muthalib ra.:
Bahwa ia
berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau dapat memberikan suatu manfaat kepada
Abu Thalib. Karena, dahulu ia merawat dan pernah membelamu. Rasulullah saw.
bersabda: Ya, ia berada di neraka yang paling ringan. Seandainya tidak karena
(berkah) aku, tentu ia berada neraka paling bawah. (Shahih Muslim No.308)
-
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Rasulullah saw.
mendengar pamannya Abu Thalib dibicarakan dekat beliau, lalu beliau bersabda:
Mudah-mudahan syafaatku dapat memberinya manfaat pada hari kiamat, sehingga ia
ditempatkan di neraka paling ringan yang apinya membakar kedua mata kakinya
sampai mendidihkan otaknya. (Shahih Muslim No.310)
71. Tentang siksa penghuni neraka yang paling rendah
-
Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ahli neraka yang paling ringan siksanya pada
hari kiamat, adalah seseorang yang pada lekukan telapak kakinya diberi dua bara
yang menyebabkan otaknya mendidih. (Shahih Muslim No.313)
72. Persaudaraan sesama mukmin dan memutus hubungan dengan
selain mereka
-
Hadis riwayat Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah
mendengar Rasulullah saw. bersabda dalam forum terbuka, bukan rahasia: Ingatlah,
bahwa keluarga ayahku (yakni si fulan) bukanlah termasuk waliku. Sesungguhnya
waliku hanyalah Allah dan orang-orang mukmin yang saleh. (Shahih Muslim
No.316)
73. Dalil masuknya beberapa kelompok orang Islam yang masuk
surga tanpa hisab dan siksa
-
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda:
Tujuh puluh ribu orang dari umatku masuk surga tanpa hisab (tanpa perhitungan
amal). Seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah semoga Dia
berkenan menjadikanku bagian dari mereka. Rasulullah saw. berdoa: "Ya Allah,
perkenankanlah, Engkau menjadikannya termasuk di antara mereka". Kemudian yang
lain berdiri pula dan berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah, agar
Dia berkenan menjadikanku bagian dari mereka. Rasulullah saw. bersabda: Engkau
telah didahului Ukasyah. (Shahih Muslim No.317)
-
Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
Dari Abu Hazim dari Sahal
bin Saad bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tujuh puluh ribu orang atau tujuh ratus
ribu orang (Abu Hazim ragu mana yang benar antara keduanya) akan masuk surga
saling berpegangan, mereka masuk bersama-sama tidak ada yang lebih dahulu dan
tidak ada yang paling akhir, wajah mereka cerah seperti bulan purnama. (Shahih
Muslim No.322)
-
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Nabi saw., beliau
bersabda: Beberapa umat ditunjukkan kepadaku. Aku melihat seorang nabi bersama
sekelompok kecil (tidak lebih dari sepuluh orang), ada lagi nabi yang disertai
seorang atau dua orang dan ada pula nabi yang tidak disertai seorang pun.
Tiba-tiba ditunjukkan padaku kelompok besar. Aku menyangka mereka adalah umatku.
Tetapi lalu dijelaskan: Ini adalah Musa as. dan kaumnya. Lihatlah ke ufuk! Aku
memandang ke sana, ternyata ada kelompok besar. Dijelaskan lagi kepadaku:
Pandanglah ke ufuk yang lain. Ternyata ada juga kelompok besar. Dijelaskan
padaku: Ini adalah umatmu. Di antara mereka ada tujuh puluh ribu masuk surga
tanpa hisab dan siksa. Kemudian Rasulullah saw. bangkit dan masuk ke rumahnya.
Para sahabat membicarakan siapa yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa.
Sebagian berkata: Barangkali mereka adalah orang-orang yang selalu menyertai
Rasulullah saw. Sebagian berkata: Mungkin mereka adalah orang-orang yang
dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah. Mereka saling mengemukakan
pendapat masing-masing. Ketika Rasulullah saw. saw. keluar lagi, beliau
bertanya: Apa yang kalian bicarakan? Mereka memberitahu, lalu Rasulullah saw.
bersabda: Mereka adalah orang-orang yang tidak menggunakan jimat/mantera tidak
minta dibuatkan jimat, tidak meramalkan hal-hal buruk dan hanya kepada Tuhan
mereka bertawakal. Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata: Berdoalah kepada
Allah semoga Dia berkenan menjadikanku termasuk di antara mereka. Rasulullah
saw. bersabda: Engkau termasuk di antara mereka. Kemudian yang lain berdiri dan
berkata: Berdoalah kepada Allah, semoga Dia berkenan menjadikanku bagian dari
mereka. Rasulullah saw. bersabda: Engkau telah didahului Ukasyah. (Shahih Muslim
No.323)
74. Umat Islam merupakan setengah penghuni surga
-
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda kepada kami: Ridakah kalian menjadi seperempat
penghuni surga? Kami (para sahabat) bertakbir. Beliau bersabda lagi: Ridakah
kalian menjadi sepertiga penghuni surga? Kami pun bertakbir. Lalu beliau kembali
bersabda: Sungguh, aku berharap kalian dapat menjadi setengah penghuni surga.
Aku akan memberitahukan hal itu kepada kalian. Orang-orang Islam di tengah
orang-orang kafir seperti sehelai rambut putih pada sapi hitam, atau seperti
sehelai rambut hitam pada sapi putih. (Shahih Muslim No.324)
75. Sabda Rasulullah saw. bahwa Allah berfirman kepada Adam:
Keluarkanlah 999 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan) penghuni neraka dari
setiap kelipatan seribu
-
Hadis riwayat Abu Said ra., ia berkata:
Rasulullah saw.
bersabda: Allah Taala berfirman: Hai Adam. Beliau menjawab: Aku patuhi
panggilan-Mu dan kebaikan ada di tangan-Mu. Allah berfirman: Keluarkanlah
ba`tsan naar. Dia (Adam) bertanya: Apa itu ba`tsan naar? Allah berfirman: Setiap
kelipatan seribu, keluarkanlah sembilan ratus sembilan puluh orang. Perintah
Allah kepada (Adam as.) itu terjadi ketika anak-anak beruban. Dan kandungan
setiap wanita yang hamil gugur dan engkau lihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal mereka tidak mabuk, tetapi sesungguhnya siksa Allah sangat pedih.
Penuturan Rasulullah saw. tersebut membuat para sahabat merasa khawatir. Mereka
bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah lelaki itu (yang seorang di antara seribu)
di antara kami? Rasulullah saw. bersabda: Bergembiralah kalian. Karena, dari
Yakjuj dan Makjuj seribu, sedangkan dari kalian seorang. Kemudian beliau
melanjutkan: Demi Zat yang menguasai diriku. Sungguh, aku sangat mendambakan
kalian menjadi seperempat penghuni surga. Kami (para sahabat) memuji Allah dan
bertakbir. Lalu beliau bersabda lagi, Demi Zat yang menguasai diriku. Sungguh,
aku mendambakan kalian menjadi sepertiga penghuni surga. Kami memuji Allah dan
bertakbir. Kemudian kembali beliau bersabda: Demi Zat yang menguasai diriku.
Sungguh, aku mendambakan kalian menjadi separoh penghuni surga. Perumpamaan
kalian di tengah-tengah umat lain, adalah bagaikan sehelai rambut putih pada
kulit sapi hitam, atau seperti belang pada betis khimar. (Shahih Muslim
No.327)